Connect with us

TV & Movies

Review Film Pengepungan Di Bukit Duri, Moral Setengah Matang Dengan Gelut

Published

on

Review Film Pengepungan Di Bukit Duri, Moral Setengah Matang Dengan Gelut
www.gwigwi.com –

Joko Anwar. Di genre yang tak pernah diicipnya, yakni action. Cerita yang disimpannya selama bertahun-tahun, menunggu waktu dia menjadi filmmaker yang lebih dewasa. Didukung oleh MGM STUDIOS, maka rilislah PENGEPUNGAN DI BUKIT DURI…

Edwin (Morgan Oey), seorang korban kejadian diskriminasi massal, kini menjadi guru, untuk mencari keponakannya yang hilang. Setelah ke banyak sekolah, akhirnya ia mencapai SMA yang terkenal akan reputasi buruknya, SMA DURI JAKARTA.

Review Film Pengepungan Di Bukit Duri, Moral Setengah Matang Dengan Gelut
Review Film Pengepungan Di Bukit Duri, Moral Setengah Matang Dengan Gelut

Dia harus menghadapi anak-anak brutal, doyan menyiksa minoritas, yang dipimpin oleh Jefri (Omara Esteghlal). Suatu ketika hubungan mereka semakin panas dan akhirnya meledak.

Terkurung di ruang olahraga, Edwin bersama guru Diana (Hana Malasan) dan kedua muridnya; Kristo (Endy Arfian) dan Rangga (Fatih Unru) harus mencari cara untuk kabur dari amarah Jefri dan kawan-kawannya..

Alasan cerita disimpan tampaknya Joko Anwar ingin aksi di film ini tetap memberi makna dan tidak hampa berisi gelut saja.

Usaha ini terlihat memang dari menyentil konflik rasisme, kausalitas dari situ yang menyuburkan kebencian pada generasi berikutnya dan orang dewasa yang harusnya memperbaiki sifat itu, malah mengomporinya lebih lanjut.

Review Film Pengepungan Di Bukit Duri, Moral Setengah Matang Dengan Gelut
Review Film Pengepungan Di Bukit Duri, Moral Setengah Matang Dengan Gelut

Pesan-pesan itu baik secara gamblang dan subtil tertebar sepanjang film. Niat mulia nan effortnya terlihat, namun sayangnya film lebih doyan menunjukkan kekejaman dan brutalnya.

Memang, adegan-adegan demikian menunjukkan betapa rusaknya anak-anak hasil masyarakat yang kacau, tapi terlalu berlebihan sampai pada poin anak-anak ini terasa karikatur yang kurang bisa diselamatkan sedikit usaha memberi mereka kedalaman.

Akibat terlalu banyak penunjukkan kemarahan dan kekejaman, emosi film terasa monoton. Jadi mudah menduga momen berikut akan gelap lagi, sadis lagi, etc. Saat sekian banyaknya film yang memiliki kekerasan grafik di luar sana saat ini, Joko Anwar kurang bisa mengejutkan dan memaku penonton dalam ranah yang sama.

Ditambah logika yang mungkin terselip (ex: kalau menduga muridnya itu keponakannya, kenapa gak langsung tanya aja soal ortu dan latar belakangnya? Okelah terkuak siapa keponakannya di akhir, tapi terlalu general sekali jawabannya dan rasanya harus mengerucutkan lagi supaya penonton yakin, itu memang dia), usaha memberi pesan ini terasa rapuh.

Review Film Pengepungan Di Bukit Duri, Moral Setengah Matang Dengan Gelut
Review Film Pengepungan Di Bukit Duri, Moral Setengah Matang Dengan Gelut

Soal eksekusi adegan, Joko Anwar bisa dibilang naik level. Desain produksi, sinematografi, editing, akting dan plus adegan aksi di klimaks, itu rasanya skill beliau masih nowor wahid di Indonesia. Semoga karakter, plot, logika dan substansi pesannya bisa lebih lagi.

Muara dari pesan film PENGEPUNGAN DI BUKIT DURI tampaknya adalah hentikanlah berkonflik, apapun pemantiknya, agar apinya tidak terus membakar anak cucu. Apakah film ini berhasil menyampaikannya? Hmm…

Advertisement

TV & Movies

Mission: Impossible – The Final Reckoning Segera Tayang, Paramount Pictures Indonesia dan TikTok Gelar Indonesia Top Agent

Published

on

By

Auto Draft
www.gwigwi.com –

Perjalanan Tom Cruise sebagai karakter ikonik Ethan Hunt dalam film aksi Mission: Impossible kembali hadir di tahun ini. Dalam rangka menyambut peluncuran film Mission: Impossible – The Final Reckoning yang akan tayang di Indonesia pada Mei 2025, Paramount Pictures Indonesia berkolaborasi dengan TikTok Indonesia menghadirkan tantangan seru bertema agen rahasia, yaitu Indonesia Top Agent. Acara ini akan melibatkan kreator TikTok dan komunitas dalam sebuah misi rahasia yang penuh aksi dan strategi.

Tantangan Indonesia Top Agent akan berlangsung di Tanjakan 13, Kuningan City, Jakarta Selatan, pada 24 April 2025. Sebanyak 50 kreator TikTok dan komunitas menyatakan dirinya siap untuk terlibat dalam menjalani serangkaian tantangan yang menguji kecerdasan, kelincahan, serta insting mereka dalam pengalaman ala agen rahasia yang mendebarkan. Setiap peserta (kreator TikTok dan komunitas) juga diperbolehkan membawa satu orang rekan terbaik untuk membantu mereka dalam menyelesaikan misi ini.

Julius Daniel Suhakri, Head of Marketing Paramount Pictures Indonesia, menyatakan, “Kolaborasi antara Paramount Pictures Indonesia dan TikTok ini bertujuan untuk menghadirkan pengalaman unik dan interaktif bagi para penggemar Mission: Impossible di Indonesia. Melalui Indonesia Top Agent, kami ingin membawa sensasi aksi dan tantangan seperti yang ada di film langsung ke dunia nyata. Kami berharap acara ini dapat memberikan pengalaman tak terlupakan serta mempererat komunitas kreator TikTok yang kreatif dan penuh semangat.”

Kolaborasi antara Paramount Pictures Indonesia dan TikTok Indonesia ini akan membuka kesempatan bagi para kreator TikTok dan komunitas untuk ikut merasakan keseruan menjadi agen rahasia dengan tantangan mendebarkan. Selain pengalaman seru yang menanti, pemenang dari Indonesia Top Agent akan mendapatkan kesempatan eksklusif untuk bertemu langsung dengan pemeran Ethan Hunt di acara world premiere Mission: Impossible – The Final Reckoning.

“Penggemar setia Tom Cruise serta pecinta seri Mission: Impossible di Indonesia sangat besar. Untuk itu, melalui kolaborasi Paramount Pictures Indonesia dan TikTok dalam tantangan Indonesia Top Agent, kami juga ingin mengingatkan kembali kepada para penggemar betapa serunya aksi-aksi yang ada. Film Mission: Impossible juga tidak hanya dapat dinikmati penggemar lama, namun penonton baru juga dapat ikut merasakan keseruan yang sama dari berbagai macam aksi menegangkan Tom Cruise,” tutup Suhakri.

Continue Reading

TV & Movies

Garansi Laptop ASUS Kini Menjadi 3 Tahun Internasional

Published

on

Garansi Laptop Asus Kini Menjadi 3 Tahun Internasional
www.gwigwi.com –

ASUS Mengumumkan masa garansi lebih panjang untuk beberapa lini produk laptop-nya, yaitu Zenbook, ProArt, Vivobook S dan Vivobook Flip. Pengguna yang membeli salah satu dari empat lini laptop tersebut dapat menikmati garansi internasional sepanjang 3 tahun dan berlaku di 114 negara seluruh dunia. Adapun di Indonesia saat ini sudah memiliki 140 service center yang tersebar di berbagai provinsi.

“Menghadirkan produk serta layanan terbaik adalah komitmen ASUS sejak awal. Untuk itulah kali ini kami menghadirkan garansi internasional tiga tahun untuk pengguna ASUS Zenbook, ProArt, dan Vivobook S,” ujar Jimmy Lin, ASUS Southeast Asia Regional Director. “Peningkatan garansi internasional dari 2 tahun ke 3 tahun kali ini merupakan bentuk nyata dari komitmen ASUS dalam memberikan perlindungan maksimal dan ketenangan lebih bagi para pengguna setia kami. Ke mana pun Anda pergi, ASUS siap melindungi.”

Longer Protection: Garansi Internasional 3 Tahun

Seluruh pengguna yang membeli laptop ASUS Zenbook, ProArt, Vivobook S dan Vivobook Flip dengan tanggal aktivasi mulai 1 April 2025 akan secara otomatis mendapatkan layanan garansi internasional selama 3 tahun. Garansi ini mencakup perlindungan terhadap segala jenis kerusakan yang bukan disebabkan oleh kelalaian pengguna, termasuk 100% biaya penggantian spare-part dan perbaikan. Semuanya bisa dilakukan tanpa batas klaim selama masa garansi masih berlaku.

Keunggulan utama dari garansi ini adalah jangkauan internasionalnya. Artinya, meskipun pengguna membeli laptop ASUS di Indonesia, mereka tetap dapat mengklaim layanan garansi di berbagai negara dengan dukungan resmi dari ASUS selama periode tiga tahun tersebut.

Extra Protection: ASUS VIP Perfect Warranty

Tidak hanya garansi internasional selama 3 tahun, seri Vivobook S dan Vivobook Flip yang sebelumnya di-cover oleh ASUS Perfect Warranty (mencakup 100% biaya perbaikan dan 80% biaya spare part) kini mendapatkan upgrade menjadi ASUS VIP Perfect Warranty (mencakup 100% biaya perbaikan dan spare part), asalkan diaktivasi mulai dari 1 April 2025 dan seterusnya. Ini merupakan bukti nyata komitmen ASUS dalam memberikan perlindungan maksimal bagi penggunanya.

Sebagai gambaran, ASUS Perfect Warranty ini adalah layanan garansi ekslusif dari ASUS di tahun pertama masa garansi notebook ASUS. Layanan ini merupakan perlindungan ekstra dimana ASUS akan menanggung 100% biaya jasa perbaikan dan 80% biaya spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan kelalaian pengguna. ASUS Perfect Warranty mencakup untuk lini ASUS Vivobook, ASUS Gaming, dan ASUS TUF Gaming.

Sementara ASUS VIP Perfect Warranty merupakan layanan premium dimana ASUS akan menanggung 100% biaya jasa perbaikan dan spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan kelalaian pengguna. Layanan premium ini hadir untuk pengguna ASUS Vivobook Flip, Vivobook S,  Zenbook, ProArt, dan ROG.

Complete Protection: ASUS Premium Care

Bagi pengguna yang membutuhkan perlindungan paling lengkap, ASUS juga menyediakan layanan berupa ASUS Premium Care (APC), yaitu program tambahan yang dirancang khusus untuk menghadirkan perlindungan serta layanan ekstra bagi pengguna laptop ASUS di Indonesia. APC memiliki sederet manfaat bagi pengguna laptop ASUS, salah satunya adalah perpanjangan garansi internasional menjadi 3 tahun (untuk seri laptop ASUS dengan 2 tahun garansi internasional).

Selain perpanjangan garansi internasional, APC juga menghadirkan penambahan perlindungan terhadap kerusakan akibat kelalaian pengguna atau accidental damage protection (ADP) hingga 3 tahun. Melalui ADP yang disertakan pada program APC, pelanggan dapat mengklaim garansi laptop meski kerusakannya diakibatkan oleh kelalaian pengguna, sehingga biaya perbaikan dan spare part ditanggung seluruhnya oleh ASUS. Dalam paket APC, pengguna juga bisa memilih ASUS Battery Service Package (BSP). Paket ini adalah layanan untuk memperpanjang masa garansi baterai melebihi garansi standar. Dengan BSP, Anda akan mendapatkan penggantian baterai jika baterai laptop Anda terbukti mengalami kerusakan (cacat produksi). Anda berhak mendapatkan satu (1) kali penggantian baterai setiap tahun jika baterai mengalami kerusakan selama masa perpanjangan.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Sinners, Vampir ala Dongeng African-American

Published

on

Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American
www.gwigwi.com –

www.gwigwi.com –

Sutradara Ryan Coogler dan Michael B. Jordan. Tiap mereka tandem, tampaknya selalu…deliver. Setelah main BLACK PANTHER (2017) keduanya main bersama lagi dalam genre yang tak diduga, horror, dan tidak cuma horror biasa, no. Horror berbalut sosiokultural ras kulit hitam amerika berjudul SINNERS

Duo gangster kembar yang dipanggil Smoke dan Stack atau dikenal Smokestack (Michael B. Jordan) kembali ke kampung halaman sedari Chicago. Mereka ingin memulai bisnis yakni membuat tempat hiburan malam di mana orang kulit hitam yang lelah dengan pekerjaan dan rasisme bisa lepas bersantai bernama Club Juke.

Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American
Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American

Sepupu mereka, Samee (Miles Cotton) berbakat menyanyi blues dan diminta untuk meramaikan Club Juke. Siapa sangka nyanyiannya memanggil tamu lain. Jenis yang haus darah pimpinan Remmick (Jack O’Connel)….

SINNERS memberi banyak durasi untuk mengenalkan amerika daerah selatan masa hukum opresif bernama Jim Crow. Suka duka warga kulit hitam dan musik blues sebagai pelarian mereka. Alih-alih horror, porsi ini terasa seperti film gangster drama kalau opening film tidak menginformasikan adanya horror.

Dan mungkin itu yang bisa membuat film agak sulit di pasar. SINNERS lebih kental dengan seluk beluk kehidupan karakter dan budayanya, lalu ketika horror mulai terbangun dan dikenalkan, durasinya justru lebih lama dari bagaimana karakternya akan bertahan hidup.

Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American
Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American

Tetapi justru itulah daya tarik utama SINNERS. Filmmakernya tidak terlalu tertarik dengan kelamaan main kejar-kejaran dengan vampir, tapi bagaimana pemikiran para penghisap darah itu berembuk dengan minoritas yang susah payah hidup di bawah tekanan; apakah ikut vampir, monster tapi bebas lepas nan bersatu? Atau menjadi diri sendiri tapi nelangsa?

Tak berarti film minim teror, no. Vampir di SINNERS itu menikmati hidupnya; santai, bernyanyi dan menari dengan semangat di hadapan mangsanya yang ketakutan. Adegan mereka berkumpul dan “berpesta” di depan Smoke dan lainnya terkepung, itu mungkin salah satu adegan horror ter..creepy tahun ini.

Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American
Review Film Sinners, Vampir Ala Dongeng African American

Remmick si vampir, wah, kharismatik, lepas, mungkin salah satu depiksi vampir yang…wah.

Di beberapa adegan scare lain pun, Ryan Coogler seakan menolak mengadegankannya dengan cara konvensional, tetapi tetap familiar dan tentunya menegangkan.

Musik blues menjadi pelarian Slim (Delroy Lindo) saat mengingat nasib temannya, dan sepertinya itulah muara pesan SINNERS; derita dan senang yang akhirnya terekspresikan dengan musik yang indah dan menggetarkan jiwa. Sukacita singkat di Club Juke dan mimpi buruk diserbu vampir setelahnya, seakan gambaran dari sulitnya minoritas untuk bersatu dan bahagia, namun akhirnya mampu bertahan dan mengubah memori itu menjadi karya indah.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending