Connect with us

TV & Movies

Film Wiro Sableng umumkan semua pemerannya

Published

on

GwiGwi.com – Akhirnya Wiro Sableng akan diangkat ke layar lebar oleh Lifelike Pictures dan Fox International dengan dibintangi anaknya sendiri dari pencipta komiknya Bastian Tito yakni Vino G. Bastian yang akan berperan sebagai pendekar kapak naga geni 212. Wiro Sableng adalah karakter fiksi dalam komik berjudul Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 karya Bastian Tito, bercerita tentang pendekar silat yang ‘sableng' alias gila, dengan gurunya Sinto Gendeng.

Komik ini menjadi komik silat terpanjang (terlama) di Indonesia dengan 185 judul selama rentang 39 tahun mulai tahun 1967 sampai 2006. Proyek Film layar lebarnya sendiri akan tayang 2018 disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dengan dibintangi oleh Marsha Timothy sebagai Bidadari Angin Timur, Sherina Munaf sebagai Anggini, Marcel Siahaan sebagai Ranaweleng, Andy RIF sebagai Dewa Tuak, Cecep Arief Rahman sebagai Bajak Laut Bagaspati, Dian Sidik sebagai Kalingundil, Yayu Unru sebagai Kakek Segala Tahu, Marcella Zalianty sebagai Permaisuri, Rifnu Wikana sebagai Kalasrenggi, Yusuf Mahardika sebagai Pangeran, Aghniny Haque sebagai Raramurni, Lukman Sardi sebagai Werku Alit, Dwi Sasono sebagai Kamandaka, Happy Salma sebagai Suci, Cupink Topan sebagai Seta Inging, Mardi sebagai Pitala Kuning, Habibie sebagai Ketut Ireng, Asta sebagai Bergola Wungu, Yayan Ruhian sebagai Mahesa Birawa, Fariz Alfarizi sebagai Bujang Gila Tapak Sakti, dan Ruth Marini sebagai Sinto Gendeng.

Film yang rencananya akan dibuat trilogi ini meski sebagian akan memakai CGI tetapi juga syuting di alam terbuka terutama untuk adegan pertarungan, dengan fighting director Chan Man Ching yang merupakan orang yang sudah 18 tahun berkecimpung sebagai fighting director untuk beberapa film dan merupakan anggota dari Jackie Chan team dan fighting choreographer oleh Yayan Ruhiyan.

Advertisement

TV & Movies

Review Film GLADIATOR 2, Permainan baru di Koloseum yang cukup oke

Published

on

Review Film Gladiator 2, Permainan Baru Di Koloseum Yang Cukup Oke

www.gwigwi.com – 13 tahun setelah kematian Maximus Decimus Meridius (Russel Crowe), Roma tak juga berubah…

Di bawah tirani Kaisar Geta (Joseph Quinn) dan Kaisar Carracalla (Fred Hechinger), Roma telah melupakan bentuk ideal didambakan Maximus. Hanya Lucilla (Connie Nielsen) yang masih membawa semangat ayahnya itu.

Suaminya, Jenderal Acacius (Pedro Pascal) pergi berperang jauh di Afrika. Di sanalah dia bertemu seorang pria yang bisa jadi merubah roma selamanya, Lucius (Paul Mescal).

Review Film Gladiator 2, Permainan Baru Di Koloseum Yang Cukup Oke

Review Film Gladiator 2, Permainan Baru Di Koloseum Yang Cukup Oke

Lucius kemudian takluk dan harus menjadi budak petarung di bawah Matrinus (Denzel Washington), seorang cerdas yang memiliki ambisi berbahaya…

Akhirnya sekuel GLADIATOR (2000) yang selalu ingin dibuat Ridley Scott jadi juga. Kembalinya penonton ke Roma ini tak disiakan oleh beliau yang menghidupkan era tersebut dengan lebih real tapi tetap membuat takjub.

Penonton seakan bisa merasakan debu perjalanan kereta kuda dan megahnya arsitektur kota Roma lebih dekat. Penggunaan scoring minimal dan lebih menggunakan ambience seperti suara derap kuda, keramaian pesta berhasil membuat Roma mungkin lebih hidup dibanding film-film atau seri lain yang bersetting sama.

Membiarkan penonton perlahan meresapi dunianya tanpa banyak ucap. Dari cara mereka makan, bercanda dan sekedar mondar-mandir.

Review Film Gladiator 2, Permainan Baru Di Koloseum Yang Cukup Oke

Review Film Gladiator 2, Permainan Baru Di Koloseum Yang Cukup Oke

Secara audiovisual GLADIATOR 2 cukup memuaskan sampai malas memalingkan mata dari layar. Secara cerita, hmmm…

Lucius berhasil Paul Mescal hidupkan sebagai orang yang sudah mengetahui bagaimana pertarungan gladiator dilakukan dan sudah siap. Namun, ketika dia harus memimpin, rasanya belum bisa sekarismatik Russel Crowe.

Momen motivasinya dari mendendam sampai harus menerima takdirnya sebagai pangeran roma juga rasanya kurang dipoles lebih jauh. Maka perubahan drastis ini kurang terasa memuaskan.

Jadinya adegan speech mengenai masa depan roma yang lebih baik di klimaks tidak semenendang yang sepertinya diinginkan para filmmaker.

Review Film Gladiator 2, Permainan Baru Di Koloseum Yang Cukup Oke

Review Film Gladiator 2, Permainan Baru Di Koloseum Yang Cukup Oke

Adalah intrik politik Macrinus yang menarik dilihat dari bagaimana ia selalu jauh di depan dibanding yang lain dan bisa beradaptasi begitu ada masalah. Denzel Washington truly shine here.

GLADIATOR 2 sebenarnya memiliki naratif berbeda yang menarik sekaligus melanjutkan semangat film pertamanya, tapi rasanya kurang memiliki dentuman dramatis yang lebih kuat dan performa karismatik protagonis yang membekas kuat di hati penonton.

Continue Reading

TV & Movies

Review Film Red One, aksi seru menyelamatkan Natal

Published

on

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

www.gwigwi.com – Santa Claus diculik!! Callum Drift (Dwayne Johnson) yang merupakan bodyguard Santa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Natal tahun ini tetap ada dengan mencari siapa pelakunya.

Bersama Jack O’Malley (Chris Evans) seorang hacker yang cukup disegani. Mereka bekerja sama untuk menyelamatkan Natal. Maka dimulailah perjalanan lintas dimensi untuk menyelamatkan Santa dan perayaan Natal tetap terjadi.

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Langsung aja ke filmnya, Duo Johnson dan Evans seharusnya bisa menjadi pasangan sempurna yang menghidupkan cerita ini.

Namun, sangat disayangkan karakter Callum Drift yang serius dan Jack O’Malley yang sinis menurut gue kurang menciptakan chemistry yang kuat.

Dialog mereka sering kali terasa hambar dan kurang tajam, bahkan tidak jarang berakhir dengan humor yang terpaksa lucu. Padahal, premis karakter yang kontras ini bisa menjadi daya tarik utama.

Seperti biasa setiap film yang dibintangi Dwayne Johnson menjadi ajang narsis dia yang dimana terdapat elemen “manly” yang sangat dominan di film ini.

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Tokoh pendukung seperti Zoe Harlow (Lucy Liu) dan Santa Claus (J.K Simmons) pun hanya ditampilkan sekena nya saja tanpa diberikan kesempatan untuk berkembang.

Mereka tampil sekadar sebagai pelengkap saja dan tidak banyak menambah bobot cerita. Sehingga tokoh-tokoh tersebut sepertinya kurang membekas di hati audiens.

Kehadiran sosok antagonis seperti Krampus dan main villain di film ini yaitu Gryla juga kurang mampu meramaikan cerita. Ya they’re just a villain at the movie.

Namun dari segi sinematografi, Red One memiliki visual yang memanjakan mata. Kutub Utara yang futuristik, sebuah kota dengan kubah besar, kendaraan berteknologi tinggi, dan tim keamanan Santa yang disebut E.L.F.

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Review Red One, Aksi Seru Menyelamatkan Natal

Meskipun terlihat menarik secara visual, kadang efek CGI yang berlebihan malah membuat film ini terasa kaku dan jauh dari kesan humanis yang diharapkan dari film bertemakan Natal.

Mirip-mirip dengan film superhero rilisan Marvel dan DC yang megah namun sayang kurang hangat untuk ukuran film Natal.

Secara keseluruhan, film Red One yang niatnya menjadi film action-comedy bertemakan Natal. Namun dengan adanya beberapa elemen yang kurang seperti pesan moral dan kehangatan Natal dengan cerita yang menggugah, film ini hanya pamer aksi skala besar dan humor yang kurang menggigit.

Jika kalian mencari film spesial Natal yang memiliki esensi yang hangat dan penuh dengan keajaiban rasanya kurang ditemukan di film ini. Melainkan jika mencari hiburan yang pas untuk film musim liburan rasanya Red One adalah film yang pas.

Continue Reading

TV & Movies

Review film Here, satu rumah berjuta cerita

Published

on

By

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

www.gwigwi.com – Kalian pernah gak ketika duduk di suatu tempat, mungkin di kamar hotel atau bangku taman, dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi di sana sebelumnya? Berapa banyak orang yang jatuh cinta di tempat itu, bertengkar, atau bahkan mengekspresikan rasa yang sama?

Begitulah kisah yang disajikan lewat film terbaru garapan Robert Zemeckis berjudul Here.

Film yang merupakan adaptasi dari novel grafis karya Richard McGuire, membawa kita pada perjalanan lintas waktu di satu ruang yang sama, sebuah ruang keluarga di rumah tua di wilayah New England, Amerika Serikat yang berusia kurang lebih satu abad.

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

Kita akan bertemu dengan John dan Pauline Harter (Gwilym Lee dan Michelle Dockery) adalah pasangan pertama yang menghuni rumah ini pada tahun 1907. Pauline selalu khawatir akan suaminya yang sering berangan-angan, menjadi penerbang yang dia takutkan akan jatuh.

Kemudian ada karakter lain yang tampil yaitu Richard Young (Hanks), seorang seniman yang meninggalkan karirnya demi keluarganya. Ketika ayah Richard, Al (Paul Bettany), dan ibunya, Rose (Kelly Reilly), membeli rumah ini pada tahun 1945, itu menjadi simbol warisan mereka.

Sang sutradara Robert Zemeckis kembali bekerjasama dengan tim sukses yang sebelumnya membuat Forest Gump (1994) yaitu Eric Roth sebagai penulis naskah dan dibintangi oleh Tom Hanks dan Robin Wright.

Lewat film ini, Zemeckis mencoba mereplikasi gaya kamera tetap yang digunakan dalam novel grafisnya yang bukan menyajikan cerita linear. Namun mempertemukan waktu dan tindakan dari banyak tokoh asing dalam satu ruang yang sama.

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

Review Film Here, Satu Rumah Berjuta Cerita

Namun hal ini bisa menjadi pisau bermata dua, dikarenakan penggunaan teknik overlapping-frames terkadang mengaburkan garis di antara keluarga yang berbeda, dan juga pergantian musim secara virtual dan waktu bergerak maju melalui jendela bay yang luas. Sementara rumah tetangga depan tampak statis, impian para karakter tampak melampaui dinding-dinding rumah yang menjadi set cerita film ini.

Menurut gue ketika menonton film ini jangan sampai lengah sedetik pun. Karena mungkin saja kita akan kehilangan salah satu pesan yang ingin disampaikan oleh Zemeckis dan Eric Roth yaitu kecemasan berlebihan tentang memikirkan masa depan seringkali membuat kita kehilangan momen saat ini.

Secara keseluruhan, film Here menyajikan kisah haru biru yang menyentuh kita secara emosional bahwa orang bisa datang dan pergi, namun kenangan akan selalu tetap terukir.

Continue Reading

Interview on GwiGwi

Join Us

Subscribe GwiGwi on Youtube

Trending