Connect with us

TV & Movies

Review Film The Flash, Rada tersandung tapi tetap berlari

Published

on

Review Film The Flash, Rada Tersandung Tapi Tetap Berlari

www.gwigwi.com – Setelah diterpa beragam skandal aktor utamanya, Ezra Miller dan paaanjang cerita jadi tidaknya film ini dibuat, akhirnya sampai juga THE FLASH di XXI Gandaria City. Si Hero paling cepat di DC malah terseok-seok untuk bisa punya film sendiri.

Sebelumnya ramai diberitakan “sepak terjang” Ezra Miller yang kontroversial sampai kehadirannya di marketing THE FLASH seakan dikurangi bahkan bisa dibilang beliau tidak nampak di hadapan press. Malahan munculnya Batman versi Michael Keaton yang lebih dijual. Namun filmnya tetap rilis dan sutradara Andy Muschietti terbuka untuk kembalinya Ezra.

Review Film The Flash, Rada Tersandung Tapi Tetap Berlari

Review Film The Flash, Rada Tersandung Tapi Tetap Berlari

Badai “Me Too,” di mana korban pelecehan seksual di industri film speak up berakibat pada kandasnya karir beberapa filmmaker seperti; Joss Whedon, Max Landis dan Kevin Spacey. Memang aksi Ezra Miller tak bisa begitu saja disamakan dengan mereka, tapi apakah ini bukan bentuk hipokrasi di Hollywood yang terasa mengkerdilkan perilaku pemeran utama film besarnya dan bisa beres dengan bilang si aktor akan memperbaiki diri?

Kembali ke filmnya. Barry Allen (Ezra Miller) selalu terbayang oleh pembunuhan ibunya, Nora Allen (Maribel Verdu) saat dia kecil yang menyeret ayahnya, Henry Allen (Ron Livingston) sampai dituduh sebagai pelaku. Sampai suatu saat kekuatan Speed Forcenya mengizinkannya merubah hal itu. Namun, apakah lantas semua jadi lebih baik?

Review Film The Flash, Rada Tersandung Tapi Tetap Berlari

Review Film The Flash, Rada Tersandung Tapi Tetap Berlari

Dari segi akting pernyataan si sutradara sebelumnya bisa jadi tepat. Ezra Miller sungguh melebur menjadi Barry. Energinya, sifat reaktifnya yang bisa lucu dan momen sedih plus rapuh yang dia bawakan, seolah meluber ke luar layar dan masuk ke penonton. Apabila ada yang khawatir setelah tak menyukai The Flash di JUSTICE LEAGUE (2017), kemungkinan besar akan merubah pikirannya. Dude is Barry Allen.

Ditambah lagi dia memainkan juga Barry versi dimensi lain yang karakternya lebih kekanakan dan macam orang teler terus. Bisa dibilang dia sukses kerja 2 kali lipat ini. Ezra Miller sungguh aktor yang berbakat. Yah semoga perilakunya di luar itu bisa dipertanggung jawabkan.

Sebagai manusia tercepat Barry seolah tak terkalahkan, namun filmmaker berhasil mencari cara mengaplikasikan kekuatan itu untuk aksi memukai yang penuh suspense, komedi dan sedih dramatis. Walau saya tak menyukai gaya larinya Barry yang seperti berseluncur tapi bila bicara bagaimana superpowernya berhasil dimanfaatkan baik untuk aksi dan naratif, THE FLASH mungkin adalah salah satu contoh terbaik.

Review Film The Flash, Rada Tersandung Tapi Tetap Berlari

Review Film The Flash, Rada Tersandung Tapi Tetap Berlari

Ya, ada Batman (Michael Keaton) versi film THE BATMAN (1989) yang makin keren aksinya dan Kara atau Supergirl (Sasha Calle) yang ternyata porsinya tak banyak. Mereka memang mempunyai beberapa momen asik, tapi kehadiran mereka agak merusak dramatik soal Barry yang mau menyelamatkan ibunya, karena fokus kemudian beralih pada menghentikan invasi Zod (Michael Shannon). Kehadiran mereka terasa sebagai distraksi yang flashy aksinya. Untung saja akhirnya plot utama bisa ditutup dengan baik, dramatiknya mendarat mulus dan pesannya sampai.

THE FLASH cukup menghibur di banyak aspek walau klimaksnya agak kecepetan dan dramanya kurang (Aksi Barry 2 yang bernafsu menyelamatkan Supergirl kurang diolah motivasinya selain naksir dikit). Mungkin salah satu film terbaik DC tapi masih kurang untuk masuk kategori jejeran film superhero terbaik.

Lots of strong language. You’ve been advised.

Advertisement

TV & Movies

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Published

on

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

www.gwigwi.com – So-Mi (Lee Re) tergeletak kaku padahal pendeta Ban (Lee Min-Ki) sudah menyatakan eksorsisme berhasil. Si bapak, Dokter jantung Cha Seung-Do (Park Shin-Yang) tetap berusaha memijat jantung untuk menyelamatkan anaknya, namun gagal…

Saat pemakaman, banyak yang berbisik keanehan pada So-Mi saat hidup dan meragukan si ayah yang seorang dokter hebat dalam mengoperasinya. Pendeta Ban pun terus mencari jawaban; Salahnya di mana?

Sementara itu jasad So-Mi menunjukkan keanehan…

DEVILS STAY menariknya memulai cerita setelah umumnya film bergenre eksorsisme berakhir. Menguak misteri gagalnya inilah yang membuat film fresh dan terus memaku perhatian.

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Karena diliputi misteri yang menarik, permainan ketegangannya pun mempunyai nilai ekstra. Setiap scare seakan semakin mempertebal pertanyaan. Hebatnya dimasukkan juga komedi dari reaksi penjaga ruang mayat yang bingung melihat kelakuan bapak edan dan pendeta entah dari mana.

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Tak lupa akting si bapak yang terus menginjeksi emosi melihat putrinya yang entah masih hidup atau dirasuki. Usahanya berbuat segalanya yang bisa dipahami walau kadang cukup gila.

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Review Film Devil Stays, Paska Eksorsime Gagal

Saat film eksorsisme pertama Indonesia, KUASA GELAP, gagal memberi cerita fresh dan khas Indonesia, DEVILS STAY memberikan keduanya. Segar buat genre usang dan berasa korea sekali.

Bukan karena budget tinggi, tapi memang piawainya naratif dan eksekusi.

Continue Reading

TV & Movies

Review FIlm WEREWOLVES, All Bark No Bite

Published

on

Review Film Werewolves, All Bark No Bite

www.gwigwi.com – Wes (Frank Grillo) harus bertahan hidup dari serangan para manusia yang bermutasi menjadi werewolves akibat super moon, untuk kembali pada keluarganya.

Sedatar dan se in the face itulah WEREWOLVES. Bila berharap akan ada barang sedikit variasi atau kedalaman atau dimensi, saaangat minim ada.

Review Film Werewolves, All Bark No Bite

Review Film Werewolves, All Bark No Bite

Film berfokus pada aksi bertahan hidup ala serial gim RESIDENT EVIL, lengkap dengan set piece kota kacau berantakan ala Raccoon City. Memang ada beberapa ketagangan yang dimainkan tapi selain satu dua adegan mengejutkan, WEREWOLVES tak banyak, atau nihil, inovasi.

Para pemain, khususnya Katrina Law sebagai Dr. Chen, berperan dengan sepenuhnya. Justru Frank Grillo sendiri yang terlihat kurang maksimal. Barangkali karena karakternya sendiri yang datar maka si aktor yang tengah naik daun (bisa jadi makin nanjak setelah CREATURE COMMANDO nya DC rilis) ini memang tak diberi banyak hal untuk diaktingkan. Hanya beraksi saja kebanyakan.

Manusia serigalanya sendiri juga sayangnya kurang memiliki keunikan yang bisa menonjol dibanding werewolves di media lain. Memakai efek praktikal untuk aksinya, si manusia serigala justru sering terlihat kurang meyakinkan. Bukannya seram malah sebaliknya.

WEREWOLVES tampaknya butuh sentuhan spesial yang biasanya dimiliki sutradara seperti James Gunn atau Michael Bay. That little bit of touch to make em bite harder.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film MOANA 2, Sekuel Sekedar Mengambang

Published

on

Review Film Moana 2, Sekuel Sekedar Mengambang

www.gwigwi.com – Sejalan dengan inisiatif baru Disney untuk berfokus pada franchise yang sudah ada, maka muncullah MOANA 2. Apakah bisa menciptakan ombak sebesar dulu atau malah yang tak perlu?

Moana (Auli’i Cravalho) bertambah dewasa dan tidak berhenti berlayar untuk menemukan suku lain di horizon. Akhirnya dia mengetahui sebuah entitas jahat bernama Nalo mengutuk pulau Motefatu yang dahulu pernah menyatukan berbagai manusia di lautan.

Maka berangkatlah Moana ke Motefatu disertai berbagai karakter baru untuk membantunya. Sementara Maui (Dwayne Johnson) sedang terjebak di suatu tempat…

Seperti halnya supporting karakter baru/teman-teman Moana yang tidak jelas perkembangan karakternya, MOANA 2 terkesan tak mempunyai alasan kuat untuk ada ataupun urgensi sangat mendesak bagi Moana harus bertualang.

Review Film Moana 2, Sekuel Sekedar Mengambang

Review Film Moana 2, Sekuel Sekedar Mengambang

Motivasi petualangannya tidak sekuat dulu yang mendobrak kutukan generasional. Maka jadinya beragam elemen lain pun terdampak; musik yang tidak terlalu catchy, banyak karakter baru kurang menarik, emosi cerita yang sekenanya dan rasanya lagu-lagu yang tak perlu yang seakan demi mengisi kuota saja karena ini animasi musikal.

Aneh rasanya saat nyanyian di film live action WICKED bisa lebih emosional dan WONKA bisa lebih memberi nuansa magis sedari pada animasi dengan segala triknya.

Review Film Moana 2, Sekuel Sekedar Mengambang

Review Film Moana 2, Sekuel Sekedar Mengambang

Meski demikian para penyumbang suara baik Auli’i, The Rock dan lainnya memberi 100% hasrat mereka dan memang mengena.

MOANA 2 mungkin pertanda yang kurang baik bagi Disney akan inisiatif barunya walau INSIDE OUT 2 sudah memulai lebih baik. Barangkali para pemangku rumah tikus bisa mendapat inspirasi dari James Gunn, Co-CEO DC STUDIOS, yang berkata baru akan green light proyek bila puas dengan naskahnya.

Review Film Moana 2, Sekuel Sekedar Mengambang

Review Film Moana 2, Sekuel Sekedar Mengambang

ELIO terlihat menarik sih. Semoga pesan persatuan MOANA 2 bisa mengena para pembuat kekacuan di Palestina dan Lebanon.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending