Connect with us

TV & Movies

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Published

on

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

www.gwigwi.com – Monkey Man adalah film aksi karya Dev Patel (Slumdog Millionaire, Lion, The Wonderful Story Of Henry Sugar, dll) yang menceritakan tentang Kid (dibintangi juga oleh Dev Patel) yang bertekad membalas dendam terhadap kepala polisi yang korup, Rana Singh (Sikandar Kher) karena menyerang desanya dan membunuh ibunya. Sambil merencanakan balas dendam, Kid mencari uang sebagai petarung ilegal dan memakai topeng monyet untuk menutup mukanya. Kid akhirnya mengetahui bahwa Rana sering mencari hiburan di klub malam elit yang dikelola oleh Queenie (Ashwini Kalsekar) dan mencoba melamar bekerja disana. Ia berkenalan dengan Alphonso (Pitobash), seorang kurir kepercayaan Queenie yang pincang dan mereka menjadi cukup akrab yang membuat Kid dapat mengakses lantai-lantai ekslusif untuk tamu-tamu VIP. Berbekal modal nekat, Kid pun ingin secepatnya melaksanakan balas dendamnya. Gwiple dapat menyaksikan aksi-aksi pertarungan penuh darah seperti dalam film John Wick, koreografinya pun terlihat apik dan seru.

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Plot balas dendam terhadap polisi dan politisi korup mungkin dapat memberikan rasa senang bagi sebagian Gwiple menyaksikan Kid menghajar Rana karena baik di India maupun di Indonesia sama-sama harus menghadapai permasalahan korupsi di kalangan aparat dan pejabat. Yang sedikit mengecewakan adalah pada awalnya Alphonso kiranya di-set sebagai sidekick-nya Kid tapi pada pertengahan film, eksistensinya hilang begitu saja dan terasa sia-sia. Dan walau banyak flashback mengenai motif balas dendamnya tapi yang kurang disini adalah kenapa dan bagaimana Kid bisa masuk ke dunia pertarungan illegal dan memilih monyet sebagai karakternya; sebagai judul fim seharusnya hal ini bisa dieksplorasi lebih dalam.

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Review Film Monkey Man, Aksi Ala Bollywick

Terlepas dari kekurangan-kekurangan itu, Monkey Man adalah film aksi yang seru dan Dev Patel pun juga keren dalam aksi-aksinya menghajar para penjahat. Monkey Man sudah dapat disaksikan di bioskop-bioskop favorit Gwiple.

Advertisement

TV & Movies

Review Film Elio, Apakah kita sendirian di semesta raya ini?

Published

on

Review Film Elio, Apakah Kita Sendirian Di Semesta Raya Ini?

www.gwigwi.com – Film dibuka dengan rekaman audio mendiang astronom Carl Sagan yang menyatakan bahwa ketertarikan manusia pada semesta raya bermula dari upaya mencari tahu apakah kita sendirian di alam semesta?

Pertanyaannya adalah apakah ada kehidupan di planet lain atau tidak? Selain itu kekhawatiran yang lebih dalam, yang berkaitan dengan film animasi ke-29 dari Disney dan Pixar yang berjudul Elio.

Apakah orang lain pernah merasakan hal yang sama seperti kita? Dan jika tidak, apakah mereka masih bisa mencintai dan menerima kita apa adanya dan bukan apa yang mereka inginkan? Menjadi premis penting di film ini.

Review Film Elio, Apakah Kita Sendirian Di Semesta Raya Ini?

Review Film Elio, Apakah Kita Sendirian Di Semesta Raya Ini?

Kita akan bertemu dengan Elio Solis (Yonas Kibreab) yang mendapatkan teman di tempat yang tak terduga dan menjalin ikatan yang lebih kuat dengan bibinya Olga (Zoe Saldana) yang mengurusnya setelah kedua orang tuanya meninggal.

Ia pun jadi terobsesi dengan berbagai hal yang berbau alien, UFO, Planet. Hingga pada suatu ketika, ia mengetahui bahwa bibinya bekerja di pusat penelitian luar angkasa dan secara tidak sengaja berkomunikasi dengan entitas di luar angkasa.

Tidak disangka, Elio diterima di komunitas lintas galaksi Communiverse dan konflik muncul ketika Lord Grigon (Brad Garrett) alien yang ditolak keanggotaan nya ketika ingin bergabung di paguyuban tersebut.

Dari sisi animasinya sudah jangan ditanya lagi, yang paling mencolok dari Elio adalah bagaimana ia menggambarkan perasaan rindu yang tak menentu akan sesuatu yang mungkin tidak kita ketahui keberadaannya.

Review Film Elio, Apakah Kita Sendirian Di Semesta Raya Ini?

Review Film Elio, Apakah Kita Sendirian Di Semesta Raya Ini?

Di sini, hasrat untuk bepergian melintasi galaksi dan menemukan dunia yang digambarkan dengan cemerlang dan bentuk kehidupan luar angkasa yang menyenangkan.

Kemudian perjalanan ini juga membuat Elio diuji kembali keyakinannya tentang apa itu rumah? Menurut gue hal ini merupakan kesimpulan yang bijaksana untuk sajian animasi yang menyenangkan ini.

Kehidupan di Bumi dan mungkin di planet lain pun pada dasarnya tidak sempurna, dan film ini sungguh mengejutkan serta memuaskan buat gue karena betapa dalamnya karakter Elio terlibat dengan gagasan itu.

Secara keseluruhan, film terbaru dari Disney dan Pixar yang terinspirasi tentang seorang anak laki-laki yang ingin meninggalkan Bumi demi kesempatan untuk tinggal di suatu tempat di antara bintang-bintang.

Dengan humor yang tajam, animasi yang megah dan menarik perhatian, serta karakter alien yang unik, Elio memiliki nilai hiburan yang cukup untuk memuaskan penonton yang seumuran dengan sang tokoh utama atau yang lebih muda.

Review Film Elio, Apakah Kita Sendirian Di Semesta Raya Ini?

Review Film Elio, Apakah Kita Sendirian Di Semesta Raya Ini?

Namun, wawasan yang menyentuh hati tentang kesedihan dan kegembiraan universal inilah yang menjadikan film ini salah satu proyek studio yang paling menyentuh hingga saat ini.

Meskipun gue berharap konsep
Communiverse dan kumpulan alien nya punya porsi lebih banyak di sepanjang film.

Continue Reading

TV & Movies

Film Live Action Return to Silent Hill Akan Tayang Bulan Januari 2026 Nanti

Published

on

Film Live Action Return To Silent Hill Akan Tayang Bulan Januari 2026 Nanti

www.gwigwi.com – Ada sebuah video game yang akan mendapatkan adaptasi live actionnya tersebut berjudul “Return to Silent Hill” yang dimana akan tayang pada tanggal 23 Januari 2026 nantinya tersebut, yang dimana untuk film live action jadinya dari proses editing video dan berbagai macam hal lainnya diperkiraan akan selesai sebentar lagi, karena film “Return to Silent Hill” merupakan sebuah proyek live action film yang sudah direncakan dari tahun 2022 bulan Oktober kemarin tersebut.

Yang dimana menjadi perbicangan lainnya karena dengan beberapa karakter lainnya juga akan hadir seperti Jeremy Irvine mejadi James Sunderland, Hannah Emily Anderson menjadi Maria, Evie Templeton menjadi Laura, Robert Strange menjadi Red Pyramid, Eve Macklin menjadi Kaitlyn, dan Aktris dan Aktor lainnya juga akan mengisi peran pendukung lainnya tersebut.

Serta untuk ceritanya sendiri akan menceritakan tentang karakter bernama James Sunderland, yang kembali ke kota masa kecilnya tersebut yaitu “Silent Hill” dengan begitu juga membuat dirinya dengan beberapa kenangan pahit dan juga manis akan kembali dihadirkan pada dirinya tersebut, hal ini juga menjadi sebuah kejanggalan lainnya.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film 28 Years Later, Kiamat Zombie ala British

Published

on

Review Film 28 Years Later, Kiamat Zombie Ala British

www.gwigwi.com – Setelah 28 hari, kemudian 28 minggu, loncat langsung ke 28 tahun. 28 YEARS LATER, film ketiga ini untung tak terasa lama karena memang sudah mulai menghilang dari ingatan publik. Tetiba muncul trailer yang menjanjikan dan langsung mengingatkan memori betapa ikoniknya film pertama (28 DAYS LATER).

Setelah meledaknya seri AMC THE WALKING DEAD, HBO THE LAST OF US dan tentunya sekian banyak film dan seri zombie lain selama hampir 2 dekade, apakah sutradara Danny Boyle mampu menunjukkan spesialnya wabah zombie di Inggris ini?

Review Film 28 Years Later, Kiamat Zombie Ala British

Review Film 28 Years Later, Kiamat Zombie Ala British

28 tahun sejak virus zombie merebak. Seantero Inggris dikarantina, menjadi kepulauan zombie yang terasingkan. Di sebuah koloni yang bertahan, Spike (Alfie Williams) diajak bapaknya, Jamie (Aaron Taylor Johnson) untuk berburu. Setelah harus berbohong pada ibunya, Isla (Jody Comer) yang sakit, berangkatlah si bapak anak ke daratan utama.

Mata Spike perlahan terbuka pada situasi bahaya yang ia hadapi dari wabah zombie..dan kenyataan buruk mengenai keluarganya….

28 YEARS LATER terasa….british. Baik dari settingnya berlatar alam britania yang indah dan tersebar reruntuhan kastil. Memberi kesan wild west paska kiamat ala Inggris. Jauh berbeda dengan setting film dan seri zombie lain yang menampilkan kehancuran, kelam dan menonjolkan keputus asaan.

Lalu dari bagaimana para filmmaker mengintrepretasi masyarakat modern yang justru kembali pada gaya bertahan hidup ala abad pertengahan; membuat “kastil”, balista dan anak panah.

Review Film 28 Years Later, Kiamat Zombie Ala British

Review Film 28 Years Later, Kiamat Zombie Ala British

Gaya penyutradaraan ala punk rock-nya Danny Boyle menambah aksen visual yang membuat 28 YEARS LATER spesial. Film terasa “pecah” seakan menabrak kaidah umum bahasa visual, raw, nyata, keras nan brutal, tapi juga memberi keindahan dan menjelajahi relung sisi gelap dan baik manusia.

Spike merepresentasikan POV polos dalam dunia kelam ini dengan baik. Dari dia, terlihat komunitasnya ternyata tidak sebaik yang terpikir sebelumnya. Membawa semangat 2 film sebelumnya di mana manusia di sebuah kelompok bisa jadi lebih kejam atau aneh dari para zombie.

28 YEARS LATER rasanya berhasil melakukan segala dasar sebuah franchise; setting unik yang indah dengan kegelapan menjalar di sela-selanya, plotting yang sering mengejutkan dan karakter berdimensi yang hidup. Semua itu dalam framework zombie yang sudah saaaangat tereksploitasi. Ternyata mayat hidup ala british itu belum mati….masih merangkak dan berlari maju…dan maju….dan maju….

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending