Connect with us

Live Action

Review Film Live-Action Fullmetal Alchemist, sajian apik dengan balutan CG yang rumit

Published

on

GwiGwi.com – Manga karya Hiromu Arakawa kembali hidup dalam perpaduan live action dan CG yang rumit. Dalam dunia yang sedikit steampunk yang mirip dengan nuansa militer awal abad 20 daerah Tuscany (filmnya sendiri mengambil gambar di daerah Volterra), dua kakak beradik yang masih muda mengalami musibah saat bermain-main dengan alkimia.

Kisah merekalah yang menjadi fokus dalam film aksi-fantasi Fullmetal Alchemist. Disutradarai oleh Fumihiko Sho, film ini adalah adaptasi live action pertama dari serial manga popular karya Hiromu Arakawa yang terbit di Jepang dari tahun 2001 sampai 2010 ini. Manga ini juga diadaptasi menjadi serial animasi sepanjang 51 episode dan tayang di MBS pada tahun 2003 sampai 2004.

Banyak diisi oleh CG yang rumit yang memanjakan mata, film ini terlihat siap untuk menguasai pasar Asia di mulai pada bulan Desember saat Warner Bros Japan menayangkan film ini di Jepang. Tapi tona eksotis, keanehan budaya (Itali tapi berisi orang-orang Jepang) dan kesenjangan narasi yang dimiliki film ini akan membuat mereka yang baru mengenal Fullmetal Alchemist sedikit kebingungan.

Fullmetal Alchemist menjadi film pembuka dalam acara Tokyo International Film Festival.

Tokoh utama dalam Fullmetal Alchemist adalah Ed dan Al, yang mempraktekkan ilmu sains misterius untuk mengubah materi sejak masih anak-anak. Misterius untuk kita, tapi dalam dunia Fullmetal Alchemist, menggunakan alkimia adalah hal yang biasa, tak ubahnya seperti menjadi penyuka sains. Dalam adegan pembuka yang singkat, Ed dan Al diperlihatkan sebagai anak-anak yang hidup bahagia bersama ibu mereka dalam rumah batu yang berada diantara bukit-bukit hijau. Sekejap kemudian, sang ibu terjatuh ke lantai dan meninggal (alasannya tidak dijelaskan, meski ada potongan adegan yang mungkin menjelaskan nasib malang sang ibu).

Edward, sang kakak dan Alphonse sang adik, buru-buru membuat lingkaran alkimia yang berisi simbol-simbol aneh dan dengan menggunakan formula terlarang, mencoba menghidupkan kembali ibu mereka. Jelas terlihat kalau pembuat film berekspektasi kalau penonton memang sudah paham betul dengan cerita Fullmetal Alchemist, karena penjelasan kenapa kakak beradik ini kehilangan kendali saat mencoba menghidupkan kembali ibu mereka baru muncul dibagian akhir film lewat sebuah kilas balik.

Kilas balik ini nantinya akan memperlihatkan kejadian mengerikan saat mereka menggunakan alkimia untuk menghidupkan ibu mereka dimana Al terbunuh dan Ed kehilangan kakinya. Hal tersebut adalah harga yang harus mereka bayar karena mencoba menciptakan manusia hidup. Meskipun begitu, Ed entah bagaimana masih bisa menarik sebagian jiwa AL dan memasukkannya ke dalam baju zirah besar yang ada di rumah mereka dan Ed harus kehilangan satu tangannya untuk melakukan ini. Semua ini akan dijelaskan di bagian akhir film.

Adegan berikutnya adalah pertarungan intens di alun-alun kota antara Ed dan alchemist jahat, Pendeta Cornello (Kenjirou Ishimaru), yang sepertinya memiliki Philoshoper’s Stone yang memiliki kekuatan dahsyat dan sangat dicari-cari oleh Ed. Ed (Ryosuke Yamada)  sekarang adalah remaja pirang yang tak kenal takut dan emosian , juga memiliki banyak kemampuan hebat. Ed sudah melewati tes kualifikasi tes State Alchemist dan diberi julukan Fullmetal Alchemist karena menggunakan tangan dan kaki palsu yang terbuat dari metal. Tangan dan kaki palsu tersebut dibuat oleh gadis sekolah yang ceria dan baik hati, Windry (Tsubasa Honda), Windry bergabung dengan Ed dan AL karena tidak memiliki kesibukan lain selain memperbaiki tangan dan kaki palsu milik Ed. Sementara itu, Al masih terjebak dalam baju zirah kosong.

Pelan-pelan, mereka yang tidak familiar dengan cerita Fullmetal Alchemist akan melihat kalau Ed merasa bersalah atas insiden mengerikan yang mereka alami saat masih anak-anak dan Ed bersumpah akan mengembalikan tubuh Al seperti sedia kala, kalau memang badan fisik Al masih ada di suatu tempat di dunia ini. Karena itulah Ed mencari Philoshoper’s Stone yang asli karena memang benda tersebutlah yang punya kemampuan untuk mengembalikan tubuh Al. Sebenarnya akan lebih bagus kalau alasan Ed ini diperlihatkan di bagian awal film tapi pembuat film sepertinya memiliki pandangan yang berbeda dan memilih untuk mengikuti alur yang sama dengan manganya.

Setelah pertarungan dengan Cornello, kota medieval tadi dalam keadaan porak poranda termasuk menara lonceng yang rubuh. Kolonel Mustang yang tampan (Dean Fujioka) alias Flame Alchemist, muncul untuk mengendalikan keadaan dan memarahi Ed dam Al. Mustang menggunakan kekuatan besarnya untuk menunjukkan pada Ed dan Al kalau Philoshoper’s Stone milik Cornello adalah palsu dan perburuan Ed pun berlanjut. Sepertinya perang saudara terus berlanjut di Negara ini, yang dipegang oleh rezim militer, meski tak ada waktu untuk menunjukkan hal ini di dalam film. Kemudian muncullah teman lama, Kapten Maes Hughes (Ryota Sato), yang mengenalkan Ed dan Al kepada Profesor Tucker (Yo Oizumi), putri mungil dan anjing peliharaan mereka. Tapi tak semua orang ada di sisi yang benar dan pengkhianatan pasti akan muncul.

Akan tetapi, musuh Ed yang sebenarnya adalah trio homoncullus yang tak bisa mati. Trio ini sangat terobsesi membunuh para protagonist meski alasan mereka tidak begitu jelas. Trio ini dipimpin oleh Lust, yang memiliki penampilan gotik (aktris Yasuko Matsuyuki yang berdandan untuk Halloween) dan punya kemampuan untuk memanjangkan kukunya yang lebih tajam daripada pisau.

Lust dibantu oleh Envy dan Gluttony, yang juga memiliki kemampuan khusus mematikan. Karakter-karakter muncul dan hilang terlalu cepat, seakan-akan pembuat film memaksakan untuk mengkompresi cerita dari banyak episode dalam satu film. Bagian paling mendukung dari film ini adalah Ed, diperankan oleh Yamada Ryosuke yang mengecat pirang rambutnya, yang terlihat komikal berlebihan dan mirip Ikuta Toma waktu masih muda dalam film The Mole. Kesan komikal ini terutama muncul saat Ed marah dan suaranya berubah menjadi teriakan. Karakter Ed yang terlihat konyol ini hanya hilang saat Ed dan Al berkelahi, dimana perasaan mendalam dari kakak beradik ini muncul ke permukaan. Efek CG yang rumit semakin terlihat saat memasuki adegan terakhir dari pembantaian homunculus, mengakhiri film ini dengan sukses tapi juga menyisakan kemungkinan adanya sekuel.

Advertisement

Box Office

REVIEW FILM: SONIC THE HEDGEHOG 3; SEMAKIN KUAT MENGUASAI BIOSKOP

Published

on

Review Film: Sonic The Hedgehog 3; Semakin Kuat Menguasai Bioskop

www.gwigwi.com – Sonic, Tails, Knuckles beserta Robotnik (Ivo) kembali lagi di film yang ke-3 tepat saat liburan Natal. Dalam film terbaru ini dimeriahkan dengan munculnya Shadow (Keanu Reeves) yang ditahan selama 50 tahun oleh GUN karena dianggap berbahaya; ia tiba-tiba berhasil lolos dari tahanan berkat bantuan Gerald Robotnik (yang diperankan juga oleh Jim Carrey).

Review Film: Sonic The Hedgehog 3; Semakin Kuat Menguasai Bioskop

Dr. (Ivo) Robotnik dan Gerald Robotnik

Mereka berdua memiliki dendam terhadap umat manusia karena meninggalnya Maria, cucunya Gerald dan masih sepupunya Ivo. Mereka bermaksud menggunakan sebuah super weapon yang dibangun Gerald untuk memusnahkan dunia. Sonic dkk berusaha menghentikan Shadow dan Gerald namun Shadow ternyata sangat kuat dan mampu mengalahkan Sonic sehingga membuat ia frustrasi dan emosional. Namun ia ingat nasihat Tom untuk tetap menggunakan hatinya dalam bertindak, setelah berbicara dengan Shadow; Sonic dan Shadow memutuskan bekerja sama menghentikan rencana Gerald.

Review Film: Sonic The Hedgehog 3; Semakin Kuat Menguasai Bioskop

Shadow

Film ke-3 ini lebih baik daripada yang ke-2 karena lebih fokus pada Sonic dan Shadow tanpa gangguan karakter-karakter sampingan yang ga penting, selain itu jokes-jokes dalam film juga fresh dan amat kocak. Plot cerita nya sederhana karena memang ditujukan untuk anak-anak namun tetap menghibur orang dewasa sekalipun. Jim Carrey tampak semakin nyaman memerankan Robotnik dan aksinya terlihat makin menggila di film ini dengan memerankan dua orang. Ada pada satu adegan mereka menari bersama dan itu keren banget serta kocak.

Review Film: Sonic The Hedgehog 3; Semakin Kuat Menguasai Bioskop

Sonic 3 ini merupakan pilihan yang bagus untuk ditonton di bioskop selama libur Nataldan Tahun Baru, terutama bagi Gwiple yang merupakan fans Sonic si landak biru. Jangan lupa menunggu mid dan post credit yang memberikan hint film ke-4.

Review Film: Sonic The Hedgehog 3; Semakin Kuat Menguasai Bioskop

Continue Reading

Live Action

Film Live-Action OUT Rilis Trailer Utama dengan OST dari JO1

Published

on

By

Film Live Action Out Rilis Trailer Utama Dengan Ost Dari Jo1

www.gwigwi.com – Pada tanggal 15 September, situs resmi untuk versi film live-action mendatang dari manga OUT yang didakwa kriminal oleh Makoto Mizuta (seni) dan Tatsuya Iguchi (cerita) merilis trailer utama berdurasi 60 detik dengan penampilan lagu tema “HIDEOUT” oleh duo idola laki-laki Jepang JO1.

Lagu tersebut diperkenalkan di situs resmi grup sebagai berikut: “Lagu tema JO1 ‘HIDEOUT’ ditulis sebagai lagu ceria untuk memberikan vitalitas dan harapan hari esok kepada semua orang yang hidup saat ini. Lagu ini terinspirasi oleh dunia film.” Lagu bertempo cepat ini sangat ideal untuk mengakhiri kisah masa depan film, di mana tokoh protagonis mengatasi masalah remaja dengan membentuk hubungan dan persahabatan dengan kenalan baru.”

Tiga anggota grup, Sukai Kinjo, Shosei Ohira, dan Sho Yonashiro, juga ditampilkan dalam film sebagai pemeran.

Sejak serialisasinya pada tahun 2012 di Akita Shoten’s Young Champion, manga ini telah diterbitkan dalam 24 volume di Jepang. Lebih dari 6,5 juta eksemplar telah didistribusikan di seluruh dunia.

Novel Drop (2006), karya komedian Jepang Hiroshi Shinagawa, didasarkan pada pengalaman Tatsuya Iguchi, sosok dan karakter nyata dalam cerita. Alur Cerita: Setelah dibebaskan dari panti asuhan remaja, Iguchi berkenalan terutama dari geng motor “Kirihito,” dan dia segera menemukan dirinya dalam berbagai kesulitan di Nishi-Chiba.

Di pinggiran kota Tokyo, syuting dimulai pada Januari 2023 dan berakhir pada 23 Februari. 17 November 2023 adalah tanggal rilis yang dijadwalkan di Jepang untuk film yang dibintangi Tatsuya Iguchi. KADOKAWA menangani distribusi.

Continue Reading

Live Action

Film Live-Action Rohan au Louvre Ungkap 6 PV Karakter Baru

Published

on

By

Film Live Action Rohan Au Louvre Ungkap 6 Pv Karakter Baru

GwiGwi.com – Dalam film fitur live-action Rohan au Louvre, Kishibe Rohan akan melakukan petualangan uniknya sendiri di Paris bulan depan. Enam PV karakter baru yang dirilis hari ini memberi kita gambaran tentang aksinya dan anggota grup lainnya!

Video pendek ini memberi kita gambaran sekilas tentang kejenakaan yang akan dilakukan oleh para karakter dalam film tersebut. Issey Takahashi mengulangi perannya sebagai Kishibe Rohan, yang kemudian melepaskan Stand-nya:

Kemudian Kyoya Izumi (Marie Iitoyo) yang ceria tiba kembali di sisi Rohan:

Selain itu, ada video untuk Ryonosuke Tatsumi (Masanobu Ando), Rohan muda (Kento Nagao), Nanase (Fumino Kimura), dan Emma Noguchi (Minami):

Rohan au Louvre adalah salah satu episode dalam Thus spoke Kishibe Rohan, spin-off dari seri JoJo’s Bizarre Adventure Araki yang sudah berjalan lama, dan protagonis Rohan Kishibe adalah salah satu karakter utama dalam seri keempat JoJo, Diamond is Unbreakable. Serial drama TV aksi langsung yang dibintangi Issei Takahashi sebagai Rohan telah ditayangkan di NHK General TV selama tiga musim sejak 2020.

Sekuel film fitur akan dirilis di Jepang pada 26 Mei 2023. Syuting film berlangsung enam bulan dari musim gugur 2022 hingga Maret 2023, berlangsung di lokasi di Jepang, termasuk kediaman Rohan Kishibe, dan di Paris. Prancis, di Pont des Arts, Avenue des Champs-Elysées, Arc de Triomphe Etoile, Jembatan Alexandre III, Pulau Saint-Louis, Place Carrousel, dan Museum Louvre.

visual utama:

Film Live Action Rohan Au Louvre Ungkap 6 Pv Karakter Baru

Film Live Action Rohan Au Louvre Ungkap 6 Pv Karakter Baru

Sinopsis:

Saat Rohan, seorang seniman manga muda Jepang, sedang menggambar, dia bertemu dengan seorang wanita cantik misterius yang memberitahunya tentang lukisan berusia 200 tahun yang terkutuk. Lukisan itu dibuat menggunakan tinta paling hitam yang pernah diketahui, yang berasal dari pohon berusia 1.000 tahun yang ditebang pelukis tanpa persetujuan Kaisar. Pelukis dieksekusi karena ini, tetapi lukisan itu diselamatkan dari kehancuran oleh seorang kurator Louvre. Satu dekade kemudian, Rohan mengunjungi Paris dan meminta museum untuk menggali lukisan itu dari dalam arsipnya — tetapi dia sama sekali tidak siap menghadapi kekuatan kutukan yang telah dilepaskannya.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending