TV & Movies
Review Film Netflix Dear David, Halu yang Merubah Segalanya
GwiGwi.com – Film Netflix original dari Indonesia, Dear David resmi tayang di Netflix pada bulan Februari tahun ini. Film tersebut mengisahkan tentang seorang siswi SMA berprestasi yang menghadapi konflik karena kehaluannya sendiri.
Laras (Shenina Cinnamon) yang membuat fan fiction berisi berbagai fantasinya tentang David (Emir Mahira), bintang sepak bola sekolah yang ia taksir. Reputasi dan masa depan Laras menjadi taruhan nya saat cerita fantasinya tersebut terbongkar dan menjadi konsumsi seluruh masyrakat sekolah.
Langsung ke filmnya, film ini mengangkat berbagai topik yang dekat dengan kehidupan remaja seperti konflik persahabatan, pendewasaan diri, hingga upaya Laras untuk menerima diri sendiri dan mendobrak institusi sekolah menjadi hal yang akan relate ketika ditonton.
Di sisi lain, isu keluarga juga sangat menonjol di film ini. Laras, anak terakhir dari keluarga sederhana yang membuatnya terbebani dengan ekspektasinya sendiri. David yang menyimpan trauma dari ibunya, serta hubungan Dilla dengan orang tuanya yang cukup rumit.
Visualisasi Dunia fantasi Laras dengan sangat menarik dan kontras dengan imej karakternya di sekolah. Kalian bisa liat bagaimana performa Shenina Cinnamon dengan ciamik menjiwai dua karakter berbeda.
Secara keseluruhan, Dear David mengangkat isu-isu yang dialami oleh kebanyakan remaja pada umum nya, seperti cinta segitiga, krisis identitas, eksplorasi seksualitas, serta persimpangan hidup remaja dengan media sosial. Isu tersebut dikemas dengan gaya kekinian dan mudah diresapi oleh penonton tanpa menggurui. Serta kritik terhadap instansi pendidikan yang seharusnya mengayomi dan menjadi wadah untuk para siswa.
TV & Movies
Review Film BEETLEJUICE BEETLEJUICE, SAME OLD WITH LESS CHARM
www.gwigwi.com – Beetlejuice, Beetlejuice, Beetlejuice, disebut 3 kali maka keluarlah karakter ikonik yang dimainkan Michael Keaton ini setelah 35 tahun sejak film pertamanya, BEETLEJUICE (1988).
Apakah sekuelnya, BEETLEJUICE BEETLEJUICE (2024), masih memiliki energi yang sama dan tidak menjemukan? Hmmm…
Lydia (Winona Ryder) kini menjadi presenter acara supranatural. Hubungannya dengan anaknya, Astrid (Jenna Ortega) kacau karena kemampuannya melihat orang mati. Ibu tirinya, Della (Catherine O’hara) menjadi seniman nyentrik. Dia juga dibuntuti Rori (Justin Theroux) yang ingin menikahinya.
Pendeknya, hidup Lydia tak banyak membaik setelah pertemuannya dengan Bettlejuice.
Kembalinya Delores (Monica Bellucci), mantan istri Beetlejuice, membuatnya ketakutan. Lalu ada Jeremy (Arthur Conti) lelaki tamvan yang menarik hati Astrid. Apakah untuk menyelesaikan permasalahan hidupnya Lydia terpaksa memanggil Beetlejuice?
Ya, film ini banyak sekali plotnya. Perihal Delores seakan krusial tetapi ternyata berakhir melempem. Begitu pun soal Jeremy. Seolah filmmaker ingin membuat kejutan dengan harapan plot utama yang baru di pertengahan ditunjukkan, cukup untuk memaku penonton. Padahal plot itu hanya ulangan dari film pertamanya.
Penceritaan film pun doyan banyak ucap. Dialog suatu karakter menginformasikan hal A, diulang lagi oleh karakter lain. Ditambah komedi verbal yang kurang ngena.
Jadilah BEETLEJUICE BEETLEJUICE film banyak dialog yang terasa menjemukan.
Padahal visual gothic horror comedy khas sutradara Tim Burton sebenarnya asik dan unik untuk zaman sekarang. Apalagi akting para pemain, khususnya Michael Keaton, berkomitmen dan mampu untuk mendukung itu. Hanya saja kurang banyak mendapat spotlight atau diberi momentum kuat supaya lebih menghentak
Komedi visual yang bisa jadi daya tarik utama film, kalah porsi dengan dialog yang kurang menarik. Film butuh sekali energi ala film animasi komedi yang jarang ditunjukkan sepanjang film.
BEETLEJUICE BEETLEJUICE tampaknya akan sulit mengena audiens zaman now bila tak mengenal film pertamanya.
Box Office
Review Film HOUND OF WARS, Penculikan Presiden Yang Monoton
www.gwigwi.com – www.gwigwi.com – Dalam film ini, Ryder (Frank Grillo) menjadi satu-satunya pasukan khusus yang selamat dalam sebuah operasi yg gagal saat berusaha membunuh seorang warlord di Libya.
Akhir kata, Hounds of War ini memang hanyalah film aksi kelas B yang biasa aja, semoga kelak Frank Grillo dapat membintangi film aksi yang lebih baik daripada ini.
TV & Movies
Review Film The Crow (2024), mencoba setia dengan komiknya
www.gwigwi.com – The Crow merupakan film adaptasi dari komik karangan James O’Barr. Di tahun 1994 sempat diadaptasi ke film oleh Alex Proyas diperankan oleh Brandon Lee dan mendapatkan status Cult Movie.
Di tahun 2024 ini, film tersebut mendapatkan remake/reboot yang digarap oleh Rupert Sanders dan dibintangi oleh Bill Skarsgard dan FKA Twiggs.
Dikisahkan Eric Draven (Bill Skarsgard) dan Shelly (FKA Twiggs) sepasang kekasih yang mati dibunuh.
Dipenuhi dengan rasa dendam dan amarah, Eric pun dibangkitkan oleh seekor burung gagak dan mendapatkan kekuatan supranatural untuk melakukan balas dendam kepada pembunuh kekasihnya.
Sudah pasti ada perbedaan signifikan antara versi 1994 dan 2024 ini. Narasi dan interpretasi sosok The Crow disini juga jelas berbeda.
Di versi 1994 kita disajikan dengan gaya gothic dan aksi memukau. Sedangkan versi terbarunya lebih menekankan pada sisi melodramatic dan membuat penonton peduli dengan karakternya dan terhanyut dengan duka.
Namun, menurut gue ada beberapa scene yang terkesan dipanjang-panjangin. Oke mungkin maksud hati ingin membuat penonton simpati dengan karakternya.
Menurut gue scene tersebut akan membuat penonton menguap ketika menyaksikan film ini.
Ada baiknya, scene tersebut gak ada juga tidak apa-apa. Atau mungkin digantikan dengan adegan lain misal.
Dari segi fisik pun sudah pasti berbeda, The Crow versi mendiang Brandon Lee lebih terkesan sangar.
Sementara versi Bill Skarsgard lebih terkesan kelam dengan riasan baroque dan penuh dengan tatoo. Namun tidak terkesan berlebihan malah sinkron dengan riasan wajahnya yg simple namun tetap sangar.
Bill Skarsgard pun berhasil membawakan sosok The Crow versinya sendiri tanpa bayang-bayang mendiang Brandon Lee yang lebih dulu memerankan tokoh ini.
Dari sisi musiknya di film terbarunya ini pas banget masuk dengan babak ceritanya dan menurut gue musik dan filmnya “kawin” banget.
Akhir kata, setelah menyaksikan film ini. Mungkin kalian akan terpecah menjadi dua kubu. Ada yang suka versi 1994, ada juga yg suka dengan versi terbaru yang diperankan oleh Bill Skarsgard.
So, kalian suka versi siapa?
-
TV & Movies4 weeks ago
Review Film Borderlands, Semangat Aksi Film B Dibintangi Aktris Kelas A
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Film Alien Romulus, SAME OLD BUT REPACKAGE FOR GEN Z
-
Event3 weeks ago
AVIOT Akan Tampil di Anime NYC 2024, Konvensi Anime Terbesar di Pantai Timur AS
-
Music2 weeks ago
Anime Hub Spotify Akan Berkolaborasi Dengan Pihak Crunchyroll
-
Event2 weeks ago
Get Ready! Pokémon GO City Safari: Jakarta Hadir dengan Pokémon Eksklusif dan Fitur Baru!
-
News2 weeks ago
GwiGwi Merayakan Satu Dekade Kreativitas dan Kebersamaan “Always Together, Always Unique”
-
News2 weeks ago
Manga Mattaku Saikin no Tantei to Kitara Mendapatkan Adaptasi Anime
-
News2 weeks ago
MEREK ANIME GLOBAL, CRUNCHYROLL, MENAMBAHKAN 100+ SUBTITLE BAHASA INDONESIA DAN MELUNCURKAN KAMPANYE PENDUKUNG ‘AYO CRUNCHYROLL!’