TV & Movies
Aksi Mendebarkan nan Jenaka dari Kelompok Anak Indigo Pengusir Hantu dalam “Ghost Buser” Tayang Eksklusif di Disney+ Hotstar Mulai 9 April

GwiGwi.com – Film komedi horor “Ghost Buser” besutan Lingkar Pictures dan MD Pictures akan premier secara eksklusif di Disney+ Hotstar mulai 9 April 2021 mendatang. Disutradarai oleh Tora Sudiro dan diproduseri oleh dua sineas kenamaan Indonesia Manoj Punjabi dan Girry Pratama, film ini mengangkat kisah sekelompok anak indigo yang bisa berkomunikasi dengan makhluk halus dan berupaya mengusir para hantu yang mengganggu kehidupan manusia.
“Ghost Buser” merupakan kelompok pengusir hantu yang dipimpin oleh Sigit (Tora Sudiro), seorang fotografer yang sejak kecil dapat melihat makhluk halus alias hantu. Awalnya Sigit hanya bisa melihat hantu tanpa bisa berkomunikasi dengan mereka. Namun pada suatu ketika, Sigit menyaksikan kejadian tabrak lari di mana seorang perempuan, Ningsih (Annette Edoarda), menjadi korban. Sejak saat itu, Sigit dapat berkomunikasi dengan Ningsih dan makhluk halus lainnya.
Sigit pun kemudian mempunyai ide untuk membentuk Pengusir Setan bersama teman-teman kuliahnya, Genjing (Gary Iskak) dan Alexandra (Wulan Guritno) yang memiliki hobi seputar hal-hal supranatural dan bisa melihat hantu. Keduanya kebetulan sedang hidup pas-pasan di mana Genjing menjadi seorang pegawai di sebuah salon sedangkan Alex menjadi seorang montir di sebuah bengkel. Sigit menceritakan idenya kepada Ningsih untuk mencari uang dengan menjadi Pengusir Setan bersama Genjing dan Alex dengan bantuan Ningsih. Ningsih pun akhirnya bersedia membantu Sigit menjadi Pengusir Setan dengan syarat Sigit harus membantunya untuk mencari pelaku tabrak lari yang menabraknya hingga tewas. Sebagai imbalan, Sigit pun meminta Ningsih untuk melakukan promosi mengenai ‘’Ghost Buser’’.
Selain dibantu oleh Ningsih, ‘Buser’ atau buru sergap hantu ini juga dibantu oleh dua sosok hantu jenaka lainnya yakni Toto (Opi Bachtiar), dan Mekel (Pasha Van Krab). Ningsih, Toto, dan Mekel pun ikut membantu Sigit untuk menemukan tempat-tempat yang berisikan makhluk halus yang senang mengganggu manusia. Sigit, Genjing dan Alex pun memulai petualangan mereka menjadi Pengusir Setan dengan dibantu Ningsih dan Toto. Tidak lupa, para “Ghost Buser” pun mulai melakukan promosi di mana-mana. Mereka kerap dipanggil untuk mengusir hantu di rumah, toko, kantor sampai sebuah sanggar tari.
Akankan Ningsih menyingkap siapa pembunuh dirinya? Apakah Sigit benar-benar akan membantu Ningsih atau justru ia akan menyerah? Lalu apakah layanan “Ghost Buser” berhasil menangkap berbagai makhluk halus yang suka mengganggu manusia?
Sang sutradara Tora Sudiro mengatakan, ”Dalam film ini, penonton akan diajak untuk ikut dalam perjalanan yang menguji adrenalin sekaligus mengundang gelak tawa dengan tingkah laku anggota “Ghost Buser” yang jenaka. Para penggemar genre horor-komedi dapat melihat bagaimana kehidupan seorang anak Indigo yang bisa berkomunikasi dengan makhluk halus. Selain itu, kami juga ingin menyampaikan bahwa tidak semua makhluk halus memiliki niat untuk mengganggu manusia, namun justru bisa hidup berdampingan dan saling membantu satu sama lainnya. Saya harap film persembahan kami ini dapat dinikmati oleh Anda dan keluarga Anda.”
Film komedi horor ini juga menghadirkan deretan aktor dan aktris terbaik tanah air, diantaranya Tora Sudiro, Gary Iskak, Wulan Guritno, Annette Edoarda, Ninik L. Karim, Egi Fedly, TJ, Opi Bachtiar, Pasha Van Krab, Sayudi Ucul, dan Zora Vidyanata.
Anda dapat menyaksikan “Ghost Buser” dengan berlangganan Disney+ Hotstar langsung dari situs web (www.DisneyPlusHotstar.id) atau aplikasi Disney+ Hotstar (Android dan iOS), Android TV, Apple TV, serta lebih banyak perangkat lain yang akan segera tersedia. Dengan biaya Rp39.000/bulan atau Rp199.000/tahun, konsumen akan memiliki akses ke lebih dari 500 film dan 7.000 episode termasuk film internasional terbaik, tayangan Disney+ Originals dari Marvel, Disney, Star Wars dan lainnya, pemutaran perdana film-film Indonesia yang telah dinanti secara eksklusif, dan lebih dari 300 film bioskop Indonesia. Pelanggan dapat melakukan pembayaran melalui berbagai opsi, termasuk GoPay. Paket langganan khusus juga tersedia dengan harga menarik melalui Telkomsel.
Selain itu, guna menghadirkan pengalaman menonton yang lebih baik bagi para penggunanya, Disney+ Hotstar juga dilengkapi dengan antarmuka dalam Bahasa Indonesia yang lebih mumpuni, mencakup judul, sinopsis, dan kata kunci yang telah disesuaikan dalam Bahasa Indonesia. Fitur terbaru dari Disney+ Hotstar ini juga dilengkapi fitur subtitle Bahasa Indonesia yang telah tersedia sejak peluncuran platform pada tahun lalu. Untuk mengakses fitur ini, pengguna dapat menyetel pengaturan bahasa ke “Bahasa Indonesia” pada situs browser Disney+ Hotstar. Anda juga dapat mengakses fitur ini pada aplikasi ponsel dengan mengubah pengaturan bahasa ponsel Anda ke dalam “Bahasa Indonesia”.
TV & Movies
Review Film Expendables 4, Iko Deserves Better

www.gwigwi.com – Suarto Rahmat (Iko Uwais) mengincar detonator nuklir. Maka turunlaaah tim Expendables yang dipimpin Barney (Sylvester Stallone) bersama temannya Lee Christmas (Jason Statham) dan…yang lain; Gunner (Dolph Lundgren), Road (Randy Couture), Easy (Curtis ’50 Cent’ Jackson) dan Galan (Jacob Scipio).
Setelah misi berakhir naas, tim dipimpin oleh Gina (Megan Fox) ditambah anggota Lash (Levy Tran), sementara Lee yang dibebastugaskan berencana beraksi sendiri untuk menghajar Suarto Rahmat. Statham vs Uwais!
EXPENDABLES 4 secara cerita sebenarnya mempunyai inovasi dan twist dibandingkan dengan 3 film sebelumnya. Namun dialog, akting dan pengadeganan dari yang standar sampai kurang, tidak melayani inovasi itu.
Boleh saja franchisenya berdaya tarik taburan bintang. Hanya saja pada akhirnya tergantung pada karakternya, dialog dan aksinya. EXPANDABLES sering kali gagal di sini. Karakter yang kurang berkesan, komedi nyeleneh yang aneh dan untuk karakter pendukung, perannya sedikit sekali untuk cerita. Rasanya seperti versi kelas B (atau C?) THE SUICIDE SQUAD (2021) nya James Gunn.
Presentasi koreografi yang sudah oke kadang terganggu dengan kualitas CG yang kurang, kalau tidak mau dibilang memalukan, untuk mendukung para aktor bintang ini.
Bila ingin melanjutkan franchise ini kembali ke budget kecil mungkin jangan membuat cerita yang mengharuskan banyak adegan berbalut CG.
Gelut Statham vs Iko dieksekusi cukup seru walau untuk fans kedua aktor tersebut, rasanya pernah melihat mereka beraksi lebih gila lagi di film lain. Kurang berasa duo ikon film aksi total saling menghantam seperti Jackie Chan vs Jet Li di THE FORBIDDEN Kingdom (2008).
Duel Statham vs Iko seolah dipersingkat lantaran ada kejutan di cerita setelahnya. Sayangnya karena directing yang kurang membuat cerita sulit dipedulikan, surprise itu berakhir biasa saja. Jadi berharap Statham vs Iko digarap super total sebagai adegan pamungkasnya.
EXPENDABLES 4 adalah (atau EXPEND4BLES? entah) franchise yang seakan dipaksa terus hidup dan mungkin baiknya dibiarkan beristirahat selamanya. Uda Iko Uwais layak mendapat panggung lebih baik di Hollywood dan 50 Cent ambil kelas akting dulu…?
Live Action
Film Live-Action OUT Rilis Trailer Utama dengan OST dari JO1

www.gwigwi.com – Pada tanggal 15 September, situs resmi untuk versi film live-action mendatang dari manga OUT yang didakwa kriminal oleh Makoto Mizuta (seni) dan Tatsuya Iguchi (cerita) merilis trailer utama berdurasi 60 detik dengan penampilan lagu tema “HIDEOUT” oleh duo idola laki-laki Jepang JO1.
Lagu tersebut diperkenalkan di situs resmi grup sebagai berikut: “Lagu tema JO1 ‘HIDEOUT’ ditulis sebagai lagu ceria untuk memberikan vitalitas dan harapan hari esok kepada semua orang yang hidup saat ini. Lagu ini terinspirasi oleh dunia film.” Lagu bertempo cepat ini sangat ideal untuk mengakhiri kisah masa depan film, di mana tokoh protagonis mengatasi masalah remaja dengan membentuk hubungan dan persahabatan dengan kenalan baru.”
Tiga anggota grup, Sukai Kinjo, Shosei Ohira, dan Sho Yonashiro, juga ditampilkan dalam film sebagai pemeran.
Sejak serialisasinya pada tahun 2012 di Akita Shoten’s Young Champion, manga ini telah diterbitkan dalam 24 volume di Jepang. Lebih dari 6,5 juta eksemplar telah didistribusikan di seluruh dunia.
Novel Drop (2006), karya komedian Jepang Hiroshi Shinagawa, didasarkan pada pengalaman Tatsuya Iguchi, sosok dan karakter nyata dalam cerita. Alur Cerita: Setelah dibebaskan dari panti asuhan remaja, Iguchi berkenalan terutama dari geng motor “Kirihito,” dan dia segera menemukan dirinya dalam berbagai kesulitan di Nishi-Chiba.
📝#映画OUT 前売券info
ムビチケオンライン券
発売中https://t.co/syGju7jAky特典付きムビチケカード券
🗓️9/15(金)
✔️通販(0時)https://t.co/tEBHsMi01l
✔️上映劇場窓口https://t.co/l9qHa32oDzセブンネット限定グッズ付きムビチケカード券
🗓️9/15(金)14時https://t.co/pLrBDckaoY pic.twitter.com/M1kHE8e2n0— 映画『OUT』公式【11月17日公開】 (@out_moviejp) September 8, 2023
Di pinggiran kota Tokyo, syuting dimulai pada Januari 2023 dan berakhir pada 23 Februari. 17 November 2023 adalah tanggal rilis yang dijadwalkan di Jepang untuk film yang dibintangi Tatsuya Iguchi. KADOKAWA menangani distribusi.
TV & Movies
Review Film A HAUNTING IN VENICE, Horor misteri bergaya klasik ala Kenneth Branagh

www.gwigwi.com – Film ketiga detektif Hercule Poirot versi Kenneth Branagh. Dimulai dari MURDER on the ORIENT EXPRESS (2017) dan sekuelnya, DEATH ON THE NILE (2022) ternyata audiens menyukai drama misteri subgenre whodunnit ini di tengah gempuran film superhero dan aksi berlapis efek walau tak pernah mendapat resepsi secara kualiti yang memuaskan. Apakah A HAUNTING IN VENICE (2023), adaptasi dari cerita ‘HALLOWEEN PARTY’ karya Agatha Christie akan berhasil mendapat respon lebih baik?
Hercule Poirot (Kenneth Branagh) mengasingkan diri di Venisia, Italia. Ia menolak mengerjakan kasus dan hanya ingin menghabiskan hari sendirian dan makan roti dengan tenang. Sampai suatu ketika kenalan namanya, penulis Ariadne Oliver (Tina Fey) yang mengajaknya ke acara pemanggilan arwah putri Rowena Drake (Kelly Reilly). Saat salah satu korban meninggal, apakah ini perbuatan arwah yang memaksa Poirot untuk mengakui adanya hantu?
Tantangan mengadaptasi kisah klasik misteri ini dan 2 film sebelumnya adalah cara membawakannya. Baik film pertama dan kedua rasanya kurang memuaskan bahkan terlalu klasik sampai rasanya kurang terasa sentuhan stylenya yang mampu membuat ceritanya lebih spesial. A HAUNTING IN VENICE (2023) memiliki pembeda yakni nuansa horror. Nah, horronya ini yang tampaknya dimanfaatkan habis-habisan oleh sutradara Kenneth Branagh.
Filmnya berasa..haunting; Lighting remang di rumah tua menonjolkan umur bangunan dan sejarahnya; score yang terkesan menggumam tak beraturan bagai ada live musik yang menemani pertunjukan teater yang secara halus membuat suasana mencekam; komposisi shot dan editing yang mengingatkan pada film bisu hitam putih horor zaman jebot seperti NOSFERATU (1923) lalu digabungkan dengan shot handheld agak shaky dan frontal pakai rig bersentuhan modern, film ini sungguh berhasil membangun suasana klasik beraksen modern yang sangat unik dibanding misteri horor lain.
Rasanya ingin melihat Kenneth Branagh mengadaptasi kisah-kisah misteri Edgar Allan Poe atau film-film segenre yang memakai style yang sama.
Style penyutradaraan inilah barangkali satu-satunya pengangkat cerita whodunnit terlalu klasik ini. Fans misteri walau awam pada novelnya, mungkin sudah bisa menebak siapa pelakunya sebelum klimaks. Bisa jadi, inilah batas yang filmmaker adaptasi bisa lakukan; inovasi di penyajian namun tak bisa kisahnya. Semoga saja selepas film ini banyak film misteri dengan cerita yang lebih kreatif nan inovatif baik kasus dan bobotnya.
A HAUNTING IN VENICE (2023) boleh jadi adalah yang terbaik di antara gubahan Poirotnya Kenneth Branagh. Di satu sisi agak sedih bila style horornya ini mungkin tak akan digunakan lagi di filmnya yang lain tapi di sisi lain, penasaran style seperti apa yang akan dibawa beliau untuk mengadaptasi buku-buku yang lain. Semoga lebih inovatif, kreatif dan memorable lagi.
-
News1 week ago
Kini Giliran Pizza Hut Indonesia Yang Melakukan Kolaborasi Dengan Game Genshin Impact
-
Berita Anime & Manga2 weeks ago
Light novel Higehiro Another Side Story: Airi Gotou Berakhir Dengan Bahagia Namun Tidak Bagi Penggemar Ogiwara Sayu
-
News4 weeks ago
UNIQLO Rayakan Peluncuran Koleksi Kolaborasi dengan Studio Ghibli di Asia Tenggara dengan Menggelar Acara Film Festival di Singapura
-
TV & Movies4 weeks ago
TALK TO ME, metafora adiksi dengan horor yang sungguh ngeri nan efektif
-
TV & Movies3 weeks ago
Review Live Action One Piece: Lebih Mengambil Referensi Manga Dibandingkan Anime
-
Smartphone3 weeks ago
Xiaomi Umumkan Kehadiran Redmi Pad SE, Tablet Entry-Level untuk Momen SEru SEkeluarga
-
Music3 weeks ago
AmPm, CARTOON dan YELLOCK bekerja sama dengan penyanyi diva Indonesia Icazahra di lagu musim panas baru ‘Summer Drive feat. Icazahra’
-
Smartphone4 weeks ago
Inovasi Kamera Smartphone Xiaomi, Dari 108MP Hingga Kemitraan Strategis dengan Leica