Connect with us

TV & Movies

Review Lupin The Third (2014), Diluar Ekspektasi untuk sebuah film Live Action

Published

on

Lupin The Third akhirnya tayang di Indonesia. Walaupun bisa dibilang sudah telat, sepertinya film ini masih ada yang menanti-nanti aksi Shun Oguri. Pada saat gwimin nonton penonton bisa dikatakan tidak sedikit, tetapi tidak banyak juga, bisa jadi mereka penggemar Shun Oguri, Jerry Yan atau Kim Jun. Jika dilihat cast yang membintangi film live-action yang diadaptasi dari manga karya Monkey Punch ini lumayan keren dan bertabur bintang, sayangnya tidak diimbangin dengan kualitas film yang bagus.

Lupin (Shun Oguri),Daisuke Jigen (Tetsuji Tamayama), Ishikawa Goemon (Gou Ayano) dan Fujiko Mine (Meisa Kuroki) ingin membalas dendam atas kematian Dawson (Nike Tate) akibat Michael Lee (Jerry Yan) yang mengkhianati mereka dan mengambil Crimson of Cleopatra. Kemudian Lupin dkk mencari mereka selama setahun. Intinya tidak lebih dari pengkhianatan, balas dendam, dan balik dikhianati. Ya kira-kira ending film ini sudah bisa ditebak.

Film ini diambil dibeberapa negara seperti,  Thailand, Singapura, Taiwan dan Jepang sendiri. Disetiap negara, merekapun mengunakan bahasa asli sana. Namun untuk beberapa kali mereka menggunakan bahasa Inggris agar dimengerti semua orang. Namun ada beberapa scene dimana percakapan bahasa inggris mereka tidak pas dengan dubbing mereka, sungguh disayangkan memang. Gwimin salut dengan Inspector Koichi Zenigata (Tadanobu Asano), mungkin dia satu-satunya pemain (non-english) dengan bahasa inggris yang asli dan fasih. Ya, mungkin pengalaman main film holywood.

Soal sinematografi, nah ini yang bisa dibilang parah, masih menggunakan gaya lama. Setiap perkelahian pasti kameranya cepat berganti scene dan jujur itu membuat bingung. Ya walaupun ada usaha dengan mengganti sudut pandang orang pertama, tetapi itu tidak membantu. Ditambah lagi detail yang kurang, contoh adegan kejar-kejaran mobil, mobil sudah saling bertabrakan tetapi tidak ada tanda bekas lecet sedikitpun. Apa susahnya bikin detail, mungkin budgetnya habis buat cast kali.

Selama film kamu akan ditemani dengan background musik ala film detektif jadul dengan musik ska, kirain awalnya musik dari Tokyo Ska Paradise ternyata mirip doank, judulnya Trick Attack. Terkadang banyak scene yang rasanya tidak cocok jika dikasih musik tersebut, jadi nilai kurang juga.

Overall film ini lumayan menghibur untuk pecinta Lupin III. Sayangnya cast yang bagus tidak diimbangi film yang oke. Mungkin jika film karya Ryuhei Kitamura digarap dengan konsep yang lebih baik dengan sinematografi lebih kekinian dengan cast yang ada film ini akan jauh lebih baik.

Advertisement

TV & Movies

Pamali: Tumbal, Siap Meneror Layar Lebar Agustus 2025

Published

on

By

Pamali: Tumbal, Siap Meneror Layar Lebar Agustus 2025

www.gwigwi.com – Perfilman horor tanah air kembali memanas dengan hadirnya film terbaru dari semesta  Pamali. Setelah sukses lewat “Pamali” (2022) dan “Pamali: Dusun Pocong” (2023), LYTO Pictures menghadirkan babak lanjutan berjudul “Pamali: Tumbal” yang dijadwalkan tayang di bioskop mulai 7 Agustus 2025.

Disutradarai oleh Bobby Prasetyo dan ditulis oleh Evelyn Afnilia, film ini menawarkan pengalaman penuh teror, misteri, serta sarat pesan kearifan lokal. Pamali: Tumbalmengangkat tema mengenai uang tumbal, kepercayaan masyarakat yang erat dengan mitos serta pantangan adat.

Ceritanya mengikuti sosok Putri (Keisya Levronka), yang kehilangan ibunya secara misterius setelah mengambil uang tumbal karena terhimpit masalah ekonomi.

Bersama dua sahabatnya, Kiki (Ummi Quary) dan Cecep (Fajar Nugra), Putri berusaha mencari kebenaran, menelusuri lokasi-lokasi seram seperti hutan angker, pabrik terbengkalai, dan rumah misterius.

Pamali: Tumbal, Siap Meneror Layar Lebar Agustus 2025

Pamali: Tumbal, Siap Meneror Layar Lebar Agustus 2025

Di perjalanan, mereka diteror makhluk gaib mulai dari tuyul hingga kuntilanak hitam. Rentetan gangguan membuat mereka sadar bahwa mungkin ada pamali yang telah mereka langgar.

Film ini juga diperkuat para pemeran lain, seperti Djenar Maesa Ayu sebagai Ambar, Verdi Solaiman sebagai Sukiman, Dominique Sanda sebagai Sumarni, Krishna Keitaro sebagai Aji, Aldean Tegar Gemilang (DeanKT) sebagai Nurdin, dan Ben Bening sebagai Tembong.

Dengan nuansa mencekam yang terinspirasi kepercayaan adat, Pamali: Tumbal tidak hanya menyajikan horor, tetapi juga menjadi pengingat tentang pentingnya mematuhi larangan leluhur.

Film yang cukup menarik ya untuk disaksikan gwiples, pastinya patut dinantikan film Pamali: Tumbal 7 Agustus 2025 di bioskop.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Superman, Superman Baru Untuk Semesta Baru

Published

on

Review Superman Review

www.gwigwi.com – Ketenangan dataran salju di kutub dipecahkan Superman/Clark Kent (David Corenswet) yang jatuh menghantam permukaan salju.

Superman kalah. Satu-satunya yang bisa menolongnya adalah si anjing super, Krypto. Setelah si asu menggila ala anjing edan, Supes memintanya untuk mengantarnya pulang. Ditariklah si superhero paling terkenal di dunia itu menuju rumahnya, benteng kristal, Fortress of Solitude.

Di sana ia dirawat oleh grup robot yang dipimpin oleh 4 (Alan Tudyk) yang menyembuhkannya dengan sinar matahari intens. Sembari mendengarkan pesan terakhir orang tua aslinya dari planet Krypton yang sudah hancur. Tak lama, Superman langsung terbang kembali ke Metropolis untuk menghajar lawannya.

Review Film Superman

Review Film Superman

Tak ada origin story, langsung SUPERMAN (2025) menyuguhkan beragam elemen yang begitu komik. Seakan tak malu dengan aspek tak tersentuh Superman ini malah mengedepankannya dengan pede.

Alur cepat berjubel dengan aksi dan dialog penuh energi, benar-benar sesuai dengan judul komik aslinya, yakni ACTION COMICS.

Buruknya, penceritaan yang terkadang cepat baik dalam alur dan penjelasan ini, barangkali terlewati oleh audiens, yang masih berusaha mencerna pelan-pelan semesta baru DC ini.

Review Film Superman

Review Film Superman

Maka tak heran bila ada yang merasa film seperti lewat saja, tanpa emosi dan hambatan. Menginginkan elaborasi lebih jauh supaya emosinya lebih kena.

Barangkali yang agak terdampak adalah hubungan Lois Lane (Rachel Brosnahan) dan Clark. Gonjang ganjing dan resolusi dua insan berbeda itu mungkin kurang tersampaikan di antara plot menggelegar film.

Walau buat penulis, saat Lois menyadari Superman, meski alien, memiliki masa lalu orang biasa di Smallville dengan orang tua asuh; Jon Kent (Pruitt Taylor Vince) dan Martha Kent (Neva Howell) dua pasangan petani biasa di kampung yang mengasihinya. Di sanalah akhirnya dia menyadari Clark adalah Clark yang manusia, bukan makhluk asing yang sulit dia pahami.

Review Film Superman

Review Film Superman

Dan btw, Lois baru ini adalah energi baru yang tak kalah screen presence nya dengan si protagonis.

David Corenswet sebagai Superman penuh semangat hidup. Begitu aktif, kalah berantem, naif, tersinggung saat idealismenya ditantang orang terdekat, bahkan sampai berteriak lantang untuk menyatakan isi hatinya.

Dia mengakui ketidak sempurnaannya. Menonjolkan “Man” dari Superman secara utuh.

Begitu jauh dengan versi sebelumnya yang semoga akhirnya bisa ditinggalkan selamanya.

Review Film Superman

Review Film Superman

Lex Luthor (Nicholas Hoult) si wong kaya warbyasah segalanya dari finansial sampai kecerdasannya, terganggu amat sangat dengan Superman. Barangkali kebenciannya melebihi semua versi jahat Lex yang pernah ada.

Egonya menghalalkan segala cara; dari sosial media, menghukum kejam orang yang baik pada si alien dan menghajar lawan secara fisik dengan militer.

Semua untuk melumatkan Superman yang hanya ingin menolong orang.

Review Film Superman

Review Film Superman

Asik melihat Superman dan Lex berargumen dan bertikai dengan lantang yang begitu termasak baik. Sampai saat baku hantam terjadi, rasanya memuaskan.

Untuk kisah karakter yang terkenal sebagai boy scout dan rada lugu, cukup banyak bahasa di film yang explisit. Juga ada adegan berhasrat yang…hmmm, bukannya ini kesempatan Superman untuk hadir lebih semua umur?

SUPERMAN barangkali bukan karya terkuat dari James Gunn yang track record karya superheronya selalu mentereng. Menariknya, meskipun begitu, rasanya sudah cukup untuk akhirnya melupakan versi yang lama. Menatap hal baru di depan, yang lebih berkilau bercahaya.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Bad Genius, Ujian yang Diakalin

Published

on

By

Review Film Bad Genius, Ujian Yang Diakalin

www.gwigwi.com – Kalian ingat dengan film Thailand berjudul Bad Genius? Film yang dirilis tahun 2017 lalu kali ini di remake versi Hollywood nya.

Mengisahkan Lynn (Callina Liang) siswi jenius yang berhasil masuk ke salah satu sekolah elite.

Namun, godaan uang dan tekanan untuk mewujudkan mimpi yang lebih besar mendorongnya ke jalur berbahaya: memanfaatkan kepintarannya untuk mengakali pengawasan guru demi memberi contekan ke sejumlah murid kaya.

Review Film Bad Genius, Ujian Yang Diakalin

Review Film Bad Genius, Ujian Yang Diakalin

Karena udah tau enak dan gampang untuk mendapatkan sejumlah uang dan barang. Ia pun terjerembab ke dalam palung yang semakin dalam dan melibatkan banyak siswa.

Manusia emang gak ada puasnya, sampai pada akhirnya Lynn dan kawan-kawan nya mencoba mencurangi ujian yang paling ketat yaitu SAT sebuah tes standar yang digunakan untuk mengukur kemampuan akademik siswa sekolah menengah atas, terutama sebagai syarat masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat.

Well, tidak ada yang baru dari film remake ini, hanya saja diubah set nya menjadi Amerika Serikat dan bener kata mendiang Kasino Warkop DKI “orang kaya emang lagu-nya suka tengil. Kayak duit orang tuanya halal aja”.

Ketika melihat film ini gue melihat itu dan mungkin kita akan merasa relate dengan quote tersebut ditambah dengan set bule yang berhasil klop dengan kejadian nyata mungkin.

Review Film Bad Genius, Ujian Yang Diakalin

Review Film Bad Genius, Ujian Yang Diakalin

Di film ini terdapat momen-momen intens bahkan ketika mereka masih bermain di level ujian akhir semester. Sampai sajian utamanya yaitu misi distribusi contekan untuk SAT.

Persiapannya, tekanannya, hingga eksekusinya, semuanya disajikan ala film genre heist. Gue sampai dari nyender lalu agak maju sedikit dari bangku bioskop di beberapa adegannya.

Filmnya memang berdurasi 96 menit, namun dengan waktu yang relatif singkat digunakan secara efektif. Film ini berhasil meramu semua sebagaimana film heist namun bukan mencuri sebuah senjata, berlian, atau apapun yang prestisius. Namun sebuah contekan untuk ujian SAT.

Review Film Bad Genius, Ujian Yang Diakalin

Review Film Bad Genius, Ujian Yang Diakalin

Akhir kata, Bad Genius versi Hollywood ini menjadi sebuah tontonan yang seru ditengah gempuran summer blockbuster bulan July ini. Jika kalian ingin menikmati sajian yang seru namun relate dengan kehidupan nyata, gue rasa Bad Genius-lah pilihan tontonan tersebut.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending