Connect with us
Maaf Anda Melihat Iklan
Auto Draft

TV & Movies

Review : K Missing Kings (2014)

Published

on

Untuk pertama kalinya salah satu film berbasis animasi Jepang diputar di bioskop Indonesia. Jujur kami cukup terkejut melihat bahwa K Missing Kings bisa tampil di layar lebar Indonesia, oleh karena itu tampa berpikir panjang kami langsung menentukan jadwal untuk menonton film tersebut.

[youtube id=”KPVuhx24wSU” width=”600″ height=”340″ position=”left”]

Satu tahun setelah tragedy di Ashinaka High School yang menyebabkan Adolf K Weissman (Silver King) menghilang serta tewasnya Mikoto Suoh (Red King), para pengikut raja perak Kuroh Yatogami dan Neko masih mencari keberadaan tuanya. Tetapi munculnya kasus baru, yaitu di serangnya markas Kokujōji Daikaku (Gold King) oleh pasukan JUNGLE yang dipimpin oleh Nagare Hisui (Green King). Tetapi saat itu Kokujoji tidak ada di markas tersebut. Pasukan JUNGLE menyerang tidak di bawah pimpinan Nagare langsung melainkan tangan kanan Nagare yaitu Yukari Mishakuji yang merupakan kakak dari Kuroh Yahtogami. Pada saat penyerangan ke markas Kokujoji ternyata ada misi lain yang diberikan oleh pasukan JUNGLE yaitu menangkap Anna Kushina yang merupakan salah satu anggota HOMRA.  Serangan tersebut direspon langsung oleh pasukan SCEPTER 4 yang dipimpin langsung oleh Reisi Munakata (Blue King), tetapi Munakata hanya menyuruh pasukanya untuk dalam posisi stand by.

Di tengah pencarian tuanya Kuro dan Neko bertemu dengan Rikio Kamamoto dan Anna yang sedang dikejar oleh seorang ninja yang merupakan salah satu pasukan JUNGLE yaitu Douhan Hirasaka  tetapi tanpa berpikir panjang Kuro dan Neko langsung menolong mereka berdua, dan Douhan terpaksa untuk mundur. Rikio menjelaskan bahwa pasukan JUNGLE mengincar Anna karena mereka ingin menggunakan kekuatan Anna. Tetapi disaat mereka berada di stasiun mereka bertemu dengan Yukari dan Douhan. Pertempuran tidak dapat terhindarkan, Kuro langsung datang menghadapi Yukari pertempuran antara 2 murid Ichigen Miwa itu berlangsung sengit. Di saat pertempuran sengit itu terjadi rikio berusaha membawa Anna kabur dari incaran JUNGLE tetapi Douhan menghalanginya dan menebas Rikio, dan kemudian Anna tertangkap.

Setelah terluka akibat tebasan Douhan, Rikio kembali ke markas HOMRA dan melaporkan ke Misaki Yata mengenai diculiknya Anna, tanpa berpikir panjang Yata menelpon Saruhiko Fushimi untuk mencari posisi Anna. Setelah posisi Anna diketahui Yata langsung menuju markas besar Gold King. Kuro dan Neko juga ikut masuk ke markas besar Gold King untuk menyelamatkan Anna.

Akhirnya mereka  menemukan Anna, tetapi dihadang oleh Douhan dan Yukari. Yata langsung berhadapan dengan Douhan dan Kuro berhadapan dengan Yukari untuk menyelesaikan pertempuran mereka sebelumnya. Di tengah pertempuran yang sengit Douhan hampir berhasil melukai Yata tetapi Izumo Kusanagi datang menyelamatkannya. Kusanagi langsung mendekati Anna dan mengatakan bahwa Anna adalah Red King.

Di saat itulah Anna mengeluarkan Sword of Damocles untuk pertama kalinya. Dan akibat kembalinya Red King simbol HOMRA kembali menyala dan memberikan kekuatan pada Yata, dengan seketika Yata berhasil mengalahkan Douhan. Kuro dan Yukari bertarung sengit tetapi Kuro mengalami kesulitan menghadapi kakanya. Dengan kekuatan penuh dan sumpah terhadap Silver King, Kuro akhirnya berhasil melukai Yukari.

Tetapi di tengah pertempuran Nagare Hisui muncul dengan menggunakan burung beo sebagai mediumdan menyuruh Yukari untuk mundur karena target yang di incar bukanlah seorang clansman lagi melainkan King. Hisui memberi selamat kepada Anna karena telah berhasil menjadi Red King. Kemudian sebelum meninggalkan pertempuran Hisui ingin menghancurkan Sword of Damocles milik Anna, tetapi kekuatan Anna sudah di ambang batas yang menyebabkan Anna tidak bisa menahan serangan dari Hisui. Dengan seketika Sword of Damocles milik Munakata muncul dan menangkis serangan Hisui.

Di akhir film, Adolf K Weismann dan Kokujōji Daikaku berada dalam pesawat Himmelreich (pesawat pribadi milik Silver King). Ternyata Weismann masih hidup karena di selamatkan oleh Daikaku saat tragedi di Ishinaka. Di saat itulah Gold King mengehembuskan nafas terakhirnya, dan akhirnya Weismann berjanji bahwa dia tidak akan lari lagi dan akan mengubah dunia.

 

Advertisement

TV & Movies

Review Anime Movie Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai: Lebih Fokus ke Drama Keluarga dan Penyembuhan Mental Kaede

Published

on

Review Anime Movie Seishun Buta Yarou Wa Odekake Sister No Yume Wo Minai: Lebih Fokus Ke Drama Keluarga Dan Penyembuhan Mental Kaede

www.gwigwi.com – Gwigwi.com – Review anime movie Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai yang dimana pada episode ini, merupakan episode OVA yang bakal lanjut ke bagian Sakurajima Mai. 

Yang berjudul Seishun Buta Yarou wa Randoseru Girl no Yume wo Minai, yang berada di timeline cerita di bulan Januari sampai bulan April tersebut. 

Terlebih juga karakter perkembangan Azusagawa Kaede dari, karakter manja seperti karakter yang lebih mandiri walaupun masih ada manja ke karakter Azusagawa Sakuta.

Anime Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai baru akan tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 13 Oktober nanti, yang dimana tanggal 30 September 2023 ini merupakan Fans Screening dari anime tersebut. 

Animasi di dalam anime movie ini tidak dapat diragukan kembali, karena pihak Clover Works sangat sukses untuk memberikan animasi dan visual efek sesuai dengan adegan di anime. 

Terlebih pada anime movie ini akan berfokus kepada instrumental yang sangat menyentuh, maka jika ada beberapa bagian yang kurang sangat musik. Karena hal tersebut sangat bisa wajar, karena pihak Clover Works memperhatikan instrumental pada beberapa bagiannya tersebut. 

Untuk anime Seishun Buta Yarou wa Odekake Sister no Yume wo Minai yang berdurasi sebanyak 75 menit ini termasuk, sangat panjang karena hanya memperlihatkan perkembangan karakter Kaede yang ingin masuk ke sekolah SMA seperti Kakaknya tersebut.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Published

on

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

www.gwigwi.com – PETUALANGAN SHERINA (2000). Saya dulu sudah nonton film anak-anak legend ini berulang, no, tak terhitung ulang. VCDnya walau sudah debuan masih nangkring di meja belajar saya waktu SD. Lagunya seperti “Jagoan,” “Melihat Lebih Dekat” masih suka saya senandungkan sendiri. Saat press screening, ternyata hal demikian juga dirasakan banyak orang lain. Sebegitu besarnya cinta orang pada debut layar lebar Sherina Munaf itu.

Nah 23 tahun kemudian, apakah sekuelnya bisa mendapat tempat yang sama atau melebihi?

Sherina (Sherina Munaf) kini sudah dewasa, punya karir cemerlang dan tinggal di apartemen daerah Epicentrum. Dia ingin dinas ke Swiss namun nasib kembali berkata lain padanya.

Dia malah dikirim ke hutan borneo Kalimantan untuk mendokumentasikan nasib Orang Utan bersama kameramen Aryo (Ardit Erwandha). Siapa sangka, yang dia temui di sana adalah orang yang pernah lama berbagi rasa dari kecil hingga remaja walau terasa tidak lama; Saddam “Yayang” Ardiwilaga (Derby Romero).

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Sementara itu Ratih (Isyana Sarasvati) merengek pada suaminya yang kuaya raya, Syailendra (Chandra Sakti) untuk diberikan binatang langka buat modal gengsi sama teman-temannya. Buat mereka apapun caranya, reputasi dan eksistensi tak bisa ditoleransi!

Bagai tarian dan nyanyian Sherina yang penuh energi dan bernuansa menyenangkan di awal rasanya tak hanya yang menular pada orang di sekitar dia tapi juga pada penonton. Hal inilah yang konstan sukses dipertahankan dan menjadi modal utama kenikmatan nontonnya meskipun belum pernah menonton film pertamanya.

Benturan Sherina yang panasan dan Saddam yang sekarang lebih tenang; Celetukan lucu Aryo; Suami istri Syailendra yang juahat tapi di sisi lain lucu. Berkat kualitas akting para pemain dan directing sutradara Riri Riza yang berkelas, momen menyenangkan tak pernah gagal menghibur.

Musik gubahan langsung Sherina yang rasanya bisa bersanding dengan lagu-lagu legend di film pertamanya asik didengar dan sesuai dan bahkan memperkaya naratifnya.

Salah satu contohnya “Nostalgia Bersama” yang dinyanyikan Sherina bersama Saddam. Bercerita soal hubungan mereka dan bedanya dengan sekarang juga merefrensi lagu “Jagoan” saat mereka masih bermusuhan. Dilakukan dengan asik, musik catchy dan tetap memiliki drama. Berhasil melakukannya hanya dalam satu lagu, sungguh sebuah pencapaian luar biasa dan menunjukkan kedalaman Sherina akan hasratnya dalam bermusik.

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Review Film Petualangan Sherina 2, Nostalgia Bersama Sajakah?

Produser Mira Lesmana mengaku senang merefrensi film pertama sampai rasanya harus mengerem diri agar tak berlebihan. Refrensi yang bertebaran banyak berada di momen yang tepat dan memang menambah hiburan adegan.

Nostalgia itu bisa ditemukan juga pada ceritanya; Kalau dulu Sherina ngambek saat harus pindah rumah, sekarang soal kerjaan; Dulu di Hutan Sukabumi, sekarang Hutan Borneo. Jadi meski konteksnya lain, story beat nya masih memiliki kesamaan dengan yang dulu. Meskipun piawai membawakannya, ingin rasanya melihat Sherina sungguh bertualang ke naratif yang benar-benar baru.

Jadi bukan hanya hidangan serabi dan kue donat kampung yang meski lezat dan mampu membuat mengenang masa lalu, tapi lebih banyak menghidangkan dan menikmati kue yang baru.

Mira Lesmana mengaku dihubungi banyak produser film-film Indonesia yang berharap PETUALANGAN SHERINA 2 sukses agar semakin menambah warna perfilman bangsa. Semoga demikian.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Expendables 4, Iko Deserves Better

Published

on

Review Film Expendables 4, Iko Deserves Better

www.gwigwi.com – Suarto Rahmat (Iko Uwais) mengincar detonator nuklir. Maka turunlaaah tim Expendables yang dipimpin Barney (Sylvester Stallone) bersama temannya Lee Christmas (Jason Statham) dan…yang lain; Gunner (Dolph Lundgren), Road (Randy Couture), Easy (Curtis ’50 Cent’ Jackson) dan Galan (Jacob Scipio).

Setelah misi berakhir naas, tim dipimpin oleh Gina (Megan Fox) ditambah anggota Lash (Levy Tran), sementara Lee yang dibebastugaskan berencana beraksi sendiri untuk menghajar Suarto Rahmat. Statham vs Uwais!

EXPENDABLES 4 secara cerita sebenarnya mempunyai inovasi dan twist dibandingkan dengan 3 film sebelumnya. Namun dialog, akting dan pengadeganan dari yang standar sampai kurang, tidak melayani inovasi itu.

Boleh saja franchisenya berdaya tarik taburan bintang. Hanya saja pada akhirnya tergantung pada karakternya, dialog dan aksinya. EXPANDABLES sering kali gagal di sini. Karakter yang kurang berkesan, komedi nyeleneh yang aneh dan untuk karakter pendukung, perannya sedikit sekali untuk cerita. Rasanya seperti versi kelas B (atau C?) THE SUICIDE SQUAD (2021) nya James Gunn.

Presentasi koreografi yang sudah oke kadang terganggu dengan kualitas CG yang kurang, kalau tidak mau dibilang memalukan, untuk mendukung para aktor bintang ini.

Bila ingin melanjutkan franchise ini kembali ke budget kecil mungkin jangan membuat cerita yang mengharuskan banyak adegan berbalut CG.

Gelut Statham vs Iko dieksekusi cukup seru walau untuk fans kedua aktor tersebut, rasanya pernah melihat mereka beraksi lebih gila lagi di film lain. Kurang berasa duo ikon film aksi total saling menghantam seperti Jackie Chan vs Jet Li di THE FORBIDDEN Kingdom (2008).

Duel Statham vs Iko seolah dipersingkat lantaran ada kejutan di cerita setelahnya. Sayangnya karena directing yang kurang membuat cerita sulit dipedulikan, surprise itu berakhir biasa saja. Jadi berharap Statham vs Iko digarap super total sebagai adegan pamungkasnya.

EXPENDABLES 4 adalah (atau EXPEND4BLES? entah) franchise yang seakan dipaksa terus hidup dan mungkin baiknya dibiarkan beristirahat selamanya. Uda Iko Uwais layak mendapat panggung lebih baik di Hollywood dan 50 Cent ambil kelas akting dulu…?

Continue Reading

Trakteer

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending