Connect with us

TV & Movies

Netflix rilis video trailer Death Note

Published

on

GwiGwi.com – Pihak Netflix secara tiba-tiba merilis sebuah trailer singkat dari film Death Note. Sebuah film yang diadaptasi dari manga/anime terkenal dari Jepang. Berlatar kisah supernatural yang berkaitan dengan kematian, trailer ini menghadirkan nuansa menegangkan dan penuh misteri. Dan tidak ketinggalan pula sosok Ryuk juga dihadirkan oleh pihak studio dalam promo ini.

Sutradara dari film You’re Next yaitu Adam Wingard adalah sosok yang ditunjuk untuk mengarahkan film adaptasi ini. Jeremy Slater (Fantastic Four) akan menulis cerita film ini dengan produser Roy Lee, Dan Lin, Jason Hoffs dan Masi Oka. Versi adaptasi Hollywood dari film ini akan mengambil latar belakang kota metropolitan di Amerika. Awal kisahnya bermula dari penemuan sebuah buku supernatural oleh seorang pelajar. Buku tersebut membuatnya dapat “membunuh orang” dengan cara menuliskan nama orang tersebut di bukunya. Akhirnya sang pelajar tersebut memutuskan untuk “membersihkan” dunia dari kejahatan.

Death Note dibintangi oleh Nat Wolff (Paper Towns, The Fault in Our Stars) sebagai Light Turner; Margaret Qualley (The Nice Guys, The Leftovers) sebagai Mia Sutton; Keith Stanfield (Straight Outta Compton, Dope, Short Term 12) sebagai “L”; Paul Nakauchi (Alpha and Omega) sebagai Watari; bersama dengan Shea Whigham (Agent Carter, Boardwalk Empire) sebagai James Turner, dan Willem Dafoe (The Boondock Saints, Spider-Man) sebagai Ryuk sang Shinigami.

Death Note, Manga yang telah diadaptasi ke serial anime dan live action versi Jepangnya ini memiliki inti cerita yang sama yaitu kisah seorang siswa SMA bernama Light Yagami yang menemukan Death Note kepunyaan shinigami (dewa kematian) bernama Ryuk. Light merasa dunia sudah membusuk karena dipenuhi oleh manusia tidak berguna, karena itu Light memutuskan untuk mengorbankan dirinya agar dunia menjadi lebih baik. Light membunuh para penjahat dengan julukan nama KIRA. Tidak butuh waktu lama nama KIRA mendunia. KIRA dikenal sebagai penjahat/pahlawan yang membuat para penjahat mati karena serangan jantung. Aksi Light ini kemudian menarik perhatian detektif paling terkenal di dunia, L.

Advertisement

TV & Movies

Review Film Wonka, Coklat ajaib yang setengah matang

Published

on

Review Film Wonka, Coklat Ajaib Yang Setengah Matang

www.gwigwi.com – Willy Wonka mungkin paling dikenal akibat CHARLY AND THE CHOCOLATE FACTORY (2005) buatan Tim Burton. Meski sukses, banyak yang menyayangkan versi itu yang tak selegendaris versi Gene Wilder, WILLY WONKA & THE CHOCOLATE FACTORY (1971).

Ironisnya, bisa jadi kesuksesan versi Tim Burton itulah yang menjadi landasan WB kalau masih banyak yang ingin mencicipi coklat ajaib buatan karakter tersebut. Maka muncullah WONKA (2023).

Bercerita tentang Willy Wonka muda (Timothée Chalamet) yang ingin membuat toko cokelat di distrik belanja, Galerie Gourmet. Dengan cokelat buatannya yang berbahan ajaib dari seluruh penjuru dunia, Willy yakin dia akan sukses. Impiannya tertahan oleh para saingan bisnisnya; Slugworth (Paterson Joseph), Prodnose (Matt Lucas), Mathew Baynton (Ficklegruber), yang ingin memonopoli bisnis cokelat. Mampukah Willy mewujudkan tokonya?

Review Film Wonka, Coklat Ajaib Yang Setengah Matang

Review Film Wonka, Coklat Ajaib Yang Setengah Matang

Yap, ini adalah prekuel versi Gene Wilder melihat dari estetika artnya baik dari set desain maupun desain kurcaci Oompa Loompa. Tentu prasangka film hanyalah usaha studio memerah franchise tanpa peduli akurasi dan kualiti sangat besar. Untungnya sutradara Paul King, yang dulu sukses dengan PADDINGTON (2014) dan PADDINGTON 2 (2017), berhasil sebisa mungkin memaksimalkan nilai jual karakter buatan penulis legendaris Roald Dahl ini. Yah, sebisa mungkin.

Keajaiban dan jenaka adalah pesona dari WONKA (2023) yang Paul King sangat ahli menghidupkannya.

Deretan karakter yang unik dengan ekspresi emosi yang dilebihkan tapi tak berakhir lebay; antagonis jahat namun saat menari bisa lucu; polisi dan gereja yang bisa disuap dengan cokelat, etc. Seakan pada intinya, WONKA (2023) adalah film se harmless kartun anak-anak dengan secukupnya drama yang menyentuh.

Review Film Wonka, Coklat Ajaib Yang Setengah Matang

Review Film Wonka, Coklat Ajaib Yang Setengah Matang

Adegan yang menunjukkan wonderment atau “keajaiban” filmnya seperti; Willy dan Noodle (Calah Lane) melompat-lompat di atas Galerie Gourmet dengan balon; Memerah susu jerapah dan tentunya saat pembukaan toko. Adegan-adegan itu terasa innocent manis nan menghanyutkan dan merupakan momen terbaik film.

Makanya saat klimaks film adalah tentang Willy merencanakan Heist atau pencurian, hal itu terasa tak sesuai spirit awal film. Malah seperti plot lain tetiba distreples saja. Ya, adegan pemuncak tersebut tetap lucu nan manis tapi rasanya bukan itulah alasan orang menyenangi Willy Wonka. Tambah lagi hubungannya dengan karakter Noodle seperti hanya berfungsi menebalkan plot heist itu. Bayangkan kalau klimaks AVENGERS ENDGAME (2019) adalah adegan balapan. Sebagus apa pun tetap saja tak terasa pas.

Willy Wonka versi Chalamet paling berhasil saat mengundang simpati dikala situasinya sulit dan bagaimana ia tersenyum hangat saat berinteraksi dengan orang. Dalam menunjukkan gilanya Willy, dia belum seberhasil Johnny Depp mau pun Gene Wilder. Rasanya performanya pas saja meski tak gagal atau memukau.

Review Film Wonka, Coklat Ajaib Yang Setengah Matang

Review Film Wonka, Coklat Ajaib Yang Setengah Matang

Akting paling menarik perhatian justru Hugh Grant sebagai Oompa Loompa yang sebelumnya diidentikkan orang pedalaman yang liar, kini menjadi karikatur gentleman Inggris yang perlente, banyak akal dan menyebalkan.

WONKA (2023) ibarat merk coklat ajaib yang…membingungkan. Kadang terasa spesial manis nan menghanyutkan, tapi juga ada rasa yang umum untuk sekedar melengkapi. Pingin rasanya melihat Paul King meramu yang spesial itu saja sepenuhnya meski harus cobain merk coklat lain.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film NAPOLEON, and Josephine??

Published

on

Review Film Napoleon, And Josephine??

www.gwigwi.com – Napoleon seorang tokoh yang penting namun kurang banyak yang memfilmkan kisah hidupnya secara penuh. Beberapa film yang sudah ada hanya mengambil peperangan yang penting saja seperti Waterloo (1970) atau Battle of Austerlitz (1960) atau seperti The Emperor’s New Clothes (2001) yang bertema komedi fiksi/teori konspirasi bahwa dia digantikan oleh orang lain saat dibuang di St.Helena.

Review Film Napoleon, And Josephine??

Review Film Napoleon, And Josephine??

Pada akhir tahun 2023 ini, Ridley Scott mencoba membawa Gwiple melihat bagaimana karir Napoleon menanjak terus dari yang tadinya hanya kopral artileri lalu menjadi Jendral hingga akhirnya menjadi Kaisar Prancis. Sayangnya karena durasi film hanya 150 menit jadinya adegan-adegan pertempuran yang ditayangkan hanya sebagian saja seperti di Toulon, Mesir, Austerlitz, dan Waterloo (yang entah kenapa kampanye di Italia hanya dinarasikan, padahal itu kampanye invasi pertama Napoleon yang mengangkat pamornya karena berhasil mengalahkan Austria yang sebagai penguasa de facto Italia) dan adegan-adegan itu terkesan lewat begitu saja tanpa menampilkan kepiawaian Napoleon berstrategi mengalahkan lawan-lawannya walaupun ia kalah jumlah; hanya Waterloo yang durasinya cukup panjang karena pertempuran itu yang mengakhiri karir Napoleon.

Review Film Napoleon, And Josephine??

Review Film Napoleon, And Josephine??

Yang juga mungkin di luar dugaan adalah terlalu banyak proporsi film berfokus pada hubungan antara Napoleon dan Josephine dimulai dari pertemuan pertama mereka di sebuah saloon, bagaimana Napoleon mencoba memenangkan hatinya Josephine, pernikahan mereka, perselingkuhan yang dilakukan oleh masing-masing , perceraian karena Josephine tidak dapat memberikan keturunan laki-laki, hingga saat-saat terakhir mereka. Lalu pemilihan Joaquin Phoenix sebagai Napoleon muda , walaupun ia aktor bertalenta namun mukanya lebih tua daripada Vanessa Kirby yang memerankan Josephine padahal realitanya Napoleon saat itu berumur 26 tahun sedangkan Josephine sekitar 32 tahun. Dan saat berinteraksi dengan Josephine, Napoleon digambarkan sedikit konyol, nafsuan, dan ada kalanya terlalu bergantung pada istrinya, yang tidak dapat diketahui sejauh mana kebenarannya.

Review Film Napoleon, And Josephine??

Review Film Napoleon, And Josephine??

Idealnya, Napoleon ini dibuat menjadi 3 atau 4 part agar momen-momen penting terutama pertempuran-pertempurannya dapat ditampilkan secara menyeluruh. Karena yang sekarang ini terasa terlalu terburu-buru dan kurang menampilkan para Marshals yang juga berperan besar dalam memastikan taktik Napoleon terlaksana dengan baik. Satu hal yang menarik, adanya seorang jenderal keturunan Afrika sering muncul dalam beberapa adegan, bagi yang awam bisa jadi bertanya-tanya siapa dia; namun bagi yang mengikuti kisah Napoleon tentu tahu bahwa ia adalah Thomas Alexandre Dumas yang berasal dari Haiti. Bagi penggemar Napoleon mungkin sebaiknya tidak menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap film ini, tonton saja sebagai suatu interpretasi Ridley Scott mengenai salah satu Jendral dan Kaisar Prancis yang masih menjadi inspirasi hingga saat ini.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling klasik

Published

on

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

www.gwigwi.com – Shakespeare, Jane Austen, Louisa May Alcott dan sekarang 3 Musketeers nya Alexandre Dumas. Tampaknya karya-karya klasik para penulis legenda itu tak akan pernah berhenti diadaptasi. Nah, tergantung pada filmmakernya, bisakah memberikan corak baru saat menggubahnya?

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

THE THREE MUSKETEERS: D’ARTAGNAN (2023)  berkisah tentang D’artagnan (François Civil) yang ingin bergabung menjadi anggota Musketeer-nya Raja Perancis. Ia kemudian harus memghadapi konspirasi yang ingin menggulingkan kepemimpinan kerajaannya bersama 3 Muskeeter; Athos (Vincent Cassel), Porthos (Pio Marmaï) dan Aramis (Romain Duris).

Paling mencolok adalah bergantinya tipikal ksatria berbaju bersih klimis perlente seperti serial drama periode Downton Abbey (2010), dengan jubah Musketeer yang terlihat usang, kotor diterpa debu yang justru membuat pemakainya terlihat sebagai ksatria gagah kaya pengalaman yang tangguh. Bukan cosplayer event Renaisans.

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Aksi dibuat lebih kasar hampir ala baku hantam preman dan dishoot dengan hand held mengikuti kibasan pedang walau agak shaky. Semua untuk membuat aksi lebih realis bak di Trilogi film Bourne. Pengadeganan ini menambah tensi koreografi yang sudah menarik.

Cerita pun mudah diikuti meskipun penonton tak kenal novelnya. Dengan alur cepat, penuh tensi penonton mengikuti D’artagnan yang berpapasan dengan 3 Musketeer satu per satu dalam adegan yang lucu, berwarna kepribadian para karakternya dan berenergi.

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Review Film The Three Musketeers: D’artagnan, Swashbuckling Klasik

Ya film ini memang menampilkan aksi lebih gritty namun film tak lantas kelam muram durja. Para musketeer kuat, berkarisma dan full of life, membuat mereka mudah disukai seperti kebanyakan superhero Marvel.

THE THREE MUSKETEERS: D’ARTAGNAN (2023) adalah swashbuckling flick seru yang mengingatkan pada film seperti THE MASK OF ZORRO (1998). Genre petualangan mendebarkan yang Hollywood bantu populerkan tapi seolah lupa bagaimana meramunya lagi (uhukUncharteduhuk).

Continue Reading

Trakteer

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending