Connect with us

Box Office

Review Film Fast and Furious: Hobbs and Shaw, aksi seru antar dua agen yang memiliki latar belakang berbeda

Published

on

GwiGwi.com – Well, kita tau franchise Fast and Furious yang mulai sejak tahun 1999 ini masih tetap eksis dan mendulang uang yang cukup besar di tiap filmnya.

Dua tahun setelah kejadian di Fate and the furious. Kali Ini kita disuguhkan dengan spin-off atau cerita sampingan dari agen DSS Luke Hobbs dan Deckard Shaw yang merupakan mantan anggota militer yang menjadi pembunuh yang mematikan.

Dikisahkan, Luke Hobbs dan Deckard Shaw mendapatkan tugas dari agen CIA untuk menghadapi menghadapi Brixton orang yang menjadi most wanted karena memiliki berbagai bisnis kotor dan merencakan sesuatu yang mengancam keselamatan dunia. Mau tidak mau, mereka harus bekerjasama untuk menyelamatkan dunia.

Brixton bukan musuh sembarangan tidak seperti yang sebelumnya dihadapi. Karena ia memiliki bagian tubuh bionik yang mampu membaca gerakan lawan.

Belum lagi permasalahan keluarga yang dimana Luke Hobbs ingin menjaga hubungan baik dengan anaknya ia ingin menjadi sosok ayah yang baik bagi anak semata wayangnya.

Deckard Shaw pun juga memiliki problema keluarga yaitu ibunya yang sedang ditahan meminta untuk menemui si bungsu dari keluarga Shaw yaitu Hattie Shaw Yang telah menjadi agen MI6.

Di saat tak terduga ternyata Hattie Shaw juga tengah diincar Brixton karena mencuri aset yang merupakan sebuah rencana besar milik Brixton untuk menguasai dunia.

Akankah Hobbs and Shaw dapat bekerjasama dengan lancar dan mengalahkan Brixton?

Well, aksi seru mereka dapat disaksikan mulai tanggal 31 Juli di bioskop Indonesia.

Film hasil garapan sutradara David Leitch ini memamerkan aksi seru serta dibumbui komedi dan problema keluarga.

Dibintangi oleh Dwayne Johnson dan Jason Statham. As we know karakter mereka di franchise fast and furious memang bersebrangan, namun mau tidak mau mereka harus bekerjasama untuk menyelamatkan Dunia.

Yang gue simpulkan, franchise ini sudah terlampau keluar kemana-mana dengan cerita yang tergolong standar, menghadapi musuh yang superior, serta aksi ledakan dan kejar kejaran mobil yang dikemas seru dan masih banyak yang menunggu film ini tayang.

Namun kali Ini, spin-off dari Fast and Furious membuat konsep yang berbeda yaitu dengan menghadapi musuh yang lebih kuat dan sepertinya akan sulit dihadapi. Namun ternyata hanya berjalan Biasa aja.

Tapi Film Ini berhasil lewat performa dari para cast nya sehingga menarik untuk disimak.

Dengan setting hide and seek yang berpindah ke beberapa negara seperti Inggris, Russia, dan Samoa yang merupakan negara asal dari Dwayne Johnson membuat film Ini juga Jadi ajang narsis nya aktor mantan pegulat WWE Ini.

Aktor Jason Statham dan Idris Elba juga berhasil memerankan peran nya dengan porsi yang pas. Sayang sekali aktris Vanessa kirby kurang Di ekspos untuk tokoh Hattie Shaw padahal ia memiliki potensi yang Luar biasa karena peran nya seorang agen MI6.

Film Ini juga punya sesi komedi dimana Hobbs and Shaw yang gak pernah akur ini saling bersitegang Karena perbedaan pendapat di sela-sela dalam menjalankan misi nya.

Secara keseluruhan, film Ini masih memiliki seru untuk dinikmati sambil menunggu Fast and Furious 9 yang akan tayang di tahun 2020 sekiranya spin-off ini pas untuk kita nikmati.

Advertisement

Box Office

Review Film HOUND OF WARS, Penculikan Presiden Yang Monoton

Published

on

Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

www.gwigwi.com – www.gwigwi.com – Dalam film ini, Ryder (Frank Grillo) menjadi satu-satunya pasukan khusus yang selamat dalam sebuah operasi yg gagal saat berusaha membunuh seorang warlord di Libya.

Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

Ternyata gagalnya operasi tersebut dikarenakan Kolonel Hart (Robert Patrick) yang membelot dan memihak kepada warlord tersebut. Ryder pun berencana membalas dendam terhadap Hart dengan menculik presiden Amerika Serikat dan membongkar kemunafikan pemerintah AS dengan melakukan misi-misi pembunuhan terhadap tokoh-tokoh negara lain.
Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

Tema film yang standard dan tanpa adanya kreativitas malah menjadikan film aksi yang monoton. Entah faktor apa yang terjadi? Kemudian durası di film ini juga terkesan diulur-ulur  dengan adegan-adegan tidak perlu dengan ending yang juga antiklimaks.
Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

Adegan aksi dalam film ini yang masih OK untuk dilihat walau tidak sampai terlalu berkesan.
Performa Frank Grillo cukup baik di film ini namun sangat disayangkan akting Robert Patrick terasa penampilannya kaku dan kurang mendukung secara keseluruhan film. Begitupun dengan pemeran pendamping lainnya juga tidaklah istimewa.
Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

Hound Of Wars: Penculikan Presiden Yang Monoton

Akhir kata, Hounds of War ini memang hanyalah film aksi kelas B yang biasa aja, semoga kelak Frank Grillo dapat membintangi film aksi yang lebih baik daripada ini.

Continue Reading

Box Office

Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak

Published

on

Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak

www.gwigwi.com –

Hijack 1971 dibuat berdasarkan kisah nyata pembajakan pesawat penumpang F27 Korean Airlines tahun 1971. Dalam film ini menceritakan Co-pilot Tae-in (Ha Jung Woo), yang mantan pilot AU Korsel dan pilot Gyu-sik (Sung Dong Il) mengendalikan pesawat penumpang tujuan Gimpo namun tidak lama setelah berangkat, Yong-dae (Yeo Jin-goo) seorang pemuda yang pernah masuk penjara karena dianggap simpatisan Korea Utara meledakkan granat homemade lalu membajak pesawat penumpang tersebut.
Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak

Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak

Gyu-sik terluka di salah satu matanya sehingga tanggung jawab mengendalikan pesawat sepenuhnya dipegang oleh Tae-in. Ketegangan pun sempat terjadi karena para penumpang mencoba melumpuhkan pembajak namun gagal, bahkan seorang penumpang pun terluka yang membuat situasi bertambah pelik.
Gyu-sik dihadapkan pada dilema antara mencegah pesawat menyebrangi perbatasan Korea Utara seperti permintaan si pembajak dan menjaga nyawa para penumpangnya.
Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak

Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak

Ketegangan demi ketegangan terus bermunculan sepanjang durasi film apalagi saat pesawat AU Korsel muncul untuk menghadang pesawat penumpang tersebut.
Banyaknya aktor dan aktris berpengalaman dalam film ini diantaranya Ha Jung-woo, Sung Dong-il, Kim Dong-wook menjadi salah satu faktor film ini seru ditonton, namun dari segi plot menurut gue memang tidak menampilkan keriuhan di kalangan pejabat dan militer Korsel, mungkin karena faktor menjaga durasi tidak terlalu lama dan agar lebih fokus pada ketegangan dan aksi heroik Ta-in di dalam pesawat.
Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak

Review Film Hijack 1971, Adu Nyali Pilot Dengan Pembajak

Film Hijack 1971 sudah tayang di Korsel sejak bulan lalu dengan jumlah penonton lebih dari satu juta ini sekarang dapat kita saksikan di bioskop-bioskop kesayangan kalian.
Continue Reading

Box Office

Review Film The Bikeriders, Ketika Austin Butler Nge-Dilan

Published

on

Review Film The Bikeriders, Ketika Austin Butler Nge Dilan

www.gwigwi.com – Tahun 1960an, Kathy (Jodie Comer) diminta temannya untuk ke bar. Bar itu ramai dengan klub motor Vandals pimpinan Johnny (Tom Hardy). Di sana lah Kathy bertemu salah satu anggota Vandals yang kelak akan menjadi suaminya, Benny (Austin Butler).

Diadaptasi dari buku dokumentasi kehidupan biker pada rentang tahun 1965-1973 berjudul sama, THE BIKERIDERS memang kilasan kehidupan klub motor Vandals. Awal mulanya, rekrut anggota, konflik internal hubungan dengan gang lain dan turbulensi drama lainnya.

Review Film The Bikeriders, Ketika Austin Butler Nge Dilan

Review Film The Bikeriders, Ketika Austin Butler Nge Dilan

Maka penonton seolah diminta untuk menjadi pengamat lika-liku kehidupan mereka tanpa terikat plot film yang super dramatik.

Jodie Comer dengan aksen selatannya dan sikap cueknya membuatnya menonjol di antara maskulinnya anggota Vandals. She chews the scenes easily.

Mudah sekali membuat karakter bos seperti Johnny klise tapi Tom Hardy hanya dengan ekspresi minimal dan tatapannya, memberikan kedalaman nan dimensi yang berbobot. Apalagi saat Johnny sadar Vandals menghadapi zaman baru yang tak dikenalnya.

Review Film The Bikeriders, Ketika Austin Butler Nge Dilan

Review Film The Bikeriders, Ketika Austin Butler Nge Dilan

Bagaimana dengan Austin Butler? Cukup duduk atau jalan dengan tampang cool nya saja sudah bisa bikin penonton klepek. Sutradara Jeff Nichols sepertinya mempunyai misi membuat Austin Butler sekeren mungkin dan si aktor pemeran ELVIS (2023) itu sangat mampu membawakannya.

Akting para pemainnya inilah yang membuat THE BIKERIDERS begitu memikat, di saat plot “cinta segitiga” antara Benny-Kathy-Johnny ini sudah umum ditemui di kisah lain.

Itulah rasanya kekurangan filmnya; bila segalanya dibuat seotentik mungkin dan dramatisasi film kurang kental…kenapa penonton tidak nonton dokumenter tentang biker saja tak perlu filmnya?

THE BIKERIDERS seolah sedikit penggambaran kematian perlahan suatu zaman yang lebih terhormat digantikan masa yang lebih keras dan bagaimana para pelakunya beradaptasi dengan itu; tertinggal, turun dari motor atau terus tancap gas…

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending