Connect with us

TV & Movies

Review Film Creed II, more than just a fight

Published

on

GwiGwi.com – Adonis Creed (Michael B. Jordan) yang karirnya sedang diatas angin sebagai petinju professional berhasil meraih gelar juara dunia kelas berat WBC berkat skill bertinju yang dilatih oleh Rocky Balboa (Sylvester Stallone) mantan petinju sekaligus sahabat mendiang ayahnya.

Ia mendapatkan semuanya, uang, sponsor, tempat tinggal, dan anything what he want namun ia merasa ada yang kurang.

Di sisi lain, Ivan Drago (Dolph Lundgren) mantan petinju Russia yang dulu tergabung dengan Uni Soviet melatih putranya yang bernama Viktor Drago agar bisa seperti dirinya yang dahulu menjadi petinju yang kuat.

Kemudian, mereka pun dipertemukan untuk bertanding satu sama lain. Bagi Adonis pertarungan ini bukan hanya sekedar pertarungan Biasa namun ada kepedihan masa lalu yang harus dibalas.

Apa yang harus dilakukan Adonis? Menganggap pertandingan Ini untuk ajang membalas kematian ayahnya atau bertarung demi gelar dan melupakan masa lalu yang kelam??

Film garapan sutradara Steven Caple Jr. menyajikan bukan hanya menampilkan aksi baku hantam pertarungan tinju saja namun ada sisi drama yang cukup mendalam di film Ini.

Dramanya pun dibuat dengan racikan yang pas sehingga alur film Ini terlihat sangat jelas dan mudah dicerna baik dengan masyarakat awam yang belum menonton franchise Rocky atau film Creed yang pertama.

FYI, film Creed pertama yang rilis di tahun 2015 tidak tayang di bioskop Indonesia namun dengan rilisnya film Ini tidak menjadi masalah untuk para penonton maupun calon penonton untuk menikmati filmnya.

Drama ini kemudian dikemas dalam konflik yang klise. Amarah, dendam dan masa lalu ini berhasil dimainkan dengan apik oleh Michael B. Jordan.

Ia berhasil memerankan sosok petinju yang pertama kali menjadi seorang ayah dan merawat bayi kecilnya dan tidak ingin membuat tindakan yang beresiko dan berakhir seperti mendiang ayahnya.

Begitupun dengan Sylvester Stallone sebagai Rocky Balboa yang legendaris pun menguatkan konflik yang dialami oleh Adonis.

Meskipun tidak terlalu banyak tampil, namun Sylvester Stallone sudah tahu bahwa eranya akan berakhir.

Kemasan-kemasan sederhana dalam konflik ini yang menjadikan Creed II memiliki fokus cerita yang tidak bergeser dari intinya.

Rocky pun disini juga memiliki konfliknya sendiri yaitu hubungan dengan putranya yang telah memiliki keluarga.

Di film Ini juga memiliki pesan tersirat tentang arti menjadi seorang juara.

Juara tidak hanya tentang berjuang menjadi nomor satu. Terkadang, seorang juara adalah bagaimana memiliki kelegaan dalam hati dan ketenangan jiwa.

Juara dari sisi Rocky balboa mantan juara dunia yang tidak bisa melepaskan egonya kembali pulang. Pulang menemui putranya serta bertemu dengan cucunya.

Juara dari sisi seorang kepala keluarga yang dilakoni Adonis. Memilih masa lalu ayahnya yang pernah berbuat kesalahan atau menciptakan cerita juaranya sendiri hidup dengan istri dan anaknya.

Secara keseluruhan, film Ini bisa menjadi awal yang baru bagi Adonis jika kelak dibuat sekuelnya dan menjadi akhir yang manis untuk sepak terjang Rocky Balboa hingga saat Ini dan menjadi satu kesatuan dari saga cerita Rocky.

Advertisement

TV & Movies

Review Film Kraken The Hunter, Lahirnya Sang Pemburu

Published

on

Review Film Kraken The Hunter, Lahirnya Sang Pemburu

www.gwigwi.com – Film rilisan Sony ini merupakan spin off dari SpiderMan yang menceritakan asal usul Kraven alias Sergei Kravinoff (Aaron Taylor Johnson) yang merupakan anak pertama dari pemimpin mafia, Nikolai Kravinoff (Russel Crowe) dan merupakan kakak dari Dimitri Krevinoff (Fred Hechinger).

Sergei yang sudah ditinggal mati ibunya saat dia masih remaja merasa menderita harus hidup menjadi ahli waris Kerajaan mafianya .

Pada saat Nikolai mengajak kedua anaknya berburu singa yang dikenal sudah membunuh banyak pemburu di Tanzania, Sergei dan Dimitri tanpa sengaja bertemu sang singa legendaris itu dan akibatnya Sergei terluka parah namun ia diselamatkan oleh Calypso (Ariana DeBose) yang memberikan ramuan keabadian.

Review Film Kraken The Hunter, Lahirnya Sang Pemburu

Review Film Kraken The Hunter, Lahirnya Sang Pemburu

Sergei pun lolos dari maut dan mengalami perubahan Dimana penglihatannya makin tajam, gerakannya makin cepat dan lihai, semakin kuat, dan dapat memahami para satwa.

Sergei akhirnya kabur dari cengkaraman ayahnya dan mulai meniti karir jadi Kraven The Hunter yang memburu para dalang kriminal. Namun aksinya berkonsekuensi harus berurusan dengan Aleksei Sytsevich (Alessandro Nivola) alias The Rhino yang ingin menguasai dunia kriminal.

Rhino menyuruh anak buahnya menculik Dimitri agar memancing Kraven keluar dari persembunyiannya serta mengutus The Foreigner (Christopher Abbot) untuk memburu Kraven. Maka dimulailah aksi perburuan dan saling bunuh antara si pemburu dengan yang memburunya.

Di komiknya, Kraven lebih dikenal sebagai seorang super villain yang kadang-kadang seperti anti-hero dan merupakan bagian dari Sinister Six, namun di film ini ia lebih ditampilkan sebagai seorang anti-hero yang menyayangi adiknya serta hanya memburu bos kriminal.

Dan demi menjadi Kraven, Aaron Taylor sudah baik dalam membentuk tubuhnya namun dalam beberapa angle, mukanya kurang menampilkan sosok pemburu yang ganas dan terlihat datar.

Review Film Kraken The Hunter, Lahirnya Sang Pemburu

Review Film Kraken The Hunter, Lahirnya Sang Pemburu

Justru Fred Hechinger yang bagus dalam menampilkan ekspresi Dimitri yang pengecut namun pada akhirnya menampilkan diri sebagai seorang criminal mastermind.

Dari segi plot, satu hal yang janggal adalah Kraven kesulitan menelusuri jejak adiknya saat diculik, padahal di scene-scene lain dia selalu 100% menemukan mangsanya dan membanggakan diri sebagai pemburu yang ulung. Tapi hal ini bisa sedikit terobati dengan adegan-adegan pertarungan brutal karena film ini ratingnya D17+.

Overall film Kraven dapat menjadi tontonan menarik bagi para Gwiple yang ingin film action seru, yang sangat disayangkan ini menjadi film terakhir dari SSU atau Sony Spider-Man Universe.

Kalian bisa menyaksikan Kraven The Hunter ekslusif di bioskop mulai tanggal 11 Desember 2024.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Published

on

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

www.gwigwi.com – So-Mi (Lee Re) tergeletak kaku padahal pendeta Ban (Lee Min-Ki) sudah menyatakan eksorsisme berhasil. Si bapak, Dokter jantung Cha Seung-Do (Park Shin-Yang) tetap berusaha memijat jantung untuk menyelamatkan anaknya, namun gagal…

Saat pemakaman, banyak yang berbisik keanehan pada So-Mi saat hidup dan meragukan si ayah yang seorang dokter hebat dalam mengoperasinya. Pendeta Ban pun terus mencari jawaban; Salahnya di mana?

Sementara itu jasad So-Mi menunjukkan keanehan…

DEVILS STAY menariknya memulai cerita setelah umumnya film bergenre eksorsisme berakhir. Menguak misteri gagalnya inilah yang membuat film fresh dan terus memaku perhatian.

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Karena diliputi misteri yang menarik, permainan ketegangannya pun mempunyai nilai ekstra. Setiap scare seakan semakin mempertebal pertanyaan. Hebatnya dimasukkan juga komedi dari reaksi penjaga ruang mayat yang bingung melihat kelakuan bapak edan dan pendeta entah dari mana.

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Tak lupa akting si bapak yang terus menginjeksi emosi melihat putrinya yang entah masih hidup atau dirasuki. Usahanya berbuat segalanya yang bisa dipahami walau kadang cukup gila.

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Saat film eksorsisme pertama Indonesia, KUASA GELAP, gagal memberi cerita fresh dan khas Indonesia, DEVILS STAY memberikan keduanya. Segar buat genre usang dan berasa korea sekali.

Bukan karena budget tinggi, tapi memang piawainya naratif dan eksekusi.

Continue Reading

TV & Movies

Review FIlm WEREWOLVES, All Bark No Bite

Published

on

Review Film Werewolves, All Bark No Bite

www.gwigwi.com – Wes (Frank Grillo) harus bertahan hidup dari serangan para manusia yang bermutasi menjadi werewolves akibat super moon, untuk kembali pada keluarganya.

Sedatar dan se in the face itulah WEREWOLVES. Bila berharap akan ada barang sedikit variasi atau kedalaman atau dimensi, saaangat minim ada.

Review Film Werewolves, All Bark No Bite

Review Film Werewolves, All Bark No Bite

Film berfokus pada aksi bertahan hidup ala serial gim RESIDENT EVIL, lengkap dengan set piece kota kacau berantakan ala Raccoon City. Memang ada beberapa ketagangan yang dimainkan tapi selain satu dua adegan mengejutkan, WEREWOLVES tak banyak, atau nihil, inovasi.

Para pemain, khususnya Katrina Law sebagai Dr. Chen, berperan dengan sepenuhnya. Justru Frank Grillo sendiri yang terlihat kurang maksimal. Barangkali karena karakternya sendiri yang datar maka si aktor yang tengah naik daun (bisa jadi makin nanjak setelah CREATURE COMMANDO nya DC rilis) ini memang tak diberi banyak hal untuk diaktingkan. Hanya beraksi saja kebanyakan.

Manusia serigalanya sendiri juga sayangnya kurang memiliki keunikan yang bisa menonjol dibanding werewolves di media lain. Memakai efek praktikal untuk aksinya, si manusia serigala justru sering terlihat kurang meyakinkan. Bukannya seram malah sebaliknya.

WEREWOLVES tampaknya butuh sentuhan spesial yang biasanya dimiliki sutradara seperti James Gunn atau Michael Bay. That little bit of touch to make em bite harder.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending