GwiGwi.com – THOR: RAGNAROK adalah perubahan radikal dari arah kreatif dua film Thor sebelumnya; lebih ringan, lebih banyak komedi dan Thor yang lebih luwes tak kaku dengan dialog ala teater Shakespeare seperti debutnya. Meski beberapa fans tak menyukai arah tersebut, film ketiga itu adalah film Thor tersukses yang pernah ada baik secara box office atau penerimaan kritikus dan penontonnya.
Maka tentu saja Taika Waititi, sutradara THOR: RAGNAROK, diminta kembali melanjutkan kesuksesan gaya filmnya dengan THOR: LOVE AND THUNDER, tapi apakah film ke 4 ini lebih fun atau justru mulai kehilangan “thunder” nya?

Dibuka dengan origin sang villain baru, Gorr (Christian Bell) mengenai kenapa ia sangat dendam kepada para dewa.
Akting mantan Batman zaman Nolan itu di awal film begitu kuat dan mengundang simpati. He really bring his A game. Sampai rasanya ingin melihat penampilannya lebih lama lagi, di mana itu dibutuhkan untuk lebih menjual tragedi dan keseramannya.
Thor (Chris Hemsworth) sedang mencari orang yang balik mencintainya setelah begitu banyak kehilangan orang terdekat di film-film sebelumnya. Dia mengisi kekosongan hati ini dengan pergi menjadi hero bersama Guardians of The Galaxy. Sampai saat bahaya mencapai New Asgard, dia terkejut melihat senjata lamanya, Mjolnir, digunakan oleh kenalan lamanya, Jane Foster (Natalie Portman)
Dengan judul THOR: LOVE AND THUNDER, jelas apa yang difokuskan cerita ini; Romansa. Namun saya melihat sebenarnya ada tema yang bisa jadi lebih menarik bila dieksplor lebih utama yakni mengenai hipokrasi kepahlawanan dewa yang diomongkan Gorr.

Secara halus memang hubungan dewa dan orang biasa memang diceritakan. Seperti Zeus (Russel Crowe) yang sombong dan lalim, kontras dengan Thor yang selalu mencoba menolong orang. Coba saja ini fokusnya. Bisa ngasih film ini plot yang lebih dramatis dan berbeda. Memang filmnya akan jadi lebih serius, tapi ngeliat kurang nendangnya joke film ini, mungkin saatnya harus ganti tone lagi?
Natalie Portman diberi lebih banyak ruang daripada jadi pacar aja seperti film sebelumnya. Cukup meyakinkan sebagai The Mighty Thor dan lumayan saat komedi. Valkyrie (Tessa Thompson) rasanya jadi pembantu saja. Dia tidak ada story arc seperti di THOR: RAGNAROK. Begitu pula dengan Korg (Taika Waititi).

THOR: LOVE AND THUNDER berasa seperti versi inferior dari THOR: RAGNAROK. Seolah apa yang dicoba film ini, sudah ada versi superiornya dulu. Sekali lagi, apa sekarang saatnya mereka kembali mengganti arah kreatif si dewa petir ini?
Terakhir, baru-baru ini LIGHTYEAR tak jadi tayang karena konten LGBTnya yang frontal. THOR: LOVE AND THUNDER sebenarnya punya lebih banyak yang diselipkan sepanjang film. Saya penasaran bagaimana reaksi masyarakat nanti saat rilis.
Some swear word stuff in it and some intimacy stuff.