TV & Movies
Review Film Black Panther: Wakanda Forever, More emotionally charge and stronger sequel

GwiGwi.com – Shuri (Letitia Wright) berdoa pada Bast, dewa kuno, meskipun dia sebenarnya tak mempercayai. Namun apa daya saat batin sudah demikian tertekan dan usaha menyelamatkan penyakit si kakak, Raja Wakanda T'challa (Chadwick Bossman) tak kunjung berhasil, kecuali menyandar pada kekuatan yang lebih tinggi.
Saat sang ibu, Ramonda (Angela Basset) keluar dari ruang perawatan menemui anak perempuannya berlinang air mata, Shuri terdiam. Semua teknologi canggih Wakanda dan doanya tak kuasa melawan takdir. Raja Wakanda wafat.
Keputusan sutradara Ryan Coogler memasukkan kematian aktor Chadwick Boseman ke film agaknya beresiko, namun yang terjadi di WAKANDA FOREVER, dia menyajikannya dengan penuh rasa hormat.
Para aktornya mungkin sudah berduka dan mengucap selamat tinggal, maka kini giliran para karakter mereka di sekuel BLACK PANTHER (2018) ini merasakan detik kehilangan tersebut dan menyelami kesedihannya.
T'challa sudah pergi, tetapi keputusannya membuka fakta majunya Wakanda ke dunia membuat mereka menjadi target. Vibranium, metal termutakhir di dunia yang konon hanya ada di Wakanda, menjadi incaran negara-negara lain. Ancaman ini sudah diprediksi dan berhasil ditahan oleh Jenderal Okoye (Danai Gurira).
Hal yang tak disangka adalah adanya bangsa lain yang lebih tertutup dari Wakanda, Kerajaan bawah air Talocan yang merasakan akibat perbuatan T'challa. Pemimpinnya, si mutan Namor (Tenoch Huerta) yang menurut Ryan Coogler sekuat Thor, meminta Wakanda untuk memilih; membantu mereka melawan negara-negara lain atau ikut menjadi musuh.
Berbeda dari teasernya yang penuh duka, menariknya WAKANDA FOREVER tak melulu suram. Setelah adegan pemakaman, film cepat kembali pada tone MCU yang ringan. Hal ini baik karena hakikatnya film ini masih bertugas menghibur sekaligus memberi pesan pada para karakter dan penonton untuk melangkah maju dari kesedihan walaupun dukanya masih menyelimuti.
Tak adanya figur sentral membuat karakter lainnya lebih menonjol. Angela Basset give it her all. Saat ada adegan Ramonda menumpahkan semua emosinya, rasanya membuat satu bioskop tertegun. Shuri pun diperlihatkan sisi lainnya di luar sebagai ilmuwan dan memegang peran penting bagaimana Wakanda harus bersikap melawan Namor yang ganas; Apakah dengan bijak seperti T'challa atau ada cara lain?
Implikasi politik dari keputusan para pemegang kekuasaan Wakanda, Talocan dan dunia bermain peran lebih di sini. Memberi bobot lebih pada misal adegan interaksi Namor dengan Shuri. It is as much about them as it is about the people. Bagaimana dua negara ini tak menahan diri dalam berkonflik sampai korban berjatuhan (banyak yang mati! Wow). Sampai sukit ditebak bagaimana masalahnya berakhir kalau efeknya begini fatal. Suspense lebih dari film pertamanya.
Namor nya Tenoch Huerta penuh amarah yang bisa meletus kapan saja tetapi tersembunyi di balik senyum dan ramahnya. Pandainya Tenoch memainkan sisi panas dan tenangnya ini beneran keren.
Waktu adegan menegangkan dengan Ramonda dan Shuri, senyum yang terkesan tulus dari Namor beneran mencekam karena sudah diperlihatkan sebelumnya kuatnya dirinya dan Talocan. Tapi dia tetap berkesan diplomatis. Seolah tinggal menjetikkan jari, Wakanda tiada. He succeed in posing a powerful image of a leader of a country even more powerful than Wakanda.
Kemudian ada Riri Williams (Dominique Thorne) si Iron Heart. Satu lagi jenius teknologi di MCU. Yang ini lebih muda, panikan dan jauh lebih nekat dari Tony Stark. Yang anehnya, meski dia diperlihatkan bisa membuat armor ala Iron Man, tak sedikit pun disebutkan si jagoan pertama MCU itu dar mulutnya sebagai inspirasi. Membingungkan aja.
Dengan naratif dan aksi di klimaks yang logika tempurnya masuk nan memuaskan secara drama, bahkan rasanya lebih baik dari film pertama, kualitas spesial efeknya mengherankan. Beberapa scene terlihat begitu murah efek background nya. Rasanya tak percaya yang demikian lolos masuk final cut.
Di kala acara streaming seperti RINGS OF POWER menyajikan efek indah, film besar tayang di bioskop seperti ini harus menunjukkan kelasnyaShuri (Letitia Wright) berdoa pada Bast, dewa kuno, meskipun dia sebenarnya tak mempercayai. Namun apa daya saat batin sudah demikian tertekan dan usaha menyelamatkan penyakit si kakak, Raja Wakanda T'challa (Chadwick Bossman) tak kunjung berhasil, kecuali menyandar pada kekuatan yang lebih tinggi.
Saat sang ibu, Ramonda (Angela Basset) keluar dari ruang perawatan menemui anak perempuannya berlinang air mata, Shuri terdiam. Semua teknologi canggih Wakanda dan doanya tak kuasa melawan takdir. Raja Wakanda wafat.
Keputusan sutradara Ryan Coogler memasukkan kematian aktor Chadwick Boseman ke film agaknya beresiko, namun yang terjadi di WAKANDA FOREVER, dia menyajikannya dengan penuh rasa hormat.
Para aktornya mungkin sudah berduka dan mengucap selamat tinggal, maka kini giliran para karakter mereka di sekuel BLACK PANTHER (2018) ini merasakan detik kehilangan tersebut dan menyelami kesedihannya.
T'challa sudah pergi, tetapi keputusannya membuka fakta majunya Wakanda ke dunia membuat mereka menjadi target. Vibranium, metal termutakhir di dunia yang konon hanya ada di Wakanda, menjadi incaran negara-negara lain. Ancaman ini sudah diprediksi dan berhasil ditahan oleh Jenderal Okoye (Danai Gurira).
Hal yang tak disangka adalah adanya bangsa lain yang lebih tertutup dari Wakanda, Kerajaan bawah air Talocan yang merasakan akibat perbuatan T'challa. Pemimpinnya, si mutan Namor (Tenoch Huerta) yang menurut Ryan Coogler sekuat Thor, meminta Wakanda untuk memilih; membantu mereka melawan negara-negara lain atau ikut menjadi musuh.
Berbeda dari teasernya yang penuh duka, menariknya WAKANDA FOREVER tak melulu suram. Setelah adegan pemakaman, film cepat kembali pada tone MCU yang ringan. Hal ini baik karena hakikatnya film ini masih bertugas menghibur sekaligus memberi pesan pada para karakter dan penonton untuk melangkah maju dari kesedihan walaupun dukanya masih menyelimuti.
Tak adanya figur sentral membuat karakter lainnya lebih menonjol. Angela Basset give it her all. Saat ada adegan Ramonda menumpahkan semua emosinya, rasanya membuat satu bioskop tertegun. Shuri pun diperlihatkan sisi lainnya di luar sebagai ilmuwan dan memegang peran penting bagaimana Wakanda harus bersikap melawan Namor yang ganas; Apakah dengan bijak seperti T'challa atau ada cara lain?
Implikasi politik dari keputusan para pemegang kekuasaan Wakanda, Talocan dan dunia bermain peran lebih di sini. Memberi bobot lebih pada misal adegan interaksi Namor dengan Shuri. It is as much about them as it is about the people. Bagaimana dua negara ini tak menahan diri dalam berkonflik sampai korban berjatuhan (banyak yang mati! Wow). Sampai sukit ditebak bagaimana masalahnya berakhir kalau efeknya begini fatal. Suspense lebih dari film pertamanya.
Namor nya Tenoch Huerta penuh amarah yang bisa meletus kapan saja tetapi tersembunyi di balik senyum dan ramahnya. Pandainya Tenoch memainkan sisi panas dan tenangnya ini beneran keren.
Waktu adegan menegangkan dengan Ramonda dan Shuri, senyum yang terkesan tulus dari Namor beneran mencekam karena sudah diperlihatkan sebelumnya kuatnya dirinya dan Talocan. Tapi dia tetap berkesan diplomatis. Seolah tinggal menjetikkan jari, Wakanda tiada. He succeed in posing a powerful image of a leader of a country even more powerful than Wakanda.
Kemudian ada Riri Williams (Dominique Thorne) si Iron Heart. Satu lagi jenius teknologi di MCU. Yang ini lebih muda, panikan dan jauh lebih nekat dari Tony Stark. Yang anehnya, meski dia diperlihatkan bisa membuat armor ala Iron Man, tak sedikit pun disebutkan si jagoan pertama MCU itu dar mulutnya sebagai inspirasi. Membingungkan aja.
Dengan naratif dan aksi di klimaks yang logika tempurnya masuk nan memuaskan secara drama, bahkan rasanya lebih baik dari film pertama, kualitas spesial efeknya mengherankan. Beberapa scene terlihat begitu murah efek background nya. Rasanya tak percaya yang demikian lolos masuk final cut.
Di kala acara streaming seperti RINGS OF POWER menyajikan efek indah, film besar tayang di bioskop seperti ini harus menunjukkan kelasnya supaya tidak memalukan dan membuat harga tiket masuk layak. Apalagi di saat mendatangkan penonton ke bioskop sedang sulit.
Rating SEMUA UMUR dari LSF gak cocok. Banyak profanity dan adegan penusukan yang vulgar. Serius, apa standar mereka sebenarnya? Marvel Studios juga mengherankan. Killmonger (Michael B Jordan) di film pertama yang lebih emosional justru kalah kotor mulutnya sama para karakter di sini. Padahal Killmonger berasa lebih berhak berkata-kata demikian. Gak paham standar PG-13 di amrik sekarang.
BLACK PANTHER: WAKANDA FOREVER adalah tantangan yang hampir mustahil. Sekuel tanpa bintangnya, harus eksplorasi akibatnya, tetap menghibur, berbobot dan tentunya ekspektasi bawah sadar penonton kalau sekuel harus lebih baik. The challange is accepted and it was aptly delivered.Shuri (Letitia Wright) berdoa pada Bast, dewa kuno, meskipun dia sebenarnya tak mempercayai. Namun apa daya saat batin sudah demikian tertekan dan usaha menyelamatkan penyakit si kakak, Raja Wakanda T'challa (Chadwick Bossman) tak kunjung berhasil, kecuali menyandar pada kekuatan yang lebih tinggi.
Saat sang ibu, Ramonda (Angela Basset) keluar dari ruang perawatan menemui anak perempuannya berlinang air mata, Shuri terdiam. Semua teknologi canggih Wakanda dan doanya tak kuasa melawan takdir. Raja Wakanda wafat.
Keputusan sutradara Ryan Coogler memasukkan kematian aktor Chadwick Boseman ke film agaknya beresiko, namun yang terjadi di WAKANDA FOREVER, dia menyajikannya dengan penuh rasa hormat.
Para aktornya mungkin sudah berduka dan mengucap selamat tinggal, maka kini giliran para karakter mereka di sekuel BLACK PANTHER (2018) ini merasakan detik kehilangan tersebut dan menyelami kesedihannya.
T'challa sudah pergi, tetapi keputusannya membuka fakta majunya Wakanda ke dunia membuat mereka menjadi target. Vibranium, metal termutakhir di dunia yang konon hanya ada di Wakanda, menjadi incaran negara-negara lain. Ancaman ini sudah diprediksi dan berhasil ditahan oleh Jenderal Okoye (Danai Gurira).
Hal yang tak disangka adalah adanya bangsa lain yang lebih tertutup dari Wakanda, Kerajaan bawah air Talocan yang merasakan akibat perbuatan T'challa. Pemimpinnya, si mutan Namor (Tenoch Huerta) yang menurut Ryan Coogler sekuat Thor, meminta Wakanda untuk memilih; membantu mereka melawan negara-negara lain atau ikut menjadi musuh.
Berbeda dari teasernya yang penuh duka, menariknya WAKANDA FOREVER tak melulu suram. Setelah adegan pemakaman, film cepat kembali pada tone MCU yang ringan. Hal ini baik karena hakikatnya film ini masih bertugas menghibur sekaligus memberi pesan pada para karakter dan penonton untuk melangkah maju dari kesedihan walaupun dukanya masih menyelimuti.
Tak adanya figur sentral membuat karakter lainnya lebih menonjol. Angela Basset give it her all. Saat ada adegan Ramonda menumpahkan semua emosinya, rasanya membuat satu bioskop tertegun. Shuri pun diperlihatkan sisi lainnya di luar sebagai ilmuwan dan memegang peran penting bagaimana Wakanda harus bersikap melawan Namor yang ganas; Apakah dengan bijak seperti T'challa atau ada cara lain?
Implikasi politik dari keputusan para pemegang kekuasaan Wakanda, Talocan dan dunia bermain peran lebih di sini. Memberi bobot lebih pada misal adegan interaksi Namor dengan Shuri. It is as much about them as it is about the people. Bagaimana dua negara ini tak menahan diri dalam berkonflik sampai korban berjatuhan (banyak yang mati! Wow). Sampai sukit ditebak bagaimana masalahnya berakhir kalau efeknya begini fatal. Suspense nya lebih dari film pertamanya.
Namor nya Tenoch Huerta penuh amarah yang bisa meletus kapan saja tetapi tersembunyi di balik senyum dan ramahnya. Pandainya Tenoch memainkan sisi panas dan tenangnya ini beneran keren.
Waktu adegan menegangkan dengan Ramonda dan Shuri, senyum yang terkesan tulus dari Namor beneran mencekam karena sudah diperlihatkan sebelumnya kuatnya dirinya dan Talocan. Tapi dia tetap berkesan diplomatis. Seolah tinggal menjetikkan jari, Wakanda tiada. He succeed in posing a powerful image of a leader of a country even more powerful than Wakanda.
Kemudian ada Riri Williams (Dominique Thorne) si Iron Heart. Satu lagi jenius teknologi di MCU. Yang ini lebih muda, panikan dan jauh lebih nekat dari Tony Stark. Yang anehnya, meski dia diperlihatkan bisa membuat armor ala Iron Man, tak sedikit pun disebutkan si jagoan pertama MCU itu dari mulutnya sebagai inspirasi. Membingungkan aja.
Dengan naratif dan aksi di klimaks yang logika tempurnya masuk nan memuaskan secara drama, bahkan rasanya lebih baik dari film pertama, kualitas spesial efeknya mengherankan. Beberapa scene terlihat begitu murah efek background nya. Rasanya tak percaya yang demikian lolos masuk final cut.
Di kala acara streaming seperti RINGS OF POWER menyajikan efek indah, film besar tayang di bioskop seperti ini harus menunjukkan kelasnya supaya tidak memalukan dan membuat harga tiket masuk layak. Apalagi di saat mendatangkan penonton ke bioskop sedang sulit.
Rating SEMUA UMUR dari LSF gak cocok. Banyak profanity dan adegan penusukan yang vulgar. Serius, apa standar mereka sebenarnya? Marvel Studios juga mengherankan. Killmonger (Michael B Jordan) di film pertama yang lebih emosional justru kalah kotor mulutnya sama para karakter di sini. Padahal Killmonger berasa lebih berhak berkata-kata demikian. Gak paham standar PG-13 di amrik sekarang.
BLACK PANTHER: WAKANDA FOREVER adalah tantangan yang hampir mustahil. Sekuel tanpa bintangnya, harus eksplorasi akibatnya, tetap menghibur, berbobot dan tentunya ekspektasi bawah sadar penonton kalau sekuel harus lebih baik. The challange is accepted and it was aptly delivered.supaya tidak memalukan dan membuat harga tiket masuk layak. Apalagi di saat mendatangkan penonton ke bioskop sedang sulit.
Rating SEMUA UMUR dari LSF gak cocok. Banyak profanity dan adegan penusukan yang vulgar. Serius, apa standar mereka sebenarnya? Marvel Studios juga mengherankan. Killmonger (Michael B Jordan) di film pertama yang lebih emosional justru kalah kotor mulutnya sama para karakter di sini. Padahal Killmonger berasa lebih berhak berkata-kata demikian. Gak paham standar PG-13 di amrik sekarang.
BLACK PANTHER: WAKANDA FOREVER adalah tantangan yang hampir mustahil. Sekuel tanpa bintangnya, harus eksplorasi akibatnya, tetap menghibur, berbobot dan tentunya ekspektasi bawah sadar penonton kalau sekuel harus lebih baik. The challange is accepted and it was aptly delivered.
TV & Movies
Disney’s “Snow White”, Film Musikal Live-Action Dari Kisah Legendaris, Sudah Tayang

Disney Studios menghadirkan Disney’s “Snow White”, sebuah film musikal live-action yang digarap ulang berdasarkan film animasi pertama dari Disney yang dirilis pada tahun 1937. Disutradarai oleh Marc Webb, Disney’s “Snow White” akan menghadirkan inti dari sifat Snow White – tak kenal takut, adil, berani, dan tulus. Film ini dibintangi oleh Rachel Zegler, Andrew Burnap, dan Gal Gadot, serta menampilkan lagu-lagu orisinal terbaru dari Benj Pasek dan Justin Paul, dengan skor musik asli oleh Jeff Morrow.
“Kami ingin menghormati DNA Snow White,” kata Webb. “Snow White telah menciptakan tren dengan menghadirkan keajaiban dan optimisme khas Walt Disney”. Produser Marc Platt menambahkan, “Kekuatan Snow White adalah kebaikan dan ketulusannya—nilai-nilai yang sangat penting di dunia saat ini, yang mungkin sering diremehkan. Kebaikan itu memberi dirinya kecantikan dari dalam dan kemampuan untuk memimpin.”

Disney’s “Snow White” juga menampilkan lagu-lagu klasik dari film animasi seperti Heigh-Ho dan Whistle While You Work, serta menampilkan lagu-lagu baru dari Benj Pasek dan Justin Paul, duo penulis lagu pemenang EGOT di balik “Only Murders in the Building”, “Dear Evan Hansen”, dan “La La Land”. Menurut Pasek, “Mimpi terbesar kami adalah menulis original songs untuk film Disney. Kami sempat merasakannya saat bekerja dengan Alan Menken di Aladdin versi live-action, tetapi menggarap musik untuk live-action Snow White yang digarap ulang dari film musikal animasi pertama Disney, adalah pengalaman luar biasa.”
Lagu baru yang ditulis Pasek dan Paul adalah Waiting on a Wish yang dibawakan oleh Snow White, lagu pembuka dan penutup Good Things Grow, All is Fair yang dibawakan oleh Evil Queen, Princess Problems yang dinyanyikan oleh Jonathan, serta A Hand Meets a Hand oleh Snow White dan Jonathan.
Khusus untuk menyambut perilisan Disney’s “Snow White” di Indonesia, Disney Indonesia menghadirkan ragam kegiatan menarik yang dapat dinikmati para penggemar di Indonesia.

Magical Forest Inspired By Disney’s “Snow White”. Taman Menteri Gelora Bung Karno Taman Menteri Gelora Bung Karno disulap menjadi hutan yang terinspirasi dari Disney’s “Snow White”
Dalam kesempatan kali ini, Disney Indonesia kembali menghadirkan kolaborasi spesial dengan Dreamella Project. Melalui kolaborasi ini, Taman Menteri Gelora Bung Karno disulap menjadi Magical Forest yang terinspirasi dari Disney’s “Snow White”. Instalasi ini diharapkan dapat menjadi pemandangan baru untuk pengunjung dan juga tempat berkumpul yang nyaman sambil menikmati waktu bersantai bersama keluarga. Instalasi Magical Forest dapat dikunjungi mulai dari tanggal 17 Maret – 5 April 2025 di Taman Menteri Gelora Bung Karno (Pintu Kuning).
Bagi para penggemar yang berdomisili di Bekasi, dapat juga datang ke instalasi Snow White Enchanted Forest yang berlokasi di Atrium Pakuwon Mall Bekasi (Ground Floor) yang akan hadir sampai 6 April 2025.

Membawa Musik “Snow White” Lebih Dekat Dengan Penggemar di Indonesia
Salah satu elemen utama Disney’s “Snow White” adalah musik. Untuk merayakan perilisan di Indonesia, Disney Indonesia menghadirkan pertunjukkan orkestra spesial yang terinspirasi dari musik Disney’s Snow White di beberapa lokasi di Jakarta di tanggal 22 Maret 2025 (CGV Grand Indonesia dan Cinepolis Sun Plaza Medan) serta pada tanggal 23 Maret 2025 (Cinepolis Sun Plaza Medan). Selain itu, Disney Indonesia juga berkolaborasi dengan penyanyi bertalenta Indonesia, Novia Bachmid, untuk membawakan special cover dari lagu “Waiting on A Wish”. Video cover special ini dapat disaksikan di media sosial Disney Indonesia.
Disney’s “Snow White” hadir di bioskop Indonesia mulai tanggal 19 Maret 2025.
TV & Movies
Review Film Disney’s Snow White, Unexpectedly Good

Disney pernah membuat animasi dari kisah Putri Salju di tahun 1937 dan menjadi film yang mendapatkan pendapatan tertinggi di masa itu.
Tepat 88 tahun kemudian, setelah beberapa generasi kita melihat versi hidup dari film ini.

Dengan sajian kisah yang masih setia pada materi sebelumnya, kali ini Rachel Zegler yang berperan sebagai Snow White dan Gal Gadot sebagai Evil Queen mengemban tugas yang cukup berat untuk berlakon di film ini.
Meskipun ketika produksi mereka konon kurang akur, gue rasa ini bagian dari mendalami peran mereka masing-masing.

Tidak lupa dengan penampilan the seven dwarfs dengan tampilan visual yang memukau dan akting para cast yang memerankan nya terlihat hidup dan memiliki andil di film ini bukan hanya lucu-lucuan semata.
Pastinya Disney membuat film ini menjadi musikal dengan memainkan lagu-lagu iconic dan orisinil khusus untuk film ini yang berhasil disajikan dengan baik. Dan semua jajaran cast utama kebagian nyanyi di film ini

Film yang dinahkodai oleh Marc Webb (500 Days of Summer, The Amazing Spider-Man) berhasil membuat kisah ini bisa dinikmati lintas generasi.
Baik yang sudah menonton versi animasinya kita bisa menerima dengan berbagai kejutan yang detil2 kecil yang sebelumnya tidak atau kurang dieksekusi dengan baik dikarenakan keterbatasan teknologi di masa itu.

Dan untuk generasi sekarang gue rasa akan sangat senang karena bisa melihat versi live action dari salah satu mahakarya Disney yang mampu mewakili semangat girl empowerment dan political view di masa sekarang ini.
Akhir kata, Disney Snow White live action ini gak nyangka bagus banget hampir di segala sisi. Terlepas dari segala kontroversinya, it could be menjadi salah satu film live action dari Disney Classics yang berhasil digarap dengan baik.
TV & Movies
GANNIBAL Season 2, Dua Episode yang Menggigit

Pak polisi Daigo Agawa (Yūya Yagira) melanjutkan perjuangannya menjatuhkan keluarga Goto, pimpinan Keisuke (Sho Arakawa). Keluarga yang memiliki tradisi panjang mengonsumsi daging….people.

Dengan semakin terkuaknya fakta keluarga Goto, kepolisian mulai berani secara menyenggol mereka. Sementara Keisuke mulai terguncang loyalitasnya saat tahu Sumire (Kana Kita) mengandung anaknya. Anak berdarah Goto.
Konflik pun semakin memanas saat polisi mengetahui lokasi anak-anak yang akan dikonsumsi keluarga Goto. Daigo mendapat bantuan dari orang yang tidak disangka. Saat situasi makin memanas, si monster keluarga Goyo, That Man, pun menggila…
GANNIBAL kembali dengan season 2. Kisah keluarga kanibal ini menghadirkan kompleksitas yang melebihi plot film se subgenrenya. Tradisi panjang mendarah daging yang menjadi pengikat mereka tapi juga sebagai rantai yang kini beban dan implikasinya mereka tanggung bersama.

Disorot juga orang-orang yang menderita akibat tradisi tersebut. Memperlihatkan seberapa jauh keluarga Goto akan berbuat untuk idealisme mereka sendiri tak peduli korban karena buat mereka hanya para Goto lah yang manusia.
Sebenarnya bisa saja kejahatan keluarga ini berbentuk hal lain seperti narkotik, karena cara meramu konflik dan pergolakan eksternal mau pun internalnya sungguh memaku perhatian. Karena soal kanibalisme, maka level nya terasa lebih tinggi lagi.

GANNIBAL mengangkat premis yang biasanya hanya sebagai shocking value datar saja, menjadi potret kompleks adat budaya yang…belok dan keretakan yang tak terhindarkan. Apa yang ada yang demikian di Indonesia? Adanya tanah adat yang di…ah sudahlah.
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Film Legend Of Condor Heroes: The Galant, Sekelumit Cerita Dari Novel
-
Music3 weeks ago
Naniwa Danshi Rilis Single Ke-8 ‘Doki it’
-
Music3 weeks ago
LUNA SEA tampil dua malam di Tokyo Dome, termasuk pertunjukan pertama dengan GLAY dalam 25 tahun! LUNATIC FEST. 2025 juga diumumkan untuk November setelah tujuh tahun istirahat!
-
Music3 weeks ago
Makoto Furukawa Rilis Mini-Album “Catch Me If You Can!”
-
Music3 weeks ago
Maaya Sakamoto Umumkan Single ke-36 “Drops”
-
TV & Movies4 weeks ago
Film Terbaru Timothée Chalamet, “A Complete Unknown” Tayang Di Bioskop Mulai Hari Ini
-
Music3 weeks ago
VTuber Kurone Yousagi, “Sepupu” Nozomi Suzuhara, Merilis Singel Digital ke-2 “Window,” Bersama Video Musik! Konser Langsung 3D Online Digelar pada 27 Maret!
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Film The Monkey, Pembunuh Yang Random