TV & Movies
Review Film Chief of Station, Aksi Penuh Intrik

www.gwigwi.com – Benjamin Malloy (Aaron Eckhart) yang merupakan suami dari Farrah (Laetitia Eido), sangat terpukul atas kematian yang menimpa istrinya. Karena bertepatan dengan anniversary pernikahan mereka.
Setelah kepergian Farrah, Ben menyadari bahwa penyebab kejadian tersebut bukanlah sekedar kecelakaan saja. Karena, ledakan bom saat itu juga menewaskan 6 agen rahasia negara lainnya.
Ben mencurigai adanya campur tangan para petinggi kekuasaan. Akhirnya, dia memutuskan untuk kembali ke dunia spionase dan bekerja sama dengan musuh untuk mengungkap konspirasi ini.

Review Film Chief Of Station, Aksi Penuh Intrik
Ben pun memilih penerbangan ke Budapest tempat dimana sang istri tewas. Sebelum sampai disana, dia singgah terlebih dahulu menemui John Branca (Alex Pettyfer) dan meminta bantuannya untuk mengungkap dalang dibalik kejadian tragis tersebut.
Aaron Eckhart di dua film bergenre action sebelumnya berjudul; Rumble Through The Dark dan The Bricklayer. Gue melihat potensi aktor ini dalam film laga dengan instrumen baku hantam yang cukup intens.
Berbanding dengan Rumble Through the Dark, film The Bricklayer lebih meleluasakan Eckhart untuk mengeksplor talentanya sebagai aktor laga, tentu dengan aksi bakk bukk !

Review Film Chief Of Station, Aksi Penuh Intrik
Dalam film ini, porsinya lebih gila lagi. Film garapan Jesse V. Johnson menuntut banyak kemampuan Eckhart beraksi dengan jurus mematikan yang lebih padat dan sangat keras ketimbang dua film sebelumnya yang gue sebut tadi.
Hanya saja, kemampuan akting Eckhart dengan jurus baku hantamnya, masih perlu dukungan naskah film yang baik juga.
Namun sangat disayangkan, ketika ia berlelah fisik memainkan jagoan yang sulit terkalahkan namun tidak ditopang dengan naskah yang menurut gue lemah.
Pada beberapa elemen aksi heroik Ben mencari dalang pembunuh istrinya dan menyelamatkan putranya, cukup berjalan baik. Ben memang diposisikan sebagai agen dan jagoan tanpa ampun saat menghabisi lawannya.
Sang sutradara menurut gue terlalu lamban memainkan treatment naskahnya. Semestinya cukup pada durasi 90 menit film ini sudah padat dengan tujuannya.
Bahkan jikalau ada kekurangan lainnya, beberapa scene aksi baku tembak yang semestinya dalam sudut pandang logika,

Review Film Chief Of Station, Aksi Penuh Intrik
Technically, Ben layak terluka. Dari mulai ia menghindari desingan rentetan peluru dengan berlari bahkan di dalam mobil saat diberondong peluru senapan otomatis, pun ia masih saja selamat.
Tapi gue maklumin, karena Jesse V. Johnson memang bukan ahlinya membuat film aksi yang terhindar dari kesembronoan. Termasuk beberapa frame pertarungan yang seperti tidak mengindahkan koreografinya.
Kemudian, peran yang dimainkan aktris Ukraina Olga Kurylenko sebagai penyelamat pun tidak serta merta didaulat menjadi potensi besar untuk memainkan duet maut antara ia dan Eckhart.
Ia hanya hadir pada jelang akhir babak ketiga, setelah itu ia menghilang bak mesin pembunuh yang sewaktu-waktu muncul jika film ini ingin bersambung bersama Ben.
Secara keseluruhan, buat yang suka sajian drama-aksi-thriller penuh intrik seperti ciri khas Tom Clancy, gue rasa film Chief of Station cocok menjadi penghibur. Seraya mengenang era perang dingin antara Amerika Serikat vs Uni Soviet.
TV & Movies
Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

www.gwigwi.com – Setelah kecelakaan naas, Andy (Billy Barratt) bersama adik tirinya yang penglihatannya terbatas, Piper (Sora Wong), diasuh oleh seorang konselar berpengalaman bernama Laura (Sally Hawkins). Di rumah Laura, mereka bertemu seorang anak yang katanya bisu selektif, Olliver (Jonah Wren Phillips).
Meski nyentrik, Andy dan Piper bisa menikmati hidup dengan Laura…sampai pelbagai kejadian aneh terjadi.
BRING HER BACK mungkin bukan film horror dengan cerita ter-orisinil, tapi duo sutradara yang dulu sukses dengan TALK TO ME mampu membawakan cerita yang biasanya terbalur klise Hollywood, menjadi pengalaman berbeda.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy
Para filmmaker tetap setia menonjolkan sisi rapuh dan kuat karakternya. Mau itu sifat baik atau buruk si protagonis atau antagonis. Maka BRING HER BACK tak pernah kehilangan modal emosi dramatis itu dan film tidak jatuh menjadi pertunjukan pertumpuhan darah tanpa makna.
Dan wew, banyaknya darah.
Gore dan violence yang ditampilkan banyak terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari hingga tidak asing dan mungkin saja bisa terjadi. Itulah yang bikin adegan membekas di ingatan dan bikin ngilu, meskipun adegan demikian tak sebanyak horror lain. Bukti juga duo sutradara tidak sembarangan menampilkannya, hanya saat dibutuhkan cerita saja.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy
Barangkali karena kisahnya yang cukup familiar, rasanya filmmaker tidak bermain seliar TALK TO ME dalam memainkan tema tragedi kehilangan keluarga ini. Sebagaimana film duo sutradara itu sebelumnya dengan cerdas mensimulasikan horor bertemu roh seakan narkoba yang adiktif.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy
Seusai film, justru film yang ajegile gore nya ini membuat batin terasa hangat. Mungkin karena suksesnya para filmmaker memanusiakan para karakter secara lenhkap. Membuat kita memahami, bahkan iba dengan si antagonis. Jarang rasanya sutradara horror lain mampu menyajikan tragisnya kisah di balik seram-seraman, seahli duo Danny dan Michael Philippou.
Be warned, the movie includes very gory, triggering and unsettling scenes.
TV & Movies
Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

www.gwigwi.com – Ana De Armas, sang Bond Girl akhirnya masuk dalam John Wick Universe sebagai Eve, seorang yatim piatu yang bertekad membalaskan kematian ayahnya. Eve yang masih kecil ditolong oleh Winston (Ian McShane) untuk menemui The Director (Anjelica Huston) sebagai pemimpin tertinggi Ruska Roma.
Eve akhirnya bergabung dengan Ruska Roma dan dilatih untuk menjadi pembunuh yang efisien. Bertahun-tahun kemudian dalam sebuah misi, Eve dihadang oleh seorang pembunuh lainnya namun berhasil ia bunuh.
Eve yang mengenali tanda yang dimiliki si pembunuh sama dengan para pembunuh ayahnya mencoba mencari informasi dari Director namun ia dilarang untuk mencari tahu lebih lanjut. Eve tidak mengindahkan perintah itu dan terus mencari tahu hingga menemui titik terang untuk memburu Daniel Pine (Norman Reedus), seorang anggota dari kelompok misterius itu.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal
Ternyata Pine sudah meninggalkan kelompok itu demi menyelamatkan seorang anak Bernama Ella; sayangnya mereka disergap oleh para anggota kelompok dan Ella pun diculik sedangkan Pine luka parah.
Eve terpaksa harus mencari petunjuk lain yang setelah membunuh sebagian anggota kelompok tersebut membuatnya mengunjungi sebuah kota kecil di pegunungan Prague, dimana seluruh penduduknya adalah anggota pembunuh yang dipimpin oleh The Chancelor (Gabriel Byrne).
Dimulailah pertarungan akhir Eve untuk membalaskan dendamnya, namun usahanya tidaklah mudah apalagi keadaan semakin rumit dengan kehadiran sang Baba Yaga, John Wick yang diperintahkan oleh Director untuk menghalangi Eve.
Buat Gwiple yang penasaran dengan akhir pertarungan ini dapat segera menontonnya di bioskop.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal
Plot dalam film Ballerina ini sebetulnya standard saja namun dikemas dengan pacing yang baik dan Gwiple dapat melihat pertumbuhan Eve menjadi ahli dalam membunuh. Dan tim produksi cukup pintar dalam menyisipkan adegan saat John Wick mencari suaka ke Ruska Roma agar dapat berinteraksi dengan Eve muda.
Sayangnya kemunculan Norman Reedus sebagai Pine hanya sebentar , apalagi ternyata ia adalah anak dari The Chancelor yang berarti adalah pamannya Eve.
Mungkin demi durasi film agar tidak terlalu Panjang maka perlu mengorbankan detil tentang Pine. Harapannya sih spin off berikutnya memunculkan Pine agar kisahnya bisa dieksplorasi lebih jauh.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal
Untuk aksi dalam film ini tidak usah diragukan kebrutalannya. Memang di awal film kurang terlihat intense dan brutal namun makin lama, aksinya hampir non stop dan serunya ada pertarungan memakai flame thrower yang hampir menyamai keseruan aksi tembak-tembakan di John Wick 4 yang memakai amunisi Dragon’s Breath.
Overall, movie spinoff dari John Wick ini tidaklah mengecewakan untuk ditonton. Tapi jangan ajak anak-anak karena ini tontonan untuk Dewasa.
TV & Movies
Review Film Karate Kid Legends, Sebuah Warisan yang Terus Berlanjut

www.gwigwi.com – Kisah klasik Karate Kid kembali berlanjut di film ini, dikisahkan Li Fong (Ben Wang) murid dan juga keponakan dari Mr. Han (Jackie Chan) yang sudah memiliki perguruan di beberapa cabang di Beijing pasca kejadian di film versi 2010.
Karena ibunya (Ming-Na Wen) akan pindah ke New York mau tidak mau Li harus ikut hijrah ke kota besar tersebut.
Disana, Li Fong mengalami culture shock yang sangat drastis. Ia pun harus beradaptasi hingga bertemu dengan Mia (Sadie Stanley) anak seorang pemilik kedai Pizza yang sedang mengalami Survival Mode di kota Big Apple tersebut.
Konflik pun mulai muncul ketika Connor Day (Aramis Knight) mantan pacar Mia yang gamon alias gagal move on mulai mengganggu dan Li Fong pun berusaha membela diri.

Review Film Karate Kid Legends, Sebuah Warisan Yang Terus Berlanjut
Momen ini lah yang menjadi pertaruhan soal harga diri di kejuaraan bela diri di Five Boroughs Tournament.
Dalam mempersiapkan hal tersebut, Li tidak sendirian. Karena bukan cuma Shifu Han yang membimbing, ada seorang rekan lama yang juga akan membentuk Li untuk menghadapi berbagai hal yang bukan cuma sekedar menang kejuaraan.
Film yang disutradarai oleh Jonathan Entwistle (series The End of F**king World) disini ia memiliki tugas yang menurut gue cukup berat yaitu bagaimana meng-canon-kan seluruh kisah Karate Kid yang dimulai sejak tahun 1984 ini menjadi sebuah kontinuitas yang bisa dinikmati lintas generasi.
Dengan teknik tambal sulam yang dilakukan di film ini, menurut gue hal ini berhasil dan relasi antara Mr. Han dan sahabat lamanya adalah hal yang sangat cerdas dan kita bisa menerima dan “memaafkan” film Karate Kid versi 2010.
Dengan timeline pasca serial Cobra Kai yang sukses dari segi kualitas, membuat film ini juga menyajikan sesuatu yang lebih segar dan juga nostalgia bagi penonton film lawasnya.

Review Film Karate Kid Legends, Sebuah Warisan Yang Terus Berlanjut
Ben Wang sebagai Li Fong emang punya bakat dan berhasil tampil solid dan membawa energi baru.
He’s not a zero to hero, tapi memang sudah punya bekal namun ia belum bisa menerima apa yang terjadi pada dirinya di masa lalu.
Secara visual dan koreografi, film cukup baik. Adegan pertarungan disusun rapi dan tetap menyenangkan untuk diikuti.
Meskipun bukan yang terbaik dalam franchise ini, keseruan adegan pertarungan tetap menghibur dan membuat martial arts terlihat keren dan tetap kekinian.
Dinamika “two branch, one tree” pun juga cukup menarik untuk diikuti bayangkan saja satu murid dua guru yang memiliki prinsip dan treatment mengajar yang berbeda dan Li Fong harus bisa adaptif untuk mencerna semuanya.

Review Film Karate Kid Legends, Sebuah Warisan Yang Terus Berlanjut
Esensi film ini pun juga tetap dijaga bahwa bela diri bukan untuk gagah-gagahan namun untuk lebih mawas diri dan melindungi yang lemah tanpa terlihat pongah. Karena martial arts it’s a way of life too.
Akhir kata, Karate Kid Legends berhasil menjembatani keseluruhan kisah franchise Karate Kid dan melanjutkan sebuah warisan tanpa terkesan klise dan mampu menyajikan sesuatu yang baru hingga mampu dinikmati lintas generasi.
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Film LILO & STITCH, Simple But Good
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang
-
Event4 weeks ago
Acara ACG Terbesar di Asia Tenggara, Anime Festival Asia, Kembali Hadir di Jakarta pada Bulan Juni!
-
TV & Movies2 weeks ago
Review Film Karate Kid Legends, Sebuah Warisan yang Terus Berlanjut
-
Event2 weeks ago
Ketegangan Horor Jepang Hadir di Jakarta Lewat Meizu x Shadow Corridor di Anime Festival Asia Indonesia 2025 (#AFAID25)
-
TV & Movies1 week ago
Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal
-
Berita Anime & Manga1 week ago
Yuuki Kuwahara: Suara Manis di Balik Tohru yang Akan Hadir di AFA Indonesia 2025 #AFAID25
-
Idol Group1 week ago
AKEMI Rilis Single Terbaru Isekai, Bawa Pendengar Masuk Ke Dunia Lain Yang Penuh Keajaiban