Connect with us
Maaf Anda Melihat Iklan
Auto Draft

TV & Movies

Review : Dracula Untold (2014)

Published

on

Ketemu lagi, sudah lama rasanya tidak nonton bioskop. Kemarin malam gwimin baru saja nonton film terbaru yang disutradarai oleh Gary Shore, Dracula Untold. Film ini sendiri kalau gwimin liat kesluruhan berasa kayak Maleficent, sebuah film dengan cerita anti-dongeng, ya karena draculanya disini baik bukan dracula jahat. Jika kamu berharap film ini akan sepeti film horror, dimana manusia akan melawan dracula, justru tidak begitu karena malah cerita sebaliknya. Film ini berlatar kerajaan di Eropa dengan tema kerajaan yang masih kental dengan peperangan.

Diawal dinarasikan siapa itu Vlad “Dracula” Tepes (Luke Evans),  dia adalah anak dari seorang mantan tentara Transylvania yang diculik oleh orang-orang Turki, yang kemudian diajar untuk bertempur dan akhirnya menjadi seorang mesin pembunuh. Vlad hidup bahagia bersama istri dan anaknya di Istana Dracula. Pada suatu hari, diaman kerajaan sedang merayakan paskah, datang orang-orang Turki yang ingin meminta pasukan dari warga kerajaan dracula. Sultan Mehmet(Dominic Cooper) juga menginginkan Ingeras (Art Parkinson) untuk dilatih menjadi prajurit, sama seperti ayahnya. Sang istri Mirena (Sarah Gadon), terus-terusan menangisi hal ini. Tentu saja Vlad juga tidak mau membiarkan anaknya dibawa pergi. Vlad melawan dengan membunuh beberapa pasukan Turki yang mau membawa anaknya. Hal ini tentu saja memulai peperangan.

http://i1153.photobucket.com/albums/p504/gwigwicom/dracula-untold-luke-evans-600x254_zps0cb65257.jpg

http://i1153.photobucket.com/albums/p504/gwigwicom/GwiGwi%20Post/dracula-untold-dominic-cooper-636-380_zpsc2b9211b.jpg

Vlad yang sadar tidak punya kekuatan dan pasukan melawan ribuan pasukan Mehmet, pergi ke sebuah gua dimana didalam terdapat sang raja iblis (Charles Dance). Vlad ‘menjual' dirinya untuk dapat menjadi kuat dan tak terkalahkan. Jujur si Charles Dance, pemeran Tywin Lannister di Game Of Throne, saya kira Voldemort yang pake hidung. Tentu saja ada syaratnya, Vlad jika bisa menahan haus darahnya selama tiga hari dia akan kembali menjadi manusia, tetapi jika tidak, dia akan menjadi dracula seutuhnya.

http://i1153.photobucket.com/albums/p504/gwigwicom/dracula-untold-sarah-gadon-600x399_zpsad740b35.jpg

http://i1153.photobucket.com/albums/p504/gwigwicom/dracula-untold-luke-evans-1-600x254_zps94b64595.jpg

Vlad kembali ke kerajaannya yang mana sudah diserang pasukan Turki. Yup sesuai dugaan, Vlad menghajar habis semua pasukan Mehmet yang katanya kurang lebih 1000 orang. Mendengar hal itu tentu saja Mehmet marah besar dan mengirim pasukan lebih banyak lagi. Kali semua rakyat Vlad kabur ke sebuah biara diatas gunung. Ditempat ini lah terjadi peperangan besar, Vlad dengan kekuatan drakula bisa berubah wujud menjadi puluhan kelewar untuk dapat bergerak lebih cepat. Vlad yang tidak punya waktu banyak, langsung menyerang 100.o00 pasukan Mehmet dengan mengerahkan ribuan kelelawar yang dikontrol dengan kekuatannya. Namun sayang, justru disaat Vlad lagi sibuk menyerang, ternyata Mehmet mengelabui dengan menyelinap masuk ke biara itu. Mehmet dan pasukannya menyerang istri dan anaknya. Anaknya dibawa kabur sedangkan istrinya didorong masuk ke jurang. Vlad mencoba mengejar tidak mampu menolong istrinya. Skip adegan ini.

 

Vlad yang penuh ambisi untuk balas dendam menyerang balik Mehmet langsung ke markasnya. Saya pengen mengomentari adegan adu pedang di tenda Mehmet. Mehmet sudah mempersiapkan banyak hal untuk bertarung karena dia sudah menyiapkan pedang silver dan mngatur tendanya yang dipenuhi koin perak. Yang saya bingung kenapa si Vlad tidak berubah menjadi kelelawar dan langsung menghabisi Mehmet, malah harus bersakit-sakit dahulu, sebelumnya akhirnya dia berubah menjadi kelewar juga. Bagaimana nasib Mehmet, Ingeras dan Mirena? Nonton saja langsung dibiokop kesayangan anda.

Advertisement

TV & Movies

Review Anime Movie Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai: Lebih Fokus ke Drama Keluarga dan Penyembuhan Mental Kaede

Published

on

Review Anime Movie Seishun Buta Yarou Wa Odekake Sister No Yume Wo Minai: Lebih Fokus Ke Drama Keluarga Dan Penyembuhan Mental Kaede

www.gwigwi.com – Gwigwi.com – Review anime movie Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai yang dimana pada episode ini, merupakan episode OVA yang bakal lanjut ke bagian Sakurajima Mai. 

Yang berjudul Seishun Buta Yarou wa Randoseru Girl no Yume wo Minai, yang berada di timeline cerita di bulan Januari sampai bulan April tersebut. 

Terlebih juga karakter perkembangan Azusagawa Kaede dari, karakter manja seperti karakter yang lebih mandiri walaupun masih ada manja ke karakter Azusagawa Sakuta.

Anime Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai baru akan tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 13 Oktober nanti, yang dimana tanggal 30 September 2023 ini merupakan Fans Screening dari anime tersebut. 

Animasi di dalam anime movie ini tidak dapat diragukan kembali, karena pihak Clover Works sangat sukses untuk memberikan animasi dan visual efek sesuai dengan adegan di anime. 

Terlebih pada anime movie ini akan berfokus kepada instrumental yang sangat menyentuh, maka jika ada beberapa bagian yang kurang sangat musik. Karena hal tersebut sangat bisa wajar, karena pihak Clover Works memperhatikan instrumental pada beberapa bagiannya tersebut. 

Untuk anime Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai yang berdurasi sebanyak 75 menit ini termasuk, sangat panjang karena hanya memperlihatkan perkembangan karakter Kaede yang ingin masuk ke sekolah SMA seperti Kakaknya tersebut.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Published

on

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

www.gwigwi.com – PETUALANGAN SHERINA (2000). Saya dulu sudah nonton film anak-anak legend ini berulang, no, tak terhitung ulang. VCDnya walau sudah debuan masih nangkring di meja belajar saya waktu SD. Lagunya seperti “Jagoan,” “Melihat Lebih Dekat” masih suka saya senandungkan sendiri. Saat press screening, ternyata hal demikian juga dirasakan banyak orang lain. Sebegitu besarnya cinta orang pada debut layar lebar Sherina Munaf itu.

Nah 23 tahun kemudian, apakah sekuelnya bisa mendapat tempat yang sama atau melebihi?

Sherina (Sherina Munaf) kini sudah dewasa, punya karir cemerlang dan tinggal di apartemen daerah Epicentrum. Dia ingin dinas ke Swiss namun nasib kembali berkata lain padanya.

Dia malah dikirim ke hutan borneo Kalimantan untuk mendokumentasikan nasib Orang Utan bersama kameramen Aryo (Ardit Erwandha). Siapa sangka, yang dia temui di sana adalah orang yang pernah lama berbagi rasa dari kecil hingga remaja walau terasa tidak lama; Saddam “Yayang” Ardiwilaga (Derby Romero).

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Sementara itu Ratih (Isyana Sarasvati) merengek pada suaminya yang kuaya raya, Syailendra (Chandra Sakti) untuk diberikan binatang langka buat modal gengsi sama teman-temannya. Buat mereka apapun caranya, reputasi dan eksistensi tak bisa ditoleransi!

Bagai tarian dan nyanyian Sherina yang penuh energi dan bernuansa menyenangkan di awal rasanya tak hanya yang menular pada orang di sekitar dia tapi juga pada penonton. Hal inilah yang konstan sukses dipertahankan dan menjadi modal utama kenikmatan nontonnya meskipun belum pernah menonton film pertamanya.

Benturan Sherina yang panasan dan Saddam yang sekarang lebih tenang; Celetukan lucu Aryo; Suami istri Syailendra yang juahat tapi di sisi lain lucu. Berkat kualitas akting para pemain dan directing sutradara Riri Riza yang berkelas, momen menyenangkan tak pernah gagal menghibur.

Musik gubahan langsung Sherina yang rasanya bisa bersanding dengan lagu-lagu legend di film pertamanya asik didengar dan sesuai dan bahkan memperkaya naratifnya.

Salah satu contohnya “Nostalgia Bersama” yang dinyanyikan Sherina bersama Saddam. Bercerita soal hubungan mereka dan bedanya dengan sekarang juga merefrensi lagu “Jagoan” saat mereka masih bermusuhan. Dilakukan dengan asik, musik catchy dan tetap memiliki drama. Berhasil melakukannya hanya dalam satu lagu, sungguh sebuah pencapaian luar biasa dan menunjukkan kedalaman Sherina akan hasratnya dalam bermusik.

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Produser Mira Lesmana mengaku senang merefrensi film pertama sampai rasanya harus mengerem diri agar tak berlebihan. Refrensi yang bertebaran banyak berada di momen yang tepat dan memang menambah hiburan adegan.

Nostalgia itu bisa ditemukan juga pada ceritanya; Kalau dulu Sherina ngambek saat harus pindah rumah, sekarang soal kerjaan; Dulu di Hutan Sukabumi, sekarang Hutan Borneo. Jadi meski konteksnya lain, story beat nya masih memiliki kesamaan dengan yang dulu. Meskipun piawai membawakannya, ingin rasanya melihat Sherina sungguh bertualang ke naratif yang benar-benar baru.

Jadi bukan hanya hidangan serabi dan kue donat kampung yang meski lezat dan mampu membuat mengenang masa lalu, tapi lebih banyak menghidangkan dan menikmati kue yang baru.

Mira Lesmana mengaku dihubungi banyak produser film-film Indonesia yang berharap PETUALANGAN SHERINA 2 sukses agar semakin menambah warna perfilman bangsa. Semoga demikian.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Expendables 4, Iko Deserves Better

Published

on

Review Film Expendables 4, Iko Deserves Better

www.gwigwi.com – Suarto Rahmat (Iko Uwais) mengincar detonator nuklir. Maka turunlaaah tim Expendables yang dipimpin Barney (Sylvester Stallone) bersama temannya Lee Christmas (Jason Statham) dan…yang lain; Gunner (Dolph Lundgren), Road (Randy Couture), Easy (Curtis ’50 Cent’ Jackson) dan Galan (Jacob Scipio).

Setelah misi berakhir naas, tim dipimpin oleh Gina (Megan Fox) ditambah anggota Lash (Levy Tran), sementara Lee yang dibebastugaskan berencana beraksi sendiri untuk menghajar Suarto Rahmat. Statham vs Uwais!

EXPENDABLES 4 secara cerita sebenarnya mempunyai inovasi dan twist dibandingkan dengan 3 film sebelumnya. Namun dialog, akting dan pengadeganan dari yang standar sampai kurang, tidak melayani inovasi itu.

Boleh saja franchisenya berdaya tarik taburan bintang. Hanya saja pada akhirnya tergantung pada karakternya, dialog dan aksinya. EXPANDABLES sering kali gagal di sini. Karakter yang kurang berkesan, komedi nyeleneh yang aneh dan untuk karakter pendukung, perannya sedikit sekali untuk cerita. Rasanya seperti versi kelas B (atau C?) THE SUICIDE SQUAD (2021) nya James Gunn.

Presentasi koreografi yang sudah oke kadang terganggu dengan kualitas CG yang kurang, kalau tidak mau dibilang memalukan, untuk mendukung para aktor bintang ini.

Bila ingin melanjutkan franchise ini kembali ke budget kecil mungkin jangan membuat cerita yang mengharuskan banyak adegan berbalut CG.

Gelut Statham vs Iko dieksekusi cukup seru walau untuk fans kedua aktor tersebut, rasanya pernah melihat mereka beraksi lebih gila lagi di film lain. Kurang berasa duo ikon film aksi total saling menghantam seperti Jackie Chan vs Jet Li di THE FORBIDDEN Kingdom (2008).

Duel Statham vs Iko seolah dipersingkat lantaran ada kejutan di cerita setelahnya. Sayangnya karena directing yang kurang membuat cerita sulit dipedulikan, surprise itu berakhir biasa saja. Jadi berharap Statham vs Iko digarap super total sebagai adegan pamungkasnya.

EXPENDABLES 4 adalah (atau EXPEND4BLES? entah) franchise yang seakan dipaksa terus hidup dan mungkin baiknya dibiarkan beristirahat selamanya. Uda Iko Uwais layak mendapat panggung lebih baik di Hollywood dan 50 Cent ambil kelas akting dulu…?

Continue Reading

Trakteer

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending