TV & Movies
Review Film: Joy, Kisah Inventor dan Pebisnis Wanita Sukses di Dunia

GwiGwi.com – Film ini diangkat dari kisah nyata Joy Mangano. Joy Mangano dikenal sebagai seorang inventor yang hak paten ratusan alat rumah tangga yang ia rancang sendiri. Ia juga dikenal sebagai pebisnis dan miliarder wanita sukses di dunia. Film ini bergenre drama, comedy. Dibintangi oleh artis-artis ternama Hollywood seperti Jennifer Lawrence, Robert Deniro, dan Bradley Cooper.
Masa kecil Joy dihabiskan di rumah kedua orangtuanya. Sejak kecil ia sudah senang menciptakan berbagai macam benda. Hanya saja ketika sudah dewasa ia harus menerima kenyataan bahwa ia hanya menjadi seorang pekerja staff booking di Eastern Airlines.
Joy lalu menemukan belahan jiwanya, kemudian menikah dan memiliki dua anak. Namun pernikahan itu tidak bertahan lama karena suaminya yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Suaminya bekerja sebagai penyanyi keliling, hanya bekerja ketika sedang ada tawaran job. Ia lalu bercerai dengan suaminya. Tapi yang uniknya, ia masih tinggal seatap dengan suami.
Orangtua Joy juga tidak memiliki hubungan yang baik dan sudah lama tinggal berpisah. Hingga suatu hari ayahnya kembali ke rumah dan pertengkaran demi pertengkaran terjadi di rumah itu. Di sini kamu akan melihat bagaimana melelahkannya keseharian Joy di rumahnya yang sangat ramai itu. Tidak hanya ramai karena penghuninya, namun lebih karena suara-suara pertengkaran antara ibu dan ayahnya, ayahnya dan mantan suaminya yang terjadi setiap hari.
Suatu saat Joy memutuskan ia harus berubah. Ia lalu mendapatkan ide membuat kain pel gaya baru. Hal itu terinspirasi saat ia mengepel lantai yang dipenuhi dengan pecahan beling. Tangannya sampai berdarah karena tertancap pecahan beling yang berukuran sangat kecil. Dari sanalah ia kepikiran membuat sebuah kain pel yang tak perlu diperas oleh tangan.
Joy pun merancang penemuannya sendiri. Ia kemudian meminta bantuan modal pada pacar baru ayahnya yang memiliki banyak warisan dari suaminya yang sudah meninggal. Ia lalu memproduksi sekitar 10.000 kain pel unik yang ia rancang sendiri dengan dibantu para pekerja dari kantor ayahnya. Ia pun mulai menawarkan kain pel buatannya ke toko-toko di sekitar kota, namun tidak ada yang berminat. Ia bahkan melakukan demo di sebuah supermarket, namun diusir karena tidak memiliki izin melakukan kegiatan itu. Kain pelnya tidak ada satu pun yang terjual.
Hingga suatu hari Joy bertemu dengan Neil, seorang eksekutif produser QVC, sebuah stasiun televisi yang memiliki program acara menjual produk-produk bermutu yang selalu menghasilkan banyak pembeli.
Menonton film yang diangkat dari kisah nyata memang selalu menarik. Banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran, bahkan bisa memotivasi kamu. Seperti halnya yang ada di film ini. Setelah dewasa, Joy selalu menganggap dirinya adalah seseorang yang gagal. Namun ia akhirnya memiliki ide, dan berani mengambil risiko memproduksi alat pel ciptaannya sendiri. Ia kini dikenal sebagai salah satu wanita sukses di dunia, padahal awalnya ia sama sekali tidak mengerti tentang dunia bisnis dan wirausaha. Untuk sukses memang dibutuhkan niat, usaha, dan keberanian.
TV & Movies
Review Film LILO & STITCH, Simple But Good

www.gwigwi.com – Lilo & Stitch versi live action akan tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai 21 Mei ini.
Film remake versi hidup ini yang sudah dinantikan banyak fansnya, menceritakan tentang Stitch atau eksperimen 626 yang dianggap berbahaya oleh Galactic Council sehingga ditahan dan akan diasingkan, namun ia berhasil kabur dan menuju bumi. Sementara itu di Hawaii, Lilo (Maia Kealoha) yang tinggal bersama kakaknya, Nani (Sydney Agudong) merasa kesepian karena tidak memiliki sahabat dan berdoa supaya dapat teman sejati.

Review Film Lilo & Stitch, Simple But Good
Alien eksperimen 626 yang akhirnya crash land di bumi yang sempat membuat beberapa kekacauan berakhir di Shelter anjing dalam kondisi pingsan.
Lilo menemukan 626 di Shelter tersebut dan memutuskan untuk mengadopsinya, sejak saat itu 626 memiliki nama Stitch.
Ternyata keberadaan Stitch di bumi diketahui oleh pencipta Stitch, Dokter Jumba Jookiba (Zach Galifianakis) dan agen Pleakley (Billy Magnussen).
Mereka pun ditugasi oleh Galactic Council untuk menangkap Stitch, di sisi lain Cobra Bubbles (Courtney B. Vance) seseorang dari “Dinas Sosial” juga menyelidiki pesawat Stitch yang jatuh dan ingin menangkapnya.

Review Film Lilo & Stitch, Simple But Good
Apakah Stitch akan ditangkap oleh salah satu dari pengejarnya atau ia tetap akan bersama Ohana nya? Gwiple bisa saksikan nanti.
Versi live action ini berbeda dengan versi kartun yang dulu kita tonton di tahun 2002, sehingga perlu sah-sah saja jika kita tonton versi yang lama sambil bernostalgia.
Design Stitch amat lucu di film ini dengan tingkah yang bandel namun menggemaskan dapat cepat menarik hati Gwiple.
Design alien-alien lainpun juga bagus dan terlihat dapat blend in dengan aktor-aktor manusia tidak seperti yang gue bayangkan bahwa akan terkesan nyeremin nyatanya tidak terjadi.

Review Film Lilo & Stitch, Simple But Good
Seperti kartun originalnya, Lilo & Stitch 2025 ini adalah film keluarga yang ringan dan cukup menghibur.
Mungkin ketika selesai menyaksikan film ini kita merasa bahwa ini seperti TV movie di Disney+ namun itu tidak menjadi masalah karena prinsip Ohana menjadi pelajaran yang penting bagi audiens.
TV & Movies
Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang

www.gwigwi.com – Final kata judulnya. Tidak salah menganggapnya Mission Impossible terakhirnya Tom Cruise, walau orangnya sendiri tidak menutup kemungkinan akan berlanjut. Bagaimana pun, inilah kerja sama terbaru Mas Tom dengan sutradara penulis Christopher McQuarrie.
Paska DEAD RECKONING, Ethan Hunt (Tom Cruise) memegang kunci yang dapat mengguncang seisi dunia. Entitas, AI super berbahaya, semakin menjalar ke pelbagai institusi nuklir di seluruh dunia. Hanya dia dan tim; Benji (Simon Pegg), Grace (Hayley Atwell), Luther (Ving Rhames), yang sanggup menghentikan amukannya…
Film ini ditunjukkan sebagai pamungkas dari semua film Mission Impossible sebelumnya. Refrensi, karakter lama, visual, etc untuk menegaskan hal itu. Sayangnya dengan cara yang kurang halus.

Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang
Bila AVENGERS: ENDGAME menyajikan refrensi film sebelumnya secara halus atau membuat variasi dari itu, FINAL RECKONING begitu di wajah sekali. Dialog penuh eksposisi menjelaskan plot, refrensi dan adegan-adegan film lampau begitu menjejali penonton. Anehnya, gambar sama kadang diulang lagi seolah takut penonton lupa.
Dominasi dialog ini yang cukup mengherankan untuk franchise film MI yang biasanya jago menyeimbangkan dengan aksi. Film seakan lebih ke arah political thriller atau techno thriller. Tidak berarti dialog kosong karena memang berguna untuk membangun ketegangan untuk adegan aksi besarnya di paruh akhir.
Tetap saja, seluruh film tampaknya terlalu mendedikasikan diri untuk aksi di klimaks dibanding memberi porsi aksi yang rata untuk memecah kejenuhan di pertengahan. Tidak salah bila menganggap baik DEAD RECKONING dan FINAL RECKONING bisa saja dijahit jadi satu dengan menghilangkan lemaknya. Barangkali baiknya 2 film ini ditonton sekaligus supaya lebih nikmat.
Sekalinya ada aksi, meramu ketegangannya wah. Suspense bukan hanya pada protagonis Ethan tapi juga teman-temannya yang lebih besar kemungkinan tewas. Menjelang klimaks pun diberikan suspense berlapis yang dialami semua karakter dan itu sungguh tegang. Apa yang penonton harap dari film daripada aksi lidah. Coba saja lebih banyak lagi.

Review Film Mission: Impossible – The Final Reckoning, Misi Mustahil Pamungkas Sangat Setengah Matang
2 aksi besarnya itu….gila dan sungguh menjual judul Impossible aka mustahil. Koreografi adegan Ethan bernavigasi di dalam kapal selam yang akan jatuh barangkali salah satu adegan Ethan menyusup terbaik sepanjang franchise. Tom Cruise bergelantungan di pesawat pun…wah. Ni orang gak takut mati.
Sampai-sampai bisa jadi orang memaafkan kejenuhan penuh omongan sepanjang film saking fantastisnya 2 adegan tersebut.
MISSION IMPOSSIBLE: FINAL RECKONING mungkin bukan Misi Mustahil yang diharapkan penonton untuk franchise yang biasanya paling tidak gak membuat pingin ngecek jam saat nonton. Semoga kerja sama Tom dan sutradara Q bisa lebih baik lagi dengan dialog yang lebih….sedikit.
TV & Movies
Review Film Final Destination Bloodlines, Kematian Pasti Datang


Review Film Final Destination Bloodlines, Kematian Pasti Datang

Review Film Final Destination Bloodlines, Kematian Pasti Datang

Review Film Final Destination Bloodlines, Kematian Pasti Datang
-
News4 weeks ago
“Ai♡Scream!” dari AiScReam Menggemparkan Dunia!
-
TV & Movies4 weeks ago
Review Film THUNDERBOLTS*, Kelompok Terapi “SUPERHERO”?
-
TV & Movies4 weeks ago
Review Netflix Havoc, Kacau Balau yang Penuh Gaya
-
Smartphone3 weeks ago
Xiaomi Padukan Mobile Photography dan Gaya Hidup Aktif melalui Bundling Xiaomi 14T & Xiaomi Smart Band 9
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Film Shadow Force, Action Kelas C
-
Laptop4 weeks ago
Lenovo Resmikan Produksi Lenovo K14 Gen 3 dan ThinkCentre Neo 50a Gen 5 di Indonesia
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Film Holy Night: Demon Hunters (2025), Tim Pemburu Iblis yang Menghadirkan Aksi Memikat Penuh Ketegangan
-
Music3 weeks ago
SixTONES Rilis 66 Lagu di Platform Global