TV & Movies
ESPN dan Netflix akan rilis “The Last Dance” pada 19 April
GwiGwi.com – Pada hari ini diumumkan bahwa “The Last Dance”, serial dokumenter terdiri atas 10 episode yang sangat ditunggu-tunggu, akan tayang perdana di ESPN di Amerika Serikat pada Minggu malam waktu setempat. Serial ini akan ditayangkan lima pekan sejak 19 April hingga 17 Mei dan akan tersedia di Netflix, bagi wilayah di luar AS.
Serial yang disutradarai Jason Hehir (“The Fab Five”, The ‘85 Bears”, “Andre the Giant”), mengisahkan salah satu ikon terbesar dan tim tersukses dalam sejarah olahraga, Michael Jordan dan Chicago Bulls di era 1990-an, serta menampilkan beberapa rekaman dari musim 1997-1998 yang belum pernah dilihat sebelumnya, dimana ketika itu, tim berupaya meraih gelar keenam NBA-nya dalam delapan tahun.
ESPN dalam pernyataannya mengatakan, “Di saat masyarakat tidak bisa mendapatkan hiburan dalam bentuk pertandingan olahraga yang disiarkan secara langsung, mereka tetap melihat ke dunia olahraga untuk dapat mengalihkan perhatian dari keadaan dan situasi saat ini sembari menikmati sebuah hiburan yang dapat dinikmati secara bersama. Kami mendengar seruan penggemar, yang meminta kami memajukan tanggal peluncuran serial ini, dan kami gembira dapat mengumumkan bahwa kami berhasil mempercepat jadwal produksi untuk memenuhi permintaan tersebut. Proyek ini merayakan salah satu pemain dan dinasti terhebat, yang pernah ada, dan kami berharap ini menjadi hiburan yang menyatukan dan dapat mengisi peran olahraga dalam hidup kita, serta mampu menceritakan kisah yang akan memikat semua orang, tidak hanya penggemar olahraga.”
Pada musim gugur 1997, Michael Jordan, pemilik Bulls Jerry Reinsdorf, pelatih kepala Phil Jackson sepakat mengizinkan awak film NBA Entertainment mengikuti tim itu sepanjang musim. Untuk itu, hasilnya akan menjadi potret menakjubkan tentang seorang pemain ikonik dan tim terkenal. Di “The Last Dance”, potret itu baru saja terungkap setelah lebih dari dua dasawarsa.
Serial ini akan mengajak penonton kembali ke musim 1997-1998 yang penuh gegap gempita dan gejolak. Serial ini juga melihat masa kecil Jordan, kondisi tim Chicago Bulls sebelum kedatangan Jordan dan bagaimana tim tersebut dibangun setelah Jordan di-draft pada 1984, hingga akhirnya Jordan mampu membawa tim Chicago Bulls ke gelar juara NBA pertamanya. Melalui serial ini, penonton dapat melihat melihat kembali lima kejuaraan pertama Chicago Bulls, tantangan baik di dalam maupun di luar lapangan, yang merupakan bagian dari pergeseran budaya secara global yang diciptakan oleh Michael Jordan dan Chicago Bulls.
Ini adalah skenario yang kelihatannya tidak mungkin, yang berfungsi sebagai latar memikat untuk kisah di balik perjalanan ke kejuaraan 1998, dengan profil mendalam tentang rekan setim utama Jordan, termasuk Scottie Pippen, Dennis Rodman dan Steve Kerr, pelatih kepala Phil Jackson, serta menampilkan berbagai wawancara terbaru dengan lawan dan tokoh-tokoh di dalam maupun luar olahraga basket. Secara keseluruhan, berbagai ketegangan dan konflik, yang mewarnai perjalanan ke kejuaraan terakhir itu akan dapat disaksikan dalam serial ini.
“Michael Jordan dan Bulls di era 1990-an bukan hanya bintang olahraga. Mereka adalah fenomena global,” kata sutradara Jason Hehir, “Proses membuat ‘The Last Dance’ adalah kesempatan luar biasa dalam menjelajahi dampak luar biasa dari seseorang dan suatu tim. Selama hampir tiga tahun, kami melakukan penelitian luas untuk mempersembahkan cerita tentang suatu dinasti, yang mewarnai masanya, dan untuk menampilkan pahlawan-pahlawan olahraga ini sebagai manusia. Saya berharap penonton menikmati serial kami sama seperti kami menikmati kesempatan untuk membuatnya.”
Ini adalah salah satu serial dokumenter paling menakjubkan yang pernah diproduksi, yang tidak ingin dilewatkan oleh penonton. Berikut jadwal tayang lengkap serial dokumenter ESPN ini di Netflix untuk wilayah di luar AS:
NETFLIX (di luar AS)
Senin, 20 April – 14:01 WIB – “The Last Dance” Episode 1 dan 2
Senin, 27 April – 14:01 WIB – “The Last Dance” Episode 3 dan 4
Senin, 4 Mei – 14:01 WIB – “The Last Dance” Episode 5 dan 6
Senin, 11 Mei – 14:01 WIB – “The Last Dance” Episode 7 dan 8
Senin, 18 Mei – 14:01 WIB – “The Last Dance” Episode 9 dan 10
TV & Movies
Review FIlm WEREWOLVES, All Bark No Bite
www.gwigwi.com – Wes (Frank Grillo) harus bertahan hidup dari serangan para manusia yang bermutasi menjadi werewolves akibat super moon, untuk kembali pada keluarganya.
Sedatar dan se in the face itulah WEREWOLVES. Bila berharap akan ada barang sedikit variasi atau kedalaman atau dimensi, saaangat minim ada.
Film berfokus pada aksi bertahan hidup ala serial gim RESIDENT EVIL, lengkap dengan set piece kota kacau berantakan ala Raccoon City. Memang ada beberapa ketagangan yang dimainkan tapi selain satu dua adegan mengejutkan, WEREWOLVES tak banyak, atau nihil, inovasi.
Para pemain, khususnya Katrina Law sebagai Dr. Chen, berperan dengan sepenuhnya. Justru Frank Grillo sendiri yang terlihat kurang maksimal. Barangkali karena karakternya sendiri yang datar maka si aktor yang tengah naik daun (bisa jadi makin nanjak setelah CREATURE COMMANDO nya DC rilis) ini memang tak diberi banyak hal untuk diaktingkan. Hanya beraksi saja kebanyakan.
Manusia serigalanya sendiri juga sayangnya kurang memiliki keunikan yang bisa menonjol dibanding werewolves di media lain. Memakai efek praktikal untuk aksinya, si manusia serigala justru sering terlihat kurang meyakinkan. Bukannya seram malah sebaliknya.
WEREWOLVES tampaknya butuh sentuhan spesial yang biasanya dimiliki sutradara seperti James Gunn atau Michael Bay. That little bit of touch to make em bite harder.
TV & Movies
Review Film MOANA 2, Sekuel Sekedar Mengambang
www.gwigwi.com – Sejalan dengan inisiatif baru Disney untuk berfokus pada franchise yang sudah ada, maka muncullah MOANA 2. Apakah bisa menciptakan ombak sebesar dulu atau malah yang tak perlu?
Moana (Auli’i Cravalho) bertambah dewasa dan tidak berhenti berlayar untuk menemukan suku lain di horizon. Akhirnya dia mengetahui sebuah entitas jahat bernama Nalo mengutuk pulau Motefatu yang dahulu pernah menyatukan berbagai manusia di lautan.
Maka berangkatlah Moana ke Motefatu disertai berbagai karakter baru untuk membantunya. Sementara Maui (Dwayne Johnson) sedang terjebak di suatu tempat…
Seperti halnya supporting karakter baru/teman-teman Moana yang tidak jelas perkembangan karakternya, MOANA 2 terkesan tak mempunyai alasan kuat untuk ada ataupun urgensi sangat mendesak bagi Moana harus bertualang.
Motivasi petualangannya tidak sekuat dulu yang mendobrak kutukan generasional. Maka jadinya beragam elemen lain pun terdampak; musik yang tidak terlalu catchy, banyak karakter baru kurang menarik, emosi cerita yang sekenanya dan rasanya lagu-lagu yang tak perlu yang seakan demi mengisi kuota saja karena ini animasi musikal.
Aneh rasanya saat nyanyian di film live action WICKED bisa lebih emosional dan WONKA bisa lebih memberi nuansa magis sedari pada animasi dengan segala triknya.
Meski demikian para penyumbang suara baik Auli’i, The Rock dan lainnya memberi 100% hasrat mereka dan memang mengena.
MOANA 2 mungkin pertanda yang kurang baik bagi Disney akan inisiatif barunya walau INSIDE OUT 2 sudah memulai lebih baik. Barangkali para pemangku rumah tikus bisa mendapat inspirasi dari James Gunn, Co-CEO DC STUDIOS, yang berkata baru akan green light proyek bila puas dengan naskahnya.
ELIO terlihat menarik sih. Semoga pesan persatuan MOANA 2 bisa mengena para pembuat kekacuan di Palestina dan Lebanon.
TV & Movies
Review Film We Live in Time, setiap menit yang penuh arti
www.gwigwi.com – Tobias (Andrew Garfield) seorang pegawai IT, sedang apes soal percintaan setelah ia diceraikan oleh istrinya yang memilih mengejar kariernya di Swedia dan mengabaikan mimpi mereka.
Saat momen akan menandatangani surat cerai, ternyata pulpennya macet membuatnya harus keluar kamar hotel dan membeli pulpen baru. Di perjalanan kembali ia justru malah ditabrak mobil yang dikemudikan oleh Almut (Florence Pugh) yang kemudian membawanya ke rumah sakit.
Seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta pun muncul diantara mereka berdua. Namun nasib lagi-lagi tak berpihak pada Tobias, usut punya usut Almut ogah punya anak dan berkeluarga seperti yang didambakan olehnya.
Tobias pun harus merelakan mimpinya demi hidup bersama cinta sejatinya, Almut pun mulai tersentuh dan berpikir untuk menjadi seorang ibu, namun hubungan asmara mereka kembali diuji di mana ia justru didiagnosa mengidap kanker ovarium stadium 3.
Film yang disutradarai oleh John Crowley mungkin sering kita lihat seperti film-film dengan genre yang sejenis. Namun penyajian dengan alur maju-mundurnya yang membuat film ini berbeda.
Dengan alur yang berjalan dengan acakadut but in a good way, sehingga menjadi sebuah sajian yang sangat menyentuh dan membuat para penonton juga ikut merasakan emosi yang berantakan.
Permainan emosi ini juga didukung oleh kemampuan cast yang mumpuni dari Andrew Garfield dan Florence Pugh.
Kepiawaian sang aktor yang menampilkan sosok Tobias dengan kekakuannya sebagai pegawai kantoran dan Almut yang diperankan Florence Pugh yang cukup energik, liar dan juga penuh hasrat untuk mengejar kariernya sebagai chef seolah menjadi dua kutub yang berlawanan namun disatukan dengan cinta.
Bagaimana tokoh Tobias yang jarang sekali menampilkan emosinya hampir di sepertiga film membuat penonton makin simpati padanya yang berkali-kali harus mengalah.
Apalagi momen di mana ia harus merelakan acara pernikahan yang diaturnya sedemikian rupa setelah Florence Pugh justru lebih memilih tampil di ajang bergengsi di dunia kuliner.
Adegan tersebut cukup “nyesss” buat gue sebuah kondisi dilema antara membahagiakan pasangan dan memuaskan ego menjadi pergumulan batin yang menarik untuk disaksikan.
Di menit akhir film justru Florence Pugh yang mencuri hati para penonton di mana ia melakukan perpisahan yang sangat berkesan untuk menutup kisah ini yang membuat kita mungkin akan nangis jelek.
Secara keseluruhan, film We Live in Time seolah menjadi refleksi untuk para pasangan, bagaimana terkadang kita lupa untuk bersyukur dan menatap terlalu jauh hingga lalai bahwa kita hidup di saat ini yang setiap menitnya sangat berarti.
-
TV & Movies4 weeks ago
Review Film Red One, aksi seru menyelamatkan Natal
-
News4 weeks ago
Unnamed Memory Act.2 Akan Tayang Secara Eksklusif di Platform Crunchyroll
-
News4 weeks ago
Yuru Camp Mendapatkan Adaptasi Season 4
-
Gaming4 weeks ago
Goddess of Victory: Nikke 2ND Anniversary Memberikan Bansos Serta Ruangan Terbaru
-
Berita Anime & Manga4 weeks ago
Light Novel Isshun de Chiryou shiteita noni Yakutatazu to Tsuihou sareta Tensai Chiyushi Yami Healer toshite Tanoshiku Ikiru Mendapatkan Adaptasi Anime
-
Berita Anime & Manga4 weeks ago
Manga Zatsu Tabi: That’s Journey Mendapatkan Adaptasi Anime
-
Berita Anime & Manga4 weeks ago
Manga Yamada-kun to Lv999 no Koi wo Suru Mendapatkan Adaptasi Live Action
-
Mobile Gaming4 weeks ago
Pihak Azur Lane Akan Melakukan Kolaborasi Dengan Pihak Asayoru Maid Cafe