Box Office
Review Film The Bikeriders, Ketika Austin Butler Nge-Dilan
www.gwigwi.com – Tahun 1960an, Kathy (Jodie Comer) diminta temannya untuk ke bar. Bar itu ramai dengan klub motor Vandals pimpinan Johnny (Tom Hardy). Di sana lah Kathy bertemu salah satu anggota Vandals yang kelak akan menjadi suaminya, Benny (Austin Butler).
Diadaptasi dari buku dokumentasi kehidupan biker pada rentang tahun 1965-1973 berjudul sama, THE BIKERIDERS memang kilasan kehidupan klub motor Vandals. Awal mulanya, rekrut anggota, konflik internal hubungan dengan gang lain dan turbulensi drama lainnya.
Maka penonton seolah diminta untuk menjadi pengamat lika-liku kehidupan mereka tanpa terikat plot film yang super dramatik.
Jodie Comer dengan aksen selatannya dan sikap cueknya membuatnya menonjol di antara maskulinnya anggota Vandals. She chews the scenes easily.
Mudah sekali membuat karakter bos seperti Johnny klise tapi Tom Hardy hanya dengan ekspresi minimal dan tatapannya, memberikan kedalaman nan dimensi yang berbobot. Apalagi saat Johnny sadar Vandals menghadapi zaman baru yang tak dikenalnya.
Bagaimana dengan Austin Butler? Cukup duduk atau jalan dengan tampang cool nya saja sudah bisa bikin penonton klepek. Sutradara Jeff Nichols sepertinya mempunyai misi membuat Austin Butler sekeren mungkin dan si aktor pemeran ELVIS (2023) itu sangat mampu membawakannya.
Akting para pemainnya inilah yang membuat THE BIKERIDERS begitu memikat, di saat plot “cinta segitiga” antara Benny-Kathy-Johnny ini sudah umum ditemui di kisah lain.
Itulah rasanya kekurangan filmnya; bila segalanya dibuat seotentik mungkin dan dramatisasi film kurang kental…kenapa penonton tidak nonton dokumenter tentang biker saja tak perlu filmnya?
THE BIKERIDERS seolah sedikit penggambaran kematian perlahan suatu zaman yang lebih terhormat digantikan masa yang lebih keras dan bagaimana para pelakunya beradaptasi dengan itu; tertinggal, turun dari motor atau terus tancap gas…
Box Office
Review Film HOUND OF WARS, Penculikan Presiden Yang Monoton
www.gwigwi.com – www.gwigwi.com – Dalam film ini, Ryder (Frank Grillo) menjadi satu-satunya pasukan khusus yang selamat dalam sebuah operasi yg gagal saat berusaha membunuh seorang warlord di Libya.
Akhir kata, Hounds of War ini memang hanyalah film aksi kelas B yang biasa aja, semoga kelak Frank Grillo dapat membintangi film aksi yang lebih baik daripada ini.
Box Office
Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak
www.gwigwi.com –
Box Office
Review Film Inside Out 2, Kembalinya Kualitas Disney Pixar?
www.gwigwi.com – Disney mengalami guncangan kencang belakangan ini. Film-film animasinya gagal baik dari kualitas mau pun penghasilan. Film-film Marvel tak membuahkan hasil semanis dulu setelah cerita besar Thanos beres. Sementara Star Wars mau dari wahana terbarunya yang karam (Star Wars Galactic Starcruiser), seri-serinya memang mengambang tapi tak mampu memuaskan fans nya secara total.
Maka datang INSIDE OUT 2. Sejak keputusan Disney untuk ke depannya berfokus pada sekuel film animasinya yang tergolong sukses, tentu ekspektasi jadi keruh. Takutnya Disney asal bikin, pinjam nama kesuksesan sebelumnya tapi nihil kualitas.
Apakah INSIDE OUT 2 demikian?
Riley (Kensington Tallman) kini sudah remaja. Meski demikian para emosi yang sentient nya; Joy (Amy Pohler), Sadness (Phyllis Smith), Fear (Tony Hale), Angry (Lewis Black), Disgust (Liza Lapira) tampaknya sudah bisa lebih memegang kendali dan mampu mengontrol badai emosi Riley.
Sampai masa pubertas datang. Turbulensi hebat pada batin Riley ini menampilkan para emosi baru; [Goth], Envy (Ayo Edebiri), Embarassment (Paul Walter Hauser), Anxiety (Maya Ray Thurman-Hawke). Apakah grup baru ini mampu bekerja sama dengan Joy dan kawan-kawan atau melahirkan perubahan yang mengharapkan kontrol dari semuanya?
Masa SMA Riley ini untungnya memiliki banyak konflik emosi yang enak ditambang INSIDE OUT 2 untuk melahirkan plot yang menarik dan mengena secara emosi.
Benturan antara emosi ini sarat makna dan juga tawa walau penyampaiannya barangkali terlalu cepat untuk anak-anak dan sepertinya lebih mengena untuk remaja yang bisa jadi sangat relate dengan konflik kehidupan Riley.
Untuk orang dewasa, INSIDE OUT 2 memiliki kompleksitas dan kedalaman makna pada banyak adegannya yang enak untuk dibedah dan ditelaah maksudnya.
Anxiety berencana segala macam untuk menghadapi segala situasu tapi tindakannya berakar pada rasa takut yang berlebihan dan diam-diam selalu berharap untuk yang terburuk. Di sinilah peran Joy untuk berkata pada semua emosinya, kalau segala macam emosi itu tak apa dan ikhlas dengan konsekuensi dari usaha, itu lebih baik dari ketakutan. Pada akhirnya emosi seperti apa pun itu baik asal dalam kadar yang sehat.
Pesannya ini baik tapi sepertinya kurang lebih sama dengan film pertamanya, INSIDE OUT (2015), meskipun memiliki beragam hal baru. Jadi ingin melihat Riley di jenjang umur lain dan bagaimana emosinya akan bermain lebih kompleks.
INSIDE OUT 2 terlihat peduli dengan seluk beluk konflik batin anak-anak dan ingin kita juga merasa begitu. Semoga Disney juga peduli pada anak-anak Palestina….
-
TV & Movies4 weeks ago
Review Film Red One, aksi seru menyelamatkan Natal
-
Esports4 weeks ago
Format Pertandingan M6 Mobile Legends Yang Akan Digelar Kuala Lumpur Malaysia Nanti
-
News3 weeks ago
Unnamed Memory Act.2 Akan Tayang Secara Eksklusif di Platform Crunchyroll
-
News3 weeks ago
Yuru Camp Mendapatkan Adaptasi Season 4
-
Esports4 weeks ago
Faker Menjadi Peraih Trofi League Of Legends World Championship Paling Banyak Pada Saat Ini
-
Gaming3 weeks ago
Goddess of Victory: Nikke 2ND Anniversary Memberikan Bansos Serta Ruangan Terbaru
-
Berita Anime & Manga3 weeks ago
Light Novel Isshun de Chiryou shiteita noni Yakutatazu to Tsuihou sareta Tensai Chiyushi Yami Healer toshite Tanoshiku Ikiru Mendapatkan Adaptasi Anime
-
Berita Anime & Manga3 weeks ago
Manga Zatsu Tabi: That’s Journey Mendapatkan Adaptasi Anime