Connect with us

TV & Movies

Review Film Sinners, Vampir ala Dongeng African-American

Published

on

Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American
www.gwigwi.com –

www.gwigwi.com –

Sutradara Ryan Coogler dan Michael B. Jordan. Tiap mereka tandem, tampaknya selalu…deliver. Setelah main BLACK PANTHER (2017) keduanya main bersama lagi dalam genre yang tak diduga, horror, dan tidak cuma horror biasa, no. Horror berbalut sosiokultural ras kulit hitam amerika berjudul SINNERS

Duo gangster kembar yang dipanggil Smoke dan Stack atau dikenal Smokestack (Michael B. Jordan) kembali ke kampung halaman sedari Chicago. Mereka ingin memulai bisnis yakni membuat tempat hiburan malam di mana orang kulit hitam yang lelah dengan pekerjaan dan rasisme bisa lepas bersantai bernama Club Juke.

Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American
Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American

Sepupu mereka, Samee (Miles Cotton) berbakat menyanyi blues dan diminta untuk meramaikan Club Juke. Siapa sangka nyanyiannya memanggil tamu lain. Jenis yang haus darah pimpinan Remmick (Jack O’Connel)….

SINNERS memberi banyak durasi untuk mengenalkan amerika daerah selatan masa hukum opresif bernama Jim Crow. Suka duka warga kulit hitam dan musik blues sebagai pelarian mereka. Alih-alih horror, porsi ini terasa seperti film gangster drama kalau opening film tidak menginformasikan adanya horror.

Dan mungkin itu yang bisa membuat film agak sulit di pasar. SINNERS lebih kental dengan seluk beluk kehidupan karakter dan budayanya, lalu ketika horror mulai terbangun dan dikenalkan, durasinya justru lebih lama dari bagaimana karakternya akan bertahan hidup.

Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American
Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American

Tetapi justru itulah daya tarik utama SINNERS. Filmmakernya tidak terlalu tertarik dengan kelamaan main kejar-kejaran dengan vampir, tapi bagaimana pemikiran para penghisap darah itu berembuk dengan minoritas yang susah payah hidup di bawah tekanan; apakah ikut vampir, monster tapi bebas lepas nan bersatu? Atau menjadi diri sendiri tapi nelangsa?

Tak berarti film minim teror, no. Vampir di SINNERS itu menikmati hidupnya; santai, bernyanyi dan menari dengan semangat di hadapan mangsanya yang ketakutan. Adegan mereka berkumpul dan “berpesta” di depan Smoke dan lainnya terkepung, itu mungkin salah satu adegan horror ter..creepy tahun ini.

Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American
Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American

Remmick si vampir, wah, kharismatik, lepas, mungkin salah satu depiksi vampir yang…wah.

Di beberapa adegan scare lain pun, Ryan Coogler seakan menolak mengadegankannya dengan cara konvensional, tetapi tetap familiar dan tentunya menegangkan.

Musik blues menjadi pelarian Slim (Delroy Lindo) saat mengingat nasib temannya, dan sepertinya itulah muara pesan SINNERS; derita dan senang yang akhirnya terekspresikan dengan musik yang indah dan menggetarkan jiwa. Sukacita singkat di Club Juke dan mimpi buruk diserbu vampir setelahnya, seakan gambaran dari sulitnya minoritas untuk bersatu dan bahagia, namun akhirnya mampu bertahan dan mengubah memori itu menjadi karya indah.

Advertisement

TV & Movies

Review Film The Accountant 2, Kembalinya Si Pembunuh Autistik

Published

on

Review Film The Accountant 2, Kembalinya Si Pembunuh Autistik

www.gwigwi.com –

Ben Afleck, kembali lagi menjadi Christian Wolff , sang Akuntan yang ahli dalam membereskan berbagai hal di luar hukum. Dalam film ini Braxton (Jon Bernthal), Direktur FINCE Marybeth Medina (Cynthia Addai-Robinson), dan mantan Direktur FINCE Ray King (J.K. Simmons) juga kembali memerankan peran yang sama.

Christian dibantu oleh Braxton kali ini diminta Marybeth untuk menyelidiki kematian Ray King setelah ia bertemu dengan seorang pembunuh bernama Anais (Daniella Pineda) yang sangat misterius dan sulit dilacak. Mereka harus mengetahui siapa pelaku dan motifnya dalam membunuh Ray serta apa sih benang merah dengan Anais ini.

Semakin mereka menyelidiki lebih dalam, semakin jelas pula bahwa mereka sedang berhadapan dengan sindikat perdagangan manusia asal Mexico yang menyekap anak-anak di sebuah kamp di Juarez, Mexico. Kedua bersaudara inipun bertekad menyelamatkan anak-anak tersebut sebelum mereka menghilang.

Dalam sekuel ini pun Gwiple akan menyaksikan bagaimana Christian yang kaku mencoba memperbaiki hubungannya dengan Braxton yang merasa dia selalu harus melindungi kakaknya tapi tidak pernah merasa mendapatkan apresiasi dari saudaranya. Sebetulnya segmen ini bagus untuk menampilkan bahwa mereka tidaklah pembunuh berdarah dingin yang tidak punya empati namun rasanya terlalu panjang sehingga jadi membosankan.

Untuk aksi tembak menembaknya rasanya kurang intense dibandingkan yang pertama namun masih dapat memukau Gwiple karena terlihat professional dan bukan sekedar dar der dor. Humor humor yang ditampilkan banyak berkisar pada kecanggungan Christian dalam bersosialisasi dengan lawan jenis, banyak yang memang lucu tapi ada beberapa yang terasa cringe. Overall setelah 8 tahun penantian, Accountant 2 ini seru banget untuk ditonton di bioskop mulai 25 April 2025. Pastikan kalian dapat menontonnya.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Drop, Suspense Di Dalam Restoran Mahal

Published

on

Review Film Drop, Suspense Di Dalam Restoran Mahal
www.gwigwi.com –

Violet, adalah seorang janda beranak satu yang memiliki trauma KDRT mendiang suaminya. Setelah lama hidup single akhirnya ia memutuskan menemui seorang cowo, Henry yang dikenalnya di dating app. Anaknya, Toby pada malam itu dijaga oleh adiknya, Jenn dan Violet pun berangkat menuju Pallette, sebuah restoran mahal dan berkelas.

Sesampainya disana Violet akhirnya bertemu dengan Henry, cowo ganteng yang berprofesi sebagai fotografer . Setelah mereka berdua duduk di meja yang sudah dipesan, Violet mendapat pesan aneh dari DigiDrop nya. Awalnya ia acuhkan tapi pesan- pesan muncul terus hingga ia diancam harus mengikuti instruksi si pengirim pesan bila tidak ingin anak dan adiknya mati.

Review Film Drop, Suspense Di Dalam Restoran Mahal
Review Film Drop, Suspense Di Dalam Restoran Mahal

Violet yang tidak ingin melakukan perbuatan kriminal tanpa mengorbankan keluarganya harus mencari akal bagaimana mengulur waktu dan menemukan siapa yang mengancamnya serta kenapa dia yang dipilih.

Suspense yang dibangun dalam film ini amat menarik karena Gwiple akan dibuat menerka-nerka siapa pelaku yang meneror Violet dan menebak apa motif mereka memilih Violet dan kenapa. Gwiple juga akan dibuat gemes melihat tindakan-tindakan yang dilakukan Violet dalam memenuhi tuntutan si peneror sambil mempertahankan kencannya tetap berlangsung, dan meminta pertolongan dari pengunjung lain. Namun siapakah pengunjung yang bisa dipercaya? Karena bisa saja salah satu dari mereka merupakan peneror yang mengirimkan pesan-pesan via DigiDrop.

Review Film Drop, Suspense Di Dalam Restoran Mahal
Review Film Drop, Suspense Di Dalam Restoran Mahal

Overall, Drop merupakan film yang seru dan membuat Gwiple akan terus menebak-nebak bagaimana Violet dapat meloloskan diri dari si peneror. Film ini sudah dapat disaksikan di bioskop-bioskop.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih

Published

on

Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih
www.gwigwi.com –

Film adaptasi game lagi. Dengan menterengnya resepsi seri THE LAST OF US, reaksi cukup baik tentang seri DEVIL MAY CRY Netflix dan baru-baru ini sukses besarnya film MINECRAFT, yak sepertinya adaptasi game sedang cerah-cerahnya. Bisakah UNTIL DAWN, game horror keluaran SONY ini tidak jadi contoh yang nyungsep?

Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih
Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih

Clover (Ella Rubin) berusaha mencari adiknya, Melanie (Maia Mitchell). Dibantu teman-temannya; Max (Michael Cimino), Megan (Ji-Young Yoo), Nina (Odessa A’zion) dan pacar nina, Abe (Belmont Camell), mereka sampai pada sebuah rumah yang anehnya, tidak turun hujan setitik pun di tengah badai. Teror pun dimulai….

Berbeda tulen kisah film ini dengan gamenya. Kebetulan penulis sudah memainkannya dan perubahan yang dilakukan berhasil menyegarkan cerita tipikal horror sekelompok anak muda.

Konsep time loop, waktu yang diulang saat para karakter semuanya mati, yang digunakan memberi warna pada cerita dari sekedar serem-seraman saja. Mereka berembuk mencari cara lolos dari lingkaran hidup mati, ada komedi juga dan menariknya, teror yang segar.

Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih
Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih

Tak berhasil bila permainan ketegangannya tidak efektif, tetapi UNTIL DAWN…wah, sudah menghentak sedari awal.

Scarenya terasa diperhatikan sampai mendetail, hingga sembunyi dari pembunuh (yang sudah dilakukan ratusan film) bisa terasa segar dan mengerikan lagi. Serangan pertama dari pembunuh inilah yang menancapkan kegilaan ke depannya, yang menariknya terus bisa terasa fresh dan ngeri saat teror-teror baru diperkenalkan.

Rasanya atensi audiens dihargai dengan presisinya keseraman yang diberikan. Membuat film tidak sekedar slasher kejam-kejaman kosong, tapi permainan terornya diangkat ke level lebih tinggi namun tidak menjadi art house yang bahasa visualnya spesifik yang bisa bikin audiens umum bingung.

Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih
Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih

Para karakternya pun bukan tipikal pengganggu logika nonton horor. Mereka tidak bodoh ataub menyebalkan. Aktif menerka situasi dan selalu membuat kita peduli tiap mereka diserang.

Mungkin yang agak kurang matang adalah tema emosinya yang kelihatan sekali coba dihubungkan dengan konflik batin Clover. Sayangnya, tidak terasa karena penonton sudah disibukkan dengan horornya. Solusinya pun ya konfrontasi fisik saja.

Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih
Review Film Until Dawn, Teror Berulang Yang Segar Nan Perih

UNTIL DAWN mengejutkan. Bila atensi presisi ini adalah gaya adaptasi PLAYSTATION PRODUCTION ke depannya, maka akan menaarik sekali melihat iklim adaptasi game ke depannya. Tidak sabar melihat adaptasi game samurai GHOST OF TSUSHIMA nanti.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending