Connect with us

TV & Movies

Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang

Published

on

Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang

www.gwigwi.com – Final kata judulnya. Tidak salah menganggapnya Mission Impossible terakhirnya Tom Cruise, walau orangnya sendiri tidak menutup kemungkinan akan berlanjut. Bagaimana pun, inilah kerja sama terbaru Mas Tom dengan sutradara penulis Christopher McQuarrie.

Paska DEAD RECKONING, Ethan Hunt (Tom Cruise) memegang kunci yang dapat mengguncang seisi dunia. Entitas, AI super berbahaya, semakin menjalar ke pelbagai institusi nuklir di seluruh dunia. Hanya dia dan tim; Benji (Simon Pegg), Grace (Hayley Atwell), Luther (Ving Rhames), yang sanggup menghentikan amukannya…

Film ini ditunjukkan sebagai pamungkas dari semua film Mission Impossible sebelumnya. Refrensi, karakter lama, visual, etc untuk menegaskan hal itu. Sayangnya dengan cara yang kurang halus.

Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang

Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang

Bila AVENGERS: ENDGAME menyajikan refrensi film sebelumnya secara halus atau membuat variasi dari itu, FINAL RECKONING begitu di wajah sekali. Dialog penuh eksposisi menjelaskan plot, refrensi dan adegan-adegan film lampau begitu menjejali penonton. Anehnya, gambar sama kadang diulang lagi seolah takut penonton lupa.

Dominasi dialog ini yang cukup mengherankan untuk franchise film MI yang biasanya jago menyeimbangkan dengan aksi. Film seakan lebih ke arah political thriller atau techno thriller. Tidak berarti dialog kosong karena memang berguna untuk membangun ketegangan untuk adegan aksi besarnya di paruh akhir.

Tetap saja, seluruh film tampaknya terlalu mendedikasikan diri untuk aksi di klimaks dibanding memberi porsi aksi yang rata untuk memecah kejenuhan di pertengahan. Tidak salah bila menganggap baik DEAD RECKONING dan FINAL RECKONING bisa saja dijahit jadi satu dengan menghilangkan lemaknya. Barangkali baiknya 2 film ini ditonton sekaligus supaya lebih nikmat.

Sekalinya ada aksi, meramu ketegangannya wah. Suspense bukan hanya pada protagonis Ethan tapi juga teman-temannya yang lebih besar kemungkinan tewas. Menjelang klimaks pun diberikan suspense berlapis yang dialami semua karakter dan itu sungguh tegang. Apa yang penonton harap dari film daripada aksi lidah. Coba saja lebih banyak lagi.

Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang

Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang

2 aksi besarnya itu….gila dan sungguh menjual judul Impossible aka mustahil. Koreografi adegan Ethan bernavigasi di dalam kapal selam yang akan jatuh barangkali salah satu adegan Ethan menyusup terbaik sepanjang franchise. Tom Cruise bergelantungan di pesawat pun…wah. Ni orang gak takut mati.

Sampai-sampai bisa jadi orang memaafkan kejenuhan penuh omongan sepanjang film saking fantastisnya 2 adegan tersebut.

MISSION IMPOSSIBLE: FINAL RECKONING mungkin bukan Misi Mustahil yang diharapkan penonton untuk franchise yang biasanya paling tidak gak membuat pingin ngecek jam saat nonton. Semoga kerja sama Tom dan sutradara Q bisa lebih baik lagi dengan dialog yang lebih….sedikit.

Advertisement

TV & Movies

Review Film Hi-Five, Power Sharing Done Right

Published

on

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

www.gwigwi.com – Park Wan Seo (Lee Jae In) seorang gadis SMP yang mendapat transplantasi jantung tiba-tiba merasakan fisiknya lebih kuat dan ia dapat berlari kencang sekali walau tidak sekencang the Flash. Ternyata ia tidak sendirian, seorang pria Bernama Park Ji Sung (Ahn Jae Hong) yang mendapat transplantasi paru-paru dan mempunyai kekuatan dapat menghembuskan angin yang amat kencang.

Mereka berdua juga bertemu dengan seorang wanita paruh baya penjual yogurt yang mendapatkan donor ginjal bernama Kim Sun Nyeo (Ra Mi Ran) yang belum diketahui kekuatannya juga seorang cowok lagi bernama Hwang Ki Dong (Yoo Ah In) yang menerima kornea dan dapat melihat serta manipulasi gelombang elektromagnetik.

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

Ternyata yang menjadi donor organ mereka semua adalah orang dengan super power yang secara misterius bunuh diri dan entah bagaimana setiap organ memiliki kekuatan masing-masing.

Dua orang lagi yang menerima organ donor adalah Seo Young Chun (Park Jin Young) seorang pemilik industri farmasi sekaligus pemimpin sekte yang berambisi hidup abadi yang menerima pankreas dari pendonor misterius.

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

Orang terakhir adalah Huh Yak Sun (Kim Hee Won), seorang mandor di pabrik milik Young Chun yang menerima liver dan dapat menghisap dan menyembuhkan penyakit orang lain.

Young Chun merupakan antagonis dalam film ini dan ingin memiliki semua kekuatan dari yang lain agar dapat menjadi dewa yang maha kuasa.

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

Untuk mencegah hal itu, kelima pahlawan super ini harus mencari akal untuk bekerja sama mentrasfer kekuatan mereka difokuskan ke satu orang, disinilah peran Sun Nyeo yang ternyata dapat mentransfer kekuatan-kekuatan itu.

Karena film ini bergenre komedi jadinya tidak banyak menjelaskan konsep super power, asal usulnya dan siapa pemilik kekuatan tersebut sebelumnya. Gwiple dipaksa harus menerima itu semua dan sampai akhir film tidak akan ada penjelasannya.

Efek visual film ini terbilang cukup, dan koreografi action-nya juga OK walau Gwiple tidak akan melihat muka aktor-aktrisnya jadi lebam dan memar.

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

Review Film Hi Five, Power Sharing Done Right

Satu hal yang menarik dari film ini adalah konsep sharing power nya tetap mempertahankan kekuatan masing-masing individu yang unik sehingga Gwiple tidak akan melihat Wan Seo dapat menyembuhkan orang sakit kanker.

Konsep ini lebih menarik daripada yang dimiliki Shazam dimana semua orang yang kebagian kekuatannya juga jadi kuat, cepat, bisa terbang, dll.

Overall Hi-Five adalah film hiburan semata yang simpel, saat menontonnya tidak perlu banyak berpikir ataupun berekspektasi macam-macam, cukup datang, duduk, dan menonton hingga selesai.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

Published

on

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

www.gwigwi.com – Setelah kecelakaan naas, Andy (Billy Barratt) bersama adik tirinya yang penglihatannya terbatas, Piper (Sora Wong), diasuh oleh seorang konselar berpengalaman bernama Laura (Sally Hawkins). Di rumah Laura, mereka bertemu seorang anak yang katanya bisu selektif, Olliver (Jonah Wren Phillips).

Meski nyentrik, Andy dan Piper bisa menikmati hidup dengan Laura…sampai pelbagai kejadian aneh terjadi.

BRING HER BACK mungkin bukan film horror dengan cerita ter-orisinil, tapi duo sutradara yang dulu sukses dengan TALK TO ME mampu membawakan cerita yang biasanya terbalur klise Hollywood, menjadi pengalaman berbeda.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

Para filmmaker tetap setia menonjolkan sisi rapuh dan kuat karakternya. Mau itu sifat baik atau buruk si protagonis atau antagonis. Maka BRING HER BACK tak pernah kehilangan modal emosi dramatis itu dan film tidak jatuh menjadi pertunjukan pertumpuhan darah tanpa makna.

Dan wew, banyaknya darah.

Gore dan violence yang ditampilkan banyak terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari hingga tidak asing dan mungkin saja bisa terjadi. Itulah yang bikin adegan membekas di ingatan dan bikin ngilu, meskipun adegan demikian tak sebanyak horror lain. Bukti juga duo sutradara tidak sembarangan menampilkannya, hanya saat dibutuhkan cerita saja.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

Barangkali karena kisahnya yang cukup familiar, rasanya filmmaker tidak bermain seliar TALK TO ME dalam memainkan tema tragedi kehilangan keluarga ini. Sebagaimana film duo sutradara itu sebelumnya dengan cerdas mensimulasikan horor bertemu roh seakan narkoba yang adiktif.

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

Review Film Bring Her Back, Very Bloody Heart Warming Tragedy

Seusai film, justru film yang ajegile gore nya ini membuat batin terasa hangat. Mungkin karena suksesnya para filmmaker memanusiakan para karakter secara lenhkap. Membuat kita memahami, bahkan iba dengan si antagonis. Jarang rasanya sutradara horror lain mampu menyajikan tragisnya kisah di balik seram-seraman, seahli duo Danny dan Michael Philippou.

Be warned, the movie includes very gory, triggering and unsettling scenes.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

Published

on

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

www.gwigwi.com – Ana De Armas, sang Bond Girl akhirnya masuk dalam John Wick Universe sebagai Eve, seorang yatim piatu yang bertekad membalaskan kematian ayahnya. Eve yang masih kecil ditolong oleh Winston (Ian McShane) untuk menemui The Director (Anjelica Huston) sebagai pemimpin tertinggi Ruska Roma.

Eve akhirnya bergabung dengan Ruska Roma dan dilatih untuk menjadi pembunuh yang efisien. Bertahun-tahun kemudian dalam sebuah misi, Eve dihadang oleh seorang pembunuh lainnya namun berhasil ia bunuh.

Eve yang mengenali tanda yang dimiliki si pembunuh sama dengan para pembunuh ayahnya mencoba mencari informasi dari Director namun ia dilarang untuk mencari tahu lebih lanjut. Eve tidak mengindahkan perintah itu dan terus mencari tahu hingga menemui titik terang untuk memburu Daniel Pine (Norman Reedus), seorang anggota dari kelompok misterius itu.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

Ternyata Pine sudah meninggalkan kelompok itu demi menyelamatkan seorang anak Bernama Ella; sayangnya mereka disergap oleh para anggota kelompok dan Ella pun diculik sedangkan Pine luka parah.

Eve terpaksa harus mencari petunjuk lain yang setelah membunuh sebagian anggota kelompok tersebut membuatnya mengunjungi sebuah kota kecil di pegunungan Prague, dimana seluruh penduduknya adalah anggota pembunuh yang dipimpin oleh The Chancelor (Gabriel Byrne).

Dimulailah pertarungan akhir Eve untuk membalaskan dendamnya, namun usahanya tidaklah mudah apalagi keadaan semakin rumit dengan kehadiran sang Baba Yaga, John Wick yang diperintahkan oleh Director untuk menghalangi Eve.

Buat Gwiple yang penasaran dengan akhir pertarungan ini dapat segera menontonnya di bioskop.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

Plot dalam film Ballerina ini sebetulnya standard saja namun dikemas dengan pacing yang baik dan Gwiple dapat melihat pertumbuhan Eve menjadi ahli dalam membunuh. Dan tim produksi cukup pintar dalam menyisipkan adegan saat John Wick mencari suaka ke Ruska Roma agar dapat berinteraksi dengan Eve muda.

Sayangnya kemunculan Norman Reedus sebagai Pine hanya sebentar , apalagi ternyata ia adalah anak dari The Chancelor yang berarti adalah pamannya Eve.

Mungkin demi durasi film agar tidak terlalu Panjang maka perlu mengorbankan detil tentang Pine. Harapannya sih spin off berikutnya memunculkan Pine agar kisahnya bisa dieksplorasi lebih jauh.

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

Review Film Ballerina, Spin Off Yang Brutal

Untuk aksi dalam film ini tidak usah diragukan kebrutalannya. Memang di awal film kurang terlihat intense dan brutal namun makin lama, aksinya hampir non stop dan serunya ada pertarungan memakai flame thrower yang hampir menyamai keseruan aksi tembak-tembakan di John Wick 4 yang memakai amunisi Dragon’s Breath.

Overall, movie spinoff dari John Wick ini tidaklah mengecewakan untuk ditonton. Tapi jangan ajak anak-anak karena ini tontonan untuk Dewasa.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending