TV & Movies
Review Film Virgo & The Sparklings, Menyilaukan Bumilangit

GwiGwi.com – Riani (Adhisty Zara) telat masuk kelas dan kesulitan mengerjakan ulangan. Saat ulangan dikumpulkan, tak sengaja dia mengeluarkan kekuatannya, membakar kertas dia dan teman-temannya. Akibatnya ulangan harus diulang lagi.
Adegan ini sangat membantu menyimpulkan kisah karakter Riani dengan baik; walaupun Riani berkekuatan super, hal itu tak membantu keseharian hidupnya malah sebaliknya.
Set up ini sangat lebih efektif dibanding cara bertele nan panjang yang dilakukan film pertama Jagat Bumilangit silam; GUNDALA (2019).
Riani pindah sekolah dan curhat bernyanyi sendirian sembari main gitar. Kemampuan bermusiknya dilirik oleh Monica (Ashira Zamita) dan Ussy (Satine Zeneta) juga Sasmi (Rebecca Klopper). Walau awalnya Ussy menolak mereka akhirnya kompak membentuk band The Virgos. Kenapa namanya gak sesuai judul filmnya saya juga gak paham.
VIRGO & THE SPARKLINGS memiliki spesial efek dan production design yang servicable. Malahan setting klimaksnya hampir gak beda dengan studio di kampus film. Namun, saya tak peduli dengan beberapa hal itu karena saya sudah terlanjur teridentifikasi dengan Riani dan teman-temannya.
Chemistry antar karakternya adalah nyawa dan key selling point film ini. Walau hanya Riani yang berkekuatan, film memberi alasan kuat bahwa Riani dan temannya saling membutuhkan. Klopnya mereka ini begitu belivable sampai rasanya bisa lanjut saja menjadi film drama komedi remaja tanpa polesan superhero, meski yah gaya dialognya butuh waktu untuk terbiasa.
Mengedepankan tone ringan dan menyenangkan, tak membuat adegan tegang dan dramatis dibuat setengah matang. Justru membuat pedihnya lebih menusuk lagi. Waktu Riani kesulitan di klimaks beberapa orang di bioskop (termasuk saya lol) sedikit menahan tangis karena iba pada usahanya.
Hal itu adalah tanda detailnya filmmaker memperhatikan karakternya, perjalanannya dan pengadeganan mereka. Riani sebagai Virgo barangkali adalah superhero pertama Indonesia di layar lebar yang mudah sekali penonton resapi dan terima.
Lagipula buat apa karakter berkekuatan melimpah bila sulit dipedulikan? uhukKanguhuk
Musik yang dimainkan The Virgos tak dibuat tanggung. Bisa jadi “Sahabat Angin” adalah lagu orisinil terbaik yang pernah ada di film superhero sejauh ini. Mau di Marvel atau DC. Tak hanya catchy, lagunya juga bercerita soal curhatan sulitnya hidup Riani. Mempunyai kontribusi, gak hanya enak didengar.
VIRGO AND THE SPARKLINGS barangkali adalah momentum yang dibutuhkan JAGAT BUMILANGIT agar disadari dan didukung warga marcapada Indonesia. Mungkin tepat sekali momentum itu bersamaan dengan dentuman tabuhan drum bandnya.
TV & Movies
Review Film Hi-Five, Power Sharing Done Right

www.gwigwi.com – Park Wan Seo (Lee Jae In) seorang gadis SMP yang mendapat transplantasi jantung tiba-tiba merasakan fisiknya lebih kuat dan ia dapat berlari kencang sekali walau tidak sekencang the Flash. Ternyata ia tidak sendirian, seorang pria Bernama Park Ji Sung (Ahn Jae Hong) yang mendapat transplantasi paru-paru dan mempunyai kekuatan dapat menghembuskan angin yang amat kencang.
Mereka berdua juga bertemu dengan seorang wanita paruh baya penjual yogurt yang mendapatkan donor ginjal bernama Kim Sun Nyeo (Ra Mi Ran) yang belum diketahui kekuatannya juga seorang cowok lagi bernama Hwang Ki Dong (Yoo Ah In) yang menerima kornea dan dapat melihat serta manipulasi gelombang elektromagnetik.

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right
Ternyata yang menjadi donor organ mereka semua adalah orang dengan super power yang secara misterius bunuh diri dan entah bagaimana setiap organ memiliki kekuatan masing-masing.
Dua orang lagi yang menerima organ donor adalah Seo Young Chun (Park Jin Young) seorang pemilik industri farmasi sekaligus pemimpin sekte yang berambisi hidup abadi yang menerima pankreas dari pendonor misterius.

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right
Orang terakhir adalah Huh Yak Sun (Kim Hee Won), seorang mandor di pabrik milik Young Chun yang menerima liver dan dapat menghisap dan menyembuhkan penyakit orang lain.
Young Chun merupakan antagonis dalam film ini dan ingin memiliki semua kekuatan dari yang lain agar dapat menjadi dewa yang maha kuasa.

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right
Untuk mencegah hal itu, kelima pahlawan super ini harus mencari akal untuk bekerja sama mentrasfer kekuatan mereka difokuskan ke satu orang, disinilah peran Sun Nyeo yang ternyata dapat mentransfer kekuatan-kekuatan itu.
Karena film ini bergenre komedi jadinya tidak banyak menjelaskan konsep super power, asal usulnya dan siapa pemilik kekuatan tersebut sebelumnya. Gwiple dipaksa harus menerima itu semua dan sampai akhir film tidak akan ada penjelasannya.
Efek visual film ini terbilang cukup, dan koreografi action-nya juga OK walau Gwiple tidak akan melihat muka aktor-aktrisnya jadi lebam dan memar.

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right
Satu hal yang menarik dari film ini adalah konsep sharing power nya tetap mempertahankan kekuatan masing-masing individu yang unik sehingga Gwiple tidak akan melihat Wan Seo dapat menyembuhkan orang sakit kanker.
Konsep ini lebih menarik daripada yang dimiliki Shazam dimana semua orang yang kebagian kekuatannya juga jadi kuat, cepat, bisa terbang, dll.
Overall Hi-Five adalah film hiburan semata yang simpel, saat menontonnya tidak perlu banyak berpikir ataupun berekspektasi macam-macam, cukup datang, duduk, dan menonton hingga selesai.
TV & Movies
Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

www.gwigwi.com – Setelah kecelakaan naas, Andy (Billy Barratt) bersama adik tirinya yang penglihatannya terbatas, Piper (Sora Wong), diasuh oleh seorang konselar berpengalaman bernama Laura (Sally Hawkins). Di rumah Laura, mereka bertemu seorang anak yang katanya bisu selektif, Olliver (Jonah Wren Phillips).
Meski nyentrik, Andy dan Piper bisa menikmati hidup dengan Laura…sampai pelbagai kejadian aneh terjadi.
BRING HER BACK mungkin bukan film horror dengan cerita ter-orisinil, tapi duo sutradara yang dulu sukses dengan TALK TO ME mampu membawakan cerita yang biasanya terbalur klise Hollywood, menjadi pengalaman berbeda.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy
Para filmmaker tetap setia menonjolkan sisi rapuh dan kuat karakternya. Mau itu sifat baik atau buruk si protagonis atau antagonis. Maka BRING HER BACK tak pernah kehilangan modal emosi dramatis itu dan film tidak jatuh menjadi pertunjukan pertumpuhan darah tanpa makna.
Dan wew, banyaknya darah.
Gore dan violence yang ditampilkan banyak terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari hingga tidak asing dan mungkin saja bisa terjadi. Itulah yang bikin adegan membekas di ingatan dan bikin ngilu, meskipun adegan demikian tak sebanyak horror lain. Bukti juga duo sutradara tidak sembarangan menampilkannya, hanya saat dibutuhkan cerita saja.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy
Barangkali karena kisahnya yang cukup familiar, rasanya filmmaker tidak bermain seliar TALK TO ME dalam memainkan tema tragedi kehilangan keluarga ini. Sebagaimana film duo sutradara itu sebelumnya dengan cerdas mensimulasikan horor bertemu roh seakan narkoba yang adiktif.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy
Seusai film, justru film yang ajegile gore nya ini membuat batin terasa hangat. Mungkin karena suksesnya para filmmaker memanusiakan para karakter secara lenhkap. Membuat kita memahami, bahkan iba dengan si antagonis. Jarang rasanya sutradara horror lain mampu menyajikan tragisnya kisah di balik seram-seraman, seahli duo Danny dan Michael Philippou.
Be warned, the movie includes very gory, triggering and unsettling scenes.
TV & Movies
Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

www.gwigwi.com – Ana De Armas, sang Bond Girl akhirnya masuk dalam John Wick Universe sebagai Eve, seorang yatim piatu yang bertekad membalaskan kematian ayahnya. Eve yang masih kecil ditolong oleh Winston (Ian McShane) untuk menemui The Director (Anjelica Huston) sebagai pemimpin tertinggi Ruska Roma.
Eve akhirnya bergabung dengan Ruska Roma dan dilatih untuk menjadi pembunuh yang efisien. Bertahun-tahun kemudian dalam sebuah misi, Eve dihadang oleh seorang pembunuh lainnya namun berhasil ia bunuh.
Eve yang mengenali tanda yang dimiliki si pembunuh sama dengan para pembunuh ayahnya mencoba mencari informasi dari Director namun ia dilarang untuk mencari tahu lebih lanjut. Eve tidak mengindahkan perintah itu dan terus mencari tahu hingga menemui titik terang untuk memburu Daniel Pine (Norman Reedus), seorang anggota dari kelompok misterius itu.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal
Ternyata Pine sudah meninggalkan kelompok itu demi menyelamatkan seorang anak Bernama Ella; sayangnya mereka disergap oleh para anggota kelompok dan Ella pun diculik sedangkan Pine luka parah.
Eve terpaksa harus mencari petunjuk lain yang setelah membunuh sebagian anggota kelompok tersebut membuatnya mengunjungi sebuah kota kecil di pegunungan Prague, dimana seluruh penduduknya adalah anggota pembunuh yang dipimpin oleh The Chancelor (Gabriel Byrne).
Dimulailah pertarungan akhir Eve untuk membalaskan dendamnya, namun usahanya tidaklah mudah apalagi keadaan semakin rumit dengan kehadiran sang Baba Yaga, John Wick yang diperintahkan oleh Director untuk menghalangi Eve.
Buat Gwiple yang penasaran dengan akhir pertarungan ini dapat segera menontonnya di bioskop.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal
Plot dalam film Ballerina ini sebetulnya standard saja namun dikemas dengan pacing yang baik dan Gwiple dapat melihat pertumbuhan Eve menjadi ahli dalam membunuh. Dan tim produksi cukup pintar dalam menyisipkan adegan saat John Wick mencari suaka ke Ruska Roma agar dapat berinteraksi dengan Eve muda.
Sayangnya kemunculan Norman Reedus sebagai Pine hanya sebentar , apalagi ternyata ia adalah anak dari The Chancelor yang berarti adalah pamannya Eve.
Mungkin demi durasi film agar tidak terlalu Panjang maka perlu mengorbankan detil tentang Pine. Harapannya sih spin off berikutnya memunculkan Pine agar kisahnya bisa dieksplorasi lebih jauh.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal
Untuk aksi dalam film ini tidak usah diragukan kebrutalannya. Memang di awal film kurang terlihat intense dan brutal namun makin lama, aksinya hampir non stop dan serunya ada pertarungan memakai flame thrower yang hampir menyamai keseruan aksi tembak-tembakan di John Wick 4 yang memakai amunisi Dragon’s Breath.
Overall, movie spinoff dari John Wick ini tidaklah mengecewakan untuk ditonton. Tapi jangan ajak anak-anak karena ini tontonan untuk Dewasa.
-
TV & Movies4 weeks ago
Review Film LILO & STITCH, Simple But Good
-
TV & Movies4 weeks ago
Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang
-
Event3 weeks ago
Ketegangan Horor Jepang Hadir di Jakarta Lewat Meizu x Shadow Corridor di Anime Festival Asia Indonesia 2025 (#AFAID25)
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Film Karate Kid Legends, Sebuah Warisan yang Terus Berlanjut
-
TV & Movies2 weeks ago
Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal
-
Berita Anime & Manga2 weeks ago
Yuuki Kuwahara: Suara Manis di Balik Tohru yang Akan Hadir di AFA Indonesia 2025 #AFAID25
-
News2 weeks ago
Kemunculan Kartu Mewtwo Tim Roket ex dan Para Pelatih Juara di Pokémon Game Kartu Koleksi Seri Terbaru “Kehadiran Juara”
-
Berita Anime & Manga1 week ago
Yofukashi no Uta Season 2 Akan Tayang Pada Bulan Juli 2025 Nanti