Connect with us

TV & Movies

Review Film Panda Plan, aksi lucu penyelamatan hewan.

Published

on

Review Film Panda Plan, Aksi Lucu Penyelamatan Hewan.

www.gwigwi.com – Jackie (Jackie Chan), diundang untuk mengadopsi seekor panda bernama Hu hu, yang tidak menyangka akan terlibat dalam petualangan yang seru dan menegangkan.

Kehadiran Hu Hu dalam kehidupan Jackie tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga membahayakan si panda mungil ini. Maklum saja, ternya Hu hu menjadi incaran para penjahat yang haus akan keuntungan.

Sindikat kejahatan internasional yang terkenal ini mulai mengincar panda tersebut dan menawarkan imbalan besar untuk penangkapannya.

Review Film Panda Plan, Aksi Lucu Penyelamatan Hewan.

Review Film Panda Plan, Aksi Lucu Penyelamatan Hewan.

Menghadapi situasi yang berpacu dengan waktu in Jackie tidak sendirian, ia pun bekerja sama dengan agennya yang cerdas David, dan pengasuh panda yang sangat berdedikasi, Xiaozhu.

Bersama-sama, mereka menggunakan taktik cerdas untuk menghadapi para penjahat dan menjaga Huhu tetap aman.

Film ini bukan sekadar film aksi biasa yang diperankan Jackie Chan. Namun sajian ceritanya lebih dalam tentang persahabatan, keluarga, dan pentingnya melestarikan alam.

Jackie Chan sepertinya memberikan sinyal bahwa ia belum pensiun dalam waktu dekat. Jackie masih sangat prima bahkan ada scene yang tentu saja mengancam nyawa nya.

Review Film Panda Plan, Aksi Lucu Penyelamatan Hewan.

Review Film Panda Plan, Aksi Lucu Penyelamatan Hewan.

Setelah sebelumnya film The Legend yang terkesan maksa. Kayaknya film-film yang diperankan oleh Jackie kedepan harusnya seperti ini yang formula nya seperti film Panda Plan.

Secara keseluruhan, Panda Plan merupakan film yang asik untuk dinikmati dan tentunya sangat menyenangkan melihatnya masih memberikan adegan fisik yang sempurna penuh komedi sambil melemparkan beberapa jurus.

Advertisement

TV & Movies

Review Film Red One, aksi seru menyelamatkan Natal

Published

on

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

www.gwigwi.com – Santa Claus diculik!! Callum Drift (Dwayne Johnson) yang merupakan bodyguard Santa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Natal tahun ini tetap ada dengan mencari siapa pelakunya.

Bersama Jack O’Malley (Chris Evans) seorang hacker yang cukup disegani. Mereka bekerja sama untuk menyelamatkan Natal. Maka dimulailah perjalanan lintas dimensi untuk menyelamatkan Santa dan perayaan Natal tetap terjadi.

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Langsung aja ke filmnya, Duo Johnson dan Evans seharusnya bisa menjadi pasangan sempurna yang menghidupkan cerita ini.

Namun, sangat disayangkan karakter Callum Drift yang serius dan Jack O’Malley yang sinis menurut gue kurang menciptakan chemistry yang kuat.

Dialog mereka sering kali terasa hambar dan kurang tajam, bahkan tidak jarang berakhir dengan humor yang terpaksa lucu. Padahal, premis karakter yang kontras ini bisa menjadi daya tarik utama.

Seperti biasa setiap film yang dibintangi Dwayne Johnson menjadi ajang narsis dia yang dimana terdapat elemen “manly” yang sangat dominan di film ini.

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Tokoh pendukung seperti Zoe Harlow (Lucy Liu) dan Santa Claus (J.K Simmons) pun hanya ditampilkan sekena nya saja tanpa diberikan kesempatan untuk berkembang.

Mereka tampil sekadar sebagai pelengkap saja dan tidak banyak menambah bobot cerita. Sehingga tokoh-tokoh tersebut sepertinya kurang membekas di hati audiens.

Kehadiran sosok antagonis seperti Krampus dan main villain di film ini yaitu Gryla juga kurang mampu meramaikan cerita. Ya they’re just a villain at the movie.

Namun dari segi sinematografi, Red One memiliki visual yang memanjakan mata. Kutub Utara yang futuristik, sebuah kota dengan kubah besar, kendaraan berteknologi tinggi, dan tim keamanan Santa yang disebut E.L.F.

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Meskipun terlihat menarik secara visual, kadang efek CGI yang berlebihan malah membuat film ini terasa kaku dan jauh dari kesan humanis yang diharapkan dari film bertemakan Natal.

Mirip-mirip dengan film superhero rilisan Marvel dan DC yang megah namun sayang kurang hangat untuk ukuran film Natal.

Secara keseluruhan, film Red One yang niatnya menjadi film action-comedy bertemakan Natal. Namun dengan adanya beberapa elemen yang kurang seperti pesan moral dan kehangatan Natal dengan cerita yang menggugah, film ini hanya pamer aksi skala besar dan humor yang kurang menggigit.

Jika kalian mencari film spesial Natal yang memiliki esensi yang hangat dan penuh dengan keajaiban rasanya kurang ditemukan di film ini. Melainkan jika mencari hiburan yang pas untuk film musim liburan rasanya Red One adalah film yang pas.

Continue Reading

TV & Movies

Review film Here, satu rumah berjuta cerita

Published

on

By

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

www.gwigwi.com – Kalian pernah gak ketika duduk di suatu tempat, mungkin di kamar hotel atau bangku taman, dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi di sana sebelumnya? Berapa banyak orang yang jatuh cinta di tempat itu, bertengkar, atau bahkan mengekspresikan rasa yang sama?

Begitulah kisah yang disajikan lewat film terbaru garapan Robert Zemeckis berjudul Here.

Film yang merupakan adaptasi dari novel grafis karya Richard McGuire, membawa kita pada perjalanan lintas waktu di satu ruang yang sama, sebuah ruang keluarga di rumah tua di wilayah New England, Amerika Serikat yang berusia kurang lebih satu abad.

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

Kita akan bertemu dengan John dan Pauline Harter (Gwilym Lee dan Michelle Dockery) adalah pasangan pertama yang menghuni rumah ini pada tahun 1907. Pauline selalu khawatir akan suaminya yang sering berangan-angan, menjadi penerbang yang dia takutkan akan jatuh.

Kemudian ada karakter lain yang tampil yaitu Richard Young (Hanks), seorang seniman yang meninggalkan karirnya demi keluarganya. Ketika ayah Richard, Al (Paul Bettany), dan ibunya, Rose (Kelly Reilly), membeli rumah ini pada tahun 1945, itu menjadi simbol warisan mereka.

Sang sutradara Robert Zemeckis kembali bekerjasama dengan tim sukses yang sebelumnya membuat Forest Gump (1994) yaitu Eric Roth sebagai penulis naskah dan dibintangi oleh Tom Hanks dan Robin Wright.

Lewat film ini, Zemeckis mencoba mereplikasi gaya kamera tetap yang digunakan dalam novel grafisnya yang bukan menyajikan cerita linear. Namun mempertemukan waktu dan tindakan dari banyak tokoh asing dalam satu ruang yang sama.

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

Namun hal ini bisa menjadi pisau bermata dua, dikarenakan penggunaan teknik overlapping-frames terkadang mengaburkan garis di antara keluarga yang berbeda, dan juga pergantian musim secara virtual dan waktu bergerak maju melalui jendela bay yang luas. Sementara rumah tetangga depan tampak statis, impian para karakter tampak melampaui dinding-dinding rumah yang menjadi set cerita film ini.

Menurut gue ketika menonton film ini jangan sampai lengah sedetik pun. Karena mungkin saja kita akan kehilangan salah satu pesan yang ingin disampaikan oleh Zemeckis dan Eric Roth yaitu kecemasan berlebihan tentang memikirkan masa depan seringkali membuat kita kehilangan momen saat ini.

Secara keseluruhan, film Here menyajikan kisah haru biru yang menyentuh kita secara emosional bahwa orang bisa datang dan pergi, namun kenangan akan selalu tetap terukir.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film VENOM: THE LAST DANCE, Konklusi Trilogi Alakadar

Published

on

Review Film Venom: The Last Dance, Konklusi Trilogi Alakadar

www.gwigwi.com – Setelah numpang sebentar di MCU, tepatnya di film SPIDER-MAN: NO WAY HOME (2021), Eddie Brock/Venom (Tom Hardy) kembali lagi ke universe film-film Sony Marvel mereka.

Memang nasib, Eddie/Venom langsung diincar oleh militer yang dipimpin Jenderal Strickland (Chiwetel Ejiofor) yang kerap bersinggungan dengan Dr. Teddy Paine (Juno Temple) yang hanya ingin mempelajari symbiote.

Tak hanya manusia, jauh di sudut kosmos tepatnya di planet Venom berasal, Klyntar, suatu sosok jahat menginginkan sesuatu dari Eddie/Venom. Sementara duo itu hanya ingin pergi dari semuanya dan melihat patung Liberty di New York…

Review Film Venom: The Last Dance, Konklusi Trilogi Alakadar

Review Film Venom: The Last Dance, Konklusi Trilogi Alakadar

Si antagonis jahat itu adalah Knull (Andy Serkis). Bila di komik, sosok itu digambarkan super kuat dan tingkat bahayanya layak disandingkan dengan Thanos di MCU. Apakah ini rencana Sony untuk membuat jagat marvel-nya lebih besar lagi?

Hal yang jelas adalah cara perkenalan Knull di awal film sangat biasa sekali. Tak ubahnya villain biasa di film blockbuster generik lain. Tidak ada kharismatik kuat ala Thanos. Di eksposisi begitu saja seakan takut penonton tidak paham.

Review Film Venom: The Last Dance, Konklusi Trilogi Alakadar

Review Film Venom: The Last Dance, Konklusi Trilogi Alakadar

Sesuatu yang tidak perlu karena toh di sepanjang film dijelaskan lagi ancaman pada Eddie/Venom dan betapa seramnya Knull dengan cara yang lebih subtil dan memberi nuansa lebih ngeri.

VENOM: THE LAST DANCE adalah konklusi trilogi yang terasa men-checklist apa yang tampaknya disukai fans sejak film pertama; joke nyeleneh, chemistry Eddie dan Venom, Tom Hardy akting menggila dan spesial efek Venom yang memang menarik.

Meski diinjeksikan momen-momen kontemplatif dan hangat antara Eddie dan Venom soal hubungan mereka untuk membuat lebih dramatis, plot tidak benar-benar mengetes hubungan mereka sampai dramanya menghujam rasa audiens.

Review Film Venom: The Last Dance, Konklusi Trilogi Alakadar

Review Film Venom: The Last Dance, Konklusi Trilogi Alakadar

Hal yang banyak justru komedinya sedari pada lebih memasak chemistry keduanya. Karakter pendukung dan villain monster generiknya juga tidak menambah pengalaman menonton lebih spesial.

VENOM: THE LAST DANCE berakhir terasa kewajiban untuk melanjutkan saja karena dua film sebelumnya sukses. Tidak ada hal groundbreaking eksperimental dan terasa main aman saja untuk mencapai endingnya. Just Another generic franchise movie yang barangkali lebih bisa disayangi fans loyal sejak awal.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending