Connect with us

Film Anime

Review Film Anime Detective Conan: Sunflowers of Inferno

Published

on

GwiGwi.com – Detektif Conan kembali ke layar lebar dalam film anime yang berjudul Detective Conan: Sunflowers of Inferno. Pertama kali rilis di Jepang pada bulan April 2015 lalu, kini film tersebut dapat disaksikan dibioskop lokal.

detective conan 2_zpsxpvec3kz

Highlight film ini ialah aksi Conan Edogawa atau Shinichi Kudo yang kembali bertemu dengan rivalnya Kaito Kid. Sesuai judulnya film ini mengisahkan sebuah lukisan Bunga Matahari karya Van Gogh yang dinyatakan hilang pada Perang Dunia ke-2. Adegan dimulai dengan pelelangan lukisan yang dinyatakan hilang tersebut yang ternyata telah ditemukan disebuah rumah.

Penjagaan ketat terhadap lukisan berharga ini ternyata tidak aman begitu saja, Kid yang muncul pada konferensi pers yang menampilkan pemilik lukisan yang memenangkan lelang tersebut, Jirokichi Suzuki yang merupakan paman dari Sonoko Suzuki teman Ran, berhasil membuat acara saat itu terhenti dan merepotkan para polisi termasuk Tujuh Samurai yang terpilih untuk menjaga lukisan tersebut pada acara yang berlangsung di New York Amerika Serikat.

Kejadian menjadi tanda tanya besar bagi Conan yang merasa ganjil seorang Kid begitu nafsunya dengan sebuah lukisan. Kid dikenal sebagai pencuri permata yang selalu menjadi buronan polisi dan musuh bebuyutan Conan. Namun aksi Kid kali ini tidak cukup sempurna sehingga lukisan tersebut tidak berhasil dibawanya.

Jirokichi yang telah sengaja mengumpulkan 7 lukisan bunga matahari yang menjadi koleksi Van Gogh, membawa salah satu lukisan yang dimenangkan tersebut ke Jepang untuk disandingkan bersama lukisan lainnya pada sebuah pameran ditempat khusus yang telah didesainnya dari jauh hari.

Dalam anggota 7 samurai tersebut ada Kogoro Mori yang menjadi salah satu anggota pengaman, sehingga Conan dapat dengan mudah terlibat dengan kasus ini. Perjalanan menggunakan pesawat ke Jepang dengan membawa Lukisan tersebut ternyata tidak mulus begitu saja. Tanpa disangka Kid muncul dan menghancurkan lambung pesawat dan mencuri lukisan.

Tim Kogomori yang telah menjaga bandara untuk pendaratan pesawat super aman tersebut dibuat kaget dengan insiden kemunculan Kid. Conan yang kebetulan berada di bandara langsung inisiatif mencari tahu keadaan yang sebenarnya terjadi. Dengan gadget canggih miliknya, Conan berhasil menemukan Kid yang membawa lukisan tersebut sedang terbang dengan paralayang milik Kid yang khas. Namun ternyata Kid tidak mencuri lukisan tersebut malah meninggalkan disalah satu gedung di bandara.

Rentetan kejadian yang terjadi membuat Conan berpikir keras untuk menemukan motif sesungguhnya Kid, serta siapa saja yang terlibat di dalam teror lukisan Bunga Matahari itu. Kecurigaan dan usaha keras Conan pun membawa hasil yang harus dibayar dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Film anime ini bisa dibilang film obat rindu untuk para fans Kaito Kid. Aksinya yang khas dengan misteri yang tak tersirat dalam setiap adegan, membuat setiap penggemar yang menonton akan memiliki rasa penasaran yang tinggi dengan motif Kid pada kasus ini.

Satu lagi yang cukup mencengangkan pada film ini tentang bagaimana Lake Rock gallery yang menjadi tempat semua lukisan bersejarah ini dipamerkan memiliki konsep teknologi yang telah dipersiapkan secara matang. Teknologi yang diterapkan bisa dibilang cukup sempurna mulai dari sistem keamanan, showcase lukisan, dan sistem undangan tamu.

Namun entah mengapa, alur film ini terasa lambat dan agak jenuh untuk diikuti. Beberapa adegan dan proses rasanya sengaja dibuat lambat sehingga terkesan diulur-ulur untuk membuat lama durasi film. Berbeda dengan film Detective Conan: Dimensional Sniper yang mana penonton dibuat penasaran dari awal tentang siapa pelakunya.

Overall, film ini memang bukan film terbaik dari semua film Conan yang pernah ada. Namun bagi penggemar Detective Conan, film Detective Conan: Sunflowers of Inferno wajib diikuti. Beruntung para penggemar di Indonesia dapat kembali menikmati film dari adaptasi manga karya Gosho Aoyama ini. Walau rasanya film tidak dinikmati dengan baik dengan subtitle bahasa Indonesia yang kurang sempurna, karena beberapa kata diartikan secara baik.

Advertisement

Film Anime

Live Action Kakegurui Hollywood Tuai Hujatan

Published

on

Auto Draft

Ada sebuah adaptasi live action dari seri manga Kakegurui yang akan dikerjakan oleh pihak NETFLIX dengan beberapa pihak lainnya tersebut, yang dimana pada judul seri live action adaptasi Hollywood ini akan diberi nama yaitu berjudul “B E T”.

Dengan ada beberapa unsur propaganda lainnya tersebut, membuat para penggemarnya juga sangat terkejut dengan penyataan oleh pihak NETFLIX yang sudah mengumumkan para pemainnya nanti dan juga akan tampil tersebut.

Terlebih lagi juga akan ada unsur propaganda yang membuat seri ini akan menjadi sangat dibenci oleh para penggemar yang sudah mengikuti, adaptasi seri anime bahkan live action tersebut yaitu Kakegurui sampai pada seri terakhirnya yang berjudul “Twin Sister” pada platformnya.

Yang hal ini membuat orang lain terkejut yaitu dengan beberapa hal lainnya, yang juga tidak disangkal oleh para penggemar lainnya tersebut yaitu para pemainnya yang sengaja tidak sesuai oleh para penggemar inginkan, dari karakter putih atau blonde kini harus menjadi karakter berkulit hitam dan rambut yang tidak sesuai tersebut.

Continue Reading

Film Anime

Film fitur perdana berdasarkan permainan ritme populer yang menampilkan Hatsune Miku, telah diunduh lebih dari 39 juta kali di seluruh dunia! COLORFUL STAGE! The Movie: A Miku Who Can’t Sing

Published

on

Review Project Sekai Movie: Kowareta Sekai To Utaenai Miku: Tentang Putus Asa Manusia Dan Sifat Alami Manusia
www.gwigwi.com –

[9 April 2025]
Medialink Entertainment Limited dengan bangga mengumumkan perilisan teatrikal film Anime terbarunya, COLORFUL STAGE! The Movie: A Miku Who Can’t SING di wilayah Asia Tenggara berikut.

10 April – Thailand
17 April – SING, Malaysia, Brunei
19 April – Filipina
9 Mei – Indonesia, Vietnam

Film fitur perdana berdasarkan permainan ritme populer yang menampilkan Hatsune Miku, telah diunduh lebih dari 39 juta kali di seluruh dunia!

HATSUNE MIKU: COLORFUL STAGE! adalah game seluler yang terkenal. Latar game ini berkisar di Shibuya, jalan tempat musik tumbuh subur di samping subkultur yang semarak, dan ruang misterius bernama “SEKAI,” yang mencerminkan “perasaan sejati” orang-orang. Film ini menggambarkan bagaimana penyanyi virtual seperti Hatsune Miku membantu anak laki-laki dan perempuan muda menemukan “perasaan mereka yang sebenarnya dan menyanyikan lagu-lagu yang benar-benar milik mereka.

PANGGUNG WARNA-WARNI! Film: Miku yang Tidak Bisa Bernyanyi, yang diproduksi oleh studio animasi P.A.WORKS sebagai karya yang sepenuhnya orisinal, menceritakan kisah Hatsune Miku yang baru—yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam permainan—yang tumbuh melalui pertemuannya dengan karakter-karakter dari enam kelompok di bawah ini yang menghadirkan panggung nyanyian yang paling memukau dan memikat dalam film ini:

  • PENYANYI VIRTUAL
  • Leo/need
  • MORE MORE JUMP!
  • Vivid BAD SQUAD
  • Wonderlands×Showtime
  • Nightcord pukul 25:00

Pada tahun 2007, Hatsune Miku muncul ke panggung musik dengan perangkat lunak sintesis suara VOCALOID generasi kedua, yang menjadi inspirasi bagi banyak musisi daring. Ia, bersama penyanyi virtual lain dari keluarga VOCALOID, menginspirasi serangkaian lagu ikonik, seperti “Senbonzakura”, yang dibawakan di Kohaku Uta Gassen Jepang, dan “DUNE”, yang dikomposisi oleh penyanyi-penulis lagu KenshiYonezu dengan nama alias lamanya Hachi untuk merayakan ulang tahun Miku yang ke-10. Pengaruh Hatsune Miku terus membentuk dunia musik pop Jepang hingga saat ini. Ayase, anggota duo J-POP populer YOASOBI, pernah berkata dalam sebuah wawancara dengan NHK, “Tanpa VOCALOID, tidak akan ada aku seperti sekarang,” yang menekankan peran penting Miku dalam perjalanan kreatifnya. Superstar lain, Ado, juga merupakan penggemar berat Miku. Tahun lalu, kedua penyanyi wanita ini berkolaborasi dalam lagu indah “Sakura Biyori and Time Machine with Hatsune Miku”, yang bahkan memberi Miku kesempatan untuk tampil “langsung” di JapanNational Stadium.

“Hatsune” — suara pertama; “Miku” — masa depan yang penuh dengan kemungkinan tak terbatas. Dalam film ini, penyanyi virtual ini kembali tampil di “pertama kalinya,” memamerkan sisi dirinya yang segar dan belum pernah terlihat sebelumnya di layar lebar.

Sinopsis:
“Tolong ceritakan tentang dirimu. Mungkin dengan begitu aku akan tahu cara bernyanyi.” Hoshino Ichika tiba-tiba mendengar lagu yang dinyanyikan Hatsune Miku di toko kaset, lagu yang belum pernah didengarnya sebelumnya. Saat dia bertanya-tanya tentang hal itu, dia melihat layar yang menampilkan “Hatsune Miku” yang tidak dikenalnya. Terkejut oleh teriakan Ichika, Miku melakukan kontak mata dengannya tetapi segera menghilang.

Setelah pertunjukan jalanan beberapa hari kemudian, Miku yang sama tiba-tiba muncul di ponsel Ichika. Dengan wajah agak putus asa, Miku berbagi ceritanya dengan Ichika, mengungkapkan keinginannya untuk menyampaikan lagu-lagunya kepada orang-orang tertentu. Namun, tidak peduli seberapa banyak dia bernyanyi, suaranya sepertinya tidak pernah sampai kepada mereka.

Selama konser baru-baru ini, Miku melihat Ichika menyentuh banyak hati dengan suaranya. Hal itu memberi Miku harapan bahwa dengan memahami Ichika, dia mungkin juga dapat menyampaikan suaranya kepada orang lain. Dengan keberaniannya, dia mendekati Ichika. Ichika tersenyum menanggapi permintaannya dan berkata, “Jika aku bisa membantu dengan cara apa pun,” dengan mudah setuju untuk membantunya. Maka dimulailah kisah baru Hatsune Miku dan para remaja.

Judul: COLORFUL STAGE! The Movie: A Miku Who Can’t SING

Genre: Animasi

Durasi: 111 menit

Distributor Film: Medialink Entertainment Limited

Tanggal Rilis dan Bahasa:
10 April – Thailand (versi asli Jepang dengan teks terjemahan Thailand dan Inggris)
17 April – SING (versi asli Jepang dengan teks terjemahan Inggris dan Mandarin)
17 April – Malaysia, Brunei (versi asli Jepang dengan teks terjemahan Melayu, Inggris, dan Mandarin)
19 April – Filipina (versi asli Jepang dengan teks terjemahan Inggris)
9 Mei – Indonesia (versi asli Jepang dengan teks terjemahan Indonesia dan Inggris)
9 Mei – Vietnam (versi asli Jepang dengan teks terjemahan Vietnam dan Inggris)

Continue Reading

Film Anime

Review Anime Watashi no Shiawase na Kekkon Episode 12: Menggunakan 2 Kekuatan Untuk Menyelamatkan Calon Suami

Published

on

Review Anime Watashi No Shiawase Na Kekkon Episode 12: Menggunakan 2 Kekuatan Untuk Menyelamatkan Calon Suami

www.gwigwi.com – Review anime Watashi no Shiawase na Kekkon atau My Happy Marriage episode 12, yang dimana pada episode ini akan menceritakan tentang Saimori Miyo sudah dapat mengontrol kedua kekuatannya tersebut.

Maaf Anda Melihat Iklan

Karena pada saat sedang menggunakan kekuatannya tersebut dirinya diyakinkan oleh Tsuruki Arata, yang dimana hal tersebut membuat dirinya menjadi lebih yakin berkat dukungan sepupunya tersebut.

Hal ini bisa terjadi karena Kakek mereka juga mendukung berbagai macam keputusan yang telah dibuat oleh para cucunya tersebut, serta juga Kudou Kiyoka mendapatkan restu dari pihak Usuba.

Yang dimana juga hal ini menjadi langkah besar untuk berbagai macam rintangan, yang akan segera mereka hadapi pada season 2 nantinya.

Pada saat ini konflik pada anime ini tidak terlalu berat kecuali dengan berbagai macam rintangan dari pihak keluarga lainnya, yang merasa iri dengan kedekatan Kudou Kiyoka dengan Saimori Miyo tersebut.

Dan akan segera tayang pada tahun 2024 atau tahun 2025 nantinya, karena pada saat ini anime Watashi no Shiawase na Kekkon atau My Happy Marriage sedang dalam tahap produksi anime.

Anime Watashi no Shiawase na Kekkon atau My Happy Marriage merupakan anime eksklusif yang hanya ada di platform Netflix saja, tidak ada di berbagai macam platform streaming lainnya tersebut.

Maaf Anda Melihat Iklan
Maaf Anda Melihat Iklan
Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending